titikomapost, SURABAYA – Sejumlah pedagang memasang bendera putih depan tokonya di sepanjang jalan Sasak kawasan Ampel Surabaya sebagai tanda menyerah dengan keadaan seperti yang terlihat dalam video yang beredar di media sosial. Pasalnya, kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat dirasa memberatkan yang membuat nafas perdagangan terengah-engah bahkan hingga memutus nadi ekonomi pedagang.
Apalagi perpanjangan pemberlakuan PPKM siap dilakukan oleh pemerintah, dimana sebelumnya Presiden Jokowi telah mengumumkan perpanjangannya hingga 25 Juli 2021 dan akan melakukan pembukaan secara bertahap mulai 26 Juli 2021 memperpanjang keterpurukan yang dirasakan pedang seperti ekspresi yang disampaikan dalam video pendek tersebut.
“Kami warga dari masyarakat ampel mengatakan “kami sudah menyerah” dengan ini kami mengangkat bendera putih,” kata laki-laki berambut plontos dalam video sambil memegang bendera putih yang terpasang di salah satu tiang sepanjang jalan Sasak, Ampel Surabaya.
Pemasangan bendera putih ini sebagai bentuk kekecewaan dengan keadaan yang menuntut pemerintah menjawab tentang kekebalan anti virus inflasi. Dia mengatakan, para pedagang tidak akan bisa bertahan kalau simpanan masyarakat terus tergerus akibat inflasi, dan pemerintah melaksanakan PPKM demi kebijakan yang mengutamakan “publik helt” sedang “financial helt” masyarakat tidak pernah diperhatikan, dimana inflasi terus menghantui pedagang.
“Mau sampai kapan, kami sudah mengangkat bendera putih menandakan kami menyerah dengan keadaan yang terjadi di negeri kita,” ungkap dua orang yang suaranya saling bersautan
Alasan pemasangan bendera putih itu, para pedagang kawasan Ampel Surabaya ingin menyampaikan pesan bahwa mereka sudah menyerah dengan kondisi perekonomian yang kian hari semakin memburuk. Mereka mengaku mulai menguras keuangan yang ada pada tabungan masing-masing, untuk itu tuntutan terhadap pemerintah sudah dilayangkan, bahkan dari pengakuannya sudah ada di meja sekneg (sekretaris negara) yang siap disampaikan kepada pemerintah.
“Kami menuntut kekebalan virus yang paling kejam saat ini, virus inflasi. Kami tidak akan dapat bertahan kalau simpanan masyarakat terus tergerus,” pungkasnya.
Untuk diketahui, sebagian besar masyarakat Ampel mengandalkan perdagangan di malam hari, hal itu terkait erat aktivitas peziarah di kawasan makam Sunan Ampel. Namun, jam operasi yang dibatasi maksimal hingga pukul 20.00 WIB selama PPKM Darurat semakin membuat mereka tertekan. (rud/red)[highlight][/highlight]