titikomapost.com, GRESIK – Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) kelas II Gresik bersama sepuluh perusahaan penyedia layanan sandar kapal asing menggelar Join Exercise Internasional Ship and Port Security (ISPS) Code serempak di masing-masing fasilitas pelabuhan, Rabu (8/12/2021).
Kegitan yang mengusung tema “ANTISIPASI TERHADAP GANGGUAN KEAMANAN DARI INTERNAL UNTUK MENDUKUNG KELANCARAN OPERASIONAL PELABUHAN DI WILAYAH PELABUHAN GRESIK TAHUN 2021” dilaksanakan bersama Forum Komunikasi Port Facility Security Officer (FORKOM-PFSO) Pelabuhan Gresik dengan konsultan pendamping RSO-Kaneta Efka Jaya.
Kegiatan Exercise ISPS Code dilingkungan pelabuhan, merupakan salah satu bentuk latihan dalam penanganan ancaman gangguan keamanan secara internal yang harus dilakukan oleh Fasilitas Pelabuhan sebagai langkah antisipasi agar seluruh personil khususnya personil dibidang pengamanan yang terlibat dalam penanganan gangguan keamanan difasilitas pelabuhan memiliki ketrampilan dalam menangani setiap gangguan keamanan yang terjadi berdasarkan aturan dalam ISPS Code.
Kepala KSOP Kelas II Gresik Capt. Dwiyanto, SH. M.H. MMar mengatakan, kegiatan tersebut merupakan agenda tahunan yang harus dilaksanakan oleh masing-masing operator terminal yang sudah complay bertaraf internnasional. Secara rutin maksimal per 18 bulan sekali harus melaksanakan simulasi ISPS Code seperti yang tercantum pada Chapter XI-2 SOLAS 74.
“Kegiatan ini wajib dilakukan oleh fasilitas pelabuhan, jika tidak memenuhi ketentuan ISPS Code akan berdampak pelabuhan Indonesia tidak akan dimasuki kapal asing,” tuturnya dalam penutupan Kegiatan Joint Exercise ISPS Code pelabuhan Gresik di ruang serbaguna KSOP Kelas II Gresik, Rabu (8/12/2021).
Dwiyanto menyebut, salah satu ancaman yang harus diwaspadai adalah munculnya ancaman yang timbul dan dilakukan oleh perusuh dari Internal Perusahaan atau Internal Fasilitas Pelabuhan. Sehingga sebagai petugas yang ditunjuk sebagai personil dengan tugas dibidang pengamanan harus selalu waspada terhadap terjadinya segala kemungkinan ancaman.
“Joint exercise dilakukan dalam bentuk kombinasi table top dan skala penuh (basah ). Masing masing fasilitas pelabuhan memilih sub tema dan bentuk ancaman sesuai dengan target ketrampilan personil yang ingin dikembangkan di masing masing fasilitas pelabuhan,” ujar Dwiyanto.
Untuk itu, wajib bagi penyelenggara pelabuhan yang sudah complay secara berkala melaksanakan ketentuan ISPS Code yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing terminal.
“Tentu wajib bagi fasilitas pelabuhan melaksanakan kegiatan semacam itu dalam kurun waktu 18 bulan sekali sebagai agenda rutin,” imbuh Dwiyanto
Diharapkan seluruh personil yang terlibat dalam kegiatan ini dapat melakukan latihan dengan sungguh sungguh agar memperoleh hasil yang maksimal. Semua kegiatan hanya akan bisa berjalan dengan baik apabila situasi dan kondisi dalam keadaan aman. Oleh karena itu keamanan adalah salah satu modal utama yang harus kita upayakan bersama.
“Alhamdulillah di wilayah gresik ini kompak serta guyup sehingga latihan ini bisa digelar bersama. Sejauh ini hasil maksimal dan cenderung aman,” nilai Dwiyanto.
Sedang, 10 Fasilitas Pelabuhan yang melaksanakan kegiatan Joint Exercise meliputi :
- PT. Pelindo ( Persero),
- PT. Wilmar Nabati Indonesia,
- PT. Smelting,
- PT. Pertamina PAG,
- PT. Berlian Manyar Sejahtera (BMS),
- PT. Deltha Artha Bahari Nusantara (DABN),
- PT. Siam Maspion Terminal,
- PT. Pembangkitan Jawa Bali UP Gresik ,
- PT. Petro kimia, dan
- PT. Karya Indah Alam Sejahtera Gresik (KIAS)
Ditempat yang sama, wakil dari PT Siam Maspion Terminal (SMT) Ubaidillah mengatakan, sebagai terminal yang sudah comply pihaknya secara rutin melaksanakan ketentuan ISPS Code itu sesuai aturan, sebelum pelaksanaan exercise kita rutin lakukan drill yang di gelar 4 kali setahun sebagai agenda kegiatan wajib.
“Secara internal kita sudah melaksanakan drill 4 kali dalam setahun sebelum melangsungkan joint exercise kali ini,” akunya.
Menurut Ubaid, pemenuhan kegiatan itu dilaksanakan sebagai pemenuhan persyaratan masa berlaku complay sertifikat selama 5 tahunan.
“Dengan tema macam-macam seperti pencurian, narkoba, kebakaran, dan lain sebagainya yang harus dilaksanakan sebagai syarat saat verifikkasi,” pungkasnya.
Disela acara penutupan, kepala KSOP Gresik Dwiyanto juga melakukan pengukuhan ketua dan pengurus baru baru Forum Komunikasi Port Facility Security Officer (FORKOM-PFSO) Pelabuhan Gresik yang diketuai Sudarsono dari PSFO PT SMT. (RG)