Pahamkan Keselamatan Alur Pelayaran Syahbandar Tanjung Perak Ajak Ngobrol Nelayan Gresik

125
Kepala Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, Capt. Sudiono di dampingi Kabid Kesbel, Capt Muftakhul Hufa saat memberikan serrifikat SKK 30 mil kepada nelayan Gresik di terminal penumpang pelabuhan Gredik, Jum'at (28/5/2021).

titikomapost.com, GRESIK – Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak bersama Pelindo III, Polair Polda Jatim serta dinas terkait lakukan sosialisasi keamanan alur pelayaran sepanjang APBS dari kegiatan nelayan guna menjaga keselamatan berlayar bagi kapal-kapal yang melintas.

Kegiatan yang dihadiri Syahbaandar Tanjung Perak, Capt. Sudiono, AKBP. Yanuar Herlambang Kasubdit Patroli Polair Polda Jatim, Kepala KSOP Kelas II Gresik, Capt. Dwiyanto, Dirut PT APBS, Firmaniansyah, SM Pelayanan Kapal PT Pelindo III, Wahyu Yohanes, Kepala Dinas Perikanan Gresik, Choirul Anam, Wakil dari BMKG, dan jajaran struktural bidang Keselamatan Berlayar Syahbandar Tanjung Perak dikemas santai bertatap muka dengan para perwakilan kelompok nelayan yang ada di Gresik itu diselenggarakan di terminal penumpang pelabuhan Gresik, Jum’at (28/5/2021).

Kepala Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, Capt. Sudiono dalam sambutanya yang sekaligus membuka acara sosialisasi mengajak para nelayan untuk bersama bisa menjaga keamanan alur pelayaran yang ada khususnya di alur pelayaran barat surabaya (APBS).

“Di alur itu harus stiril, artinya tidak ada kegiatan apapun selain untuk kapal keluar masuk. Tapi kami masih melihat banyak kapal nelayan mencari ikan di sekitar alur itu padahal yang sebenarnya tidak diijinkan beraktivitas karena membahayakan kapal yang melintas,” katanya mengingatkan para perwakilan nelayan yang hadir dalam sosialisasi tersebut.

AKBP. Yanuar Herlambang Kasubdit Patroli Polair Polda Jatim saat memberikan sambutan pada acara sosialisasi keselamatan pelayaran akur APBS.

Menurut Sudiono, pelabuhan Tanjung Perak adalah pelabuhan terbesar kedua di Indonesia, dimana alur pelayarannya yang mempunyai panjang 39 mil, dan padat sekali aktivitas kapal keluar masuk hingga 40 kapal per hari. Sehingga keberadaan alur pelayaran itu harus bersih dari kegiatan lain khususnya aktivitas nelayan.

Baca Juga  Deviasikan Dua Kapal DLU Evakuasi Ribuan Peserta IFG Marathon Labuan Bajo

“Untuk itu, bapak-bapak (nelayan.red) agar lebih berhati-hati lagi. Utamanya adalah di alur pelayaran tersebut. Usahakan kapal dilengkapi dengan lampu penerangan agar bisa terlihat kapal yang melintas,” pesannya.

Sudiono juga menambahkan, dengan menerima sertifikat SKK 30 mil ini, dirinya berharap para nelayan bisa lebih mengetahui aturan-aturan melaut yang benar sehingga tidak ada alasan untuk tidak mengutamakan keselamat berlayar.

“Apalagi dengan menerima bekal dari sosialisasi ini diharapkan nelayan lebih memahami,” tandasnya.

Sedang, AKBP. Yanuar Herlambang Kasubdit Patroli Polair Polda Jatim yang mendapat kesempatan kedua untuk memberi sambutan berjanji kepada para perwakilan nelayan untuk menghidupkan kembali cangkrukan dengan nelayan untuk membangun komunikasi agar persoalan yang dihadapi nelayan di lautan juga bisa mendapat arahan sehingga aturan melaut tetap bisa dijalankan dengan baik.

“Saya lebih senang langsung kumpul dengam nelayan dengan cangkruk. Nanti kita hidupkan lagi,” serunya.

Herlambang juga mengingatkan kepada para nelayan yang telah dibekali tanda kecakapan melaut dari syahbandar. Untuk itu, dirinya minta nekayan benar-benar memahami apa yang telah di dapat melalui SKK 30 mil tersebut.

“Dengan pemberian SKK 30 mil ini tidaklah mudah, nelayan harus paham tatacara melaut. Seperti juga saat kita berlalulintas di jalan raya itu kita harus paham terhadap rambu-rambu yang ada,” tuturnya mengingatkan para nelayan.

Baca Juga  Pelni Pastikan Armadanya Lewati Uji Petik Fit Layani Nataru

Untuk menegakkan lalulintas di laut, Herlambang menegaskan, Polair Polda Jawa Timur (Jatim) telah mengerahkan armada kapal patrolinya sebanyak 11 unit yang rutin lakukan patroli di alur pelayaran barat surabaya (APBS) dan alur pelayaran timur surabaya (APTS) guna menjaga keamanan perairan yang ada.

“Kami bagi 5 kapal di APBS dan 6 kapal di APTS yang rutin lakukan patroli,” paparnya.

Dikesempatan yang sama, PT Pelindo III Regional Jawa Timur yang diwakili divisi pelayanan kapal juga memberi paparan terkait sulitnya berlalulintas di alur pelayaran APBS khususnya bagi kapal-kapal asing yang sangat membutuhkan kondisi alur yang aman sebagai jaminan untuk keluar masuk kapal ke dan dari Tanjung Perak.

“Pengalaman kami memandu itu tak sedikit kapal asing nakhodanya sampai loncat-loncat takut lihat kapal nelayan yang berdekatan dengan alur pelayaran. Bahkan sampai berkeringat “sak jagung-jagung” (sebesar jagung. Jawa),” terang DM Pelayanan Kapal Pelindo III Regional Jatim, Tri Priyono.

Tri berharap, teman-teman nelayan juga bisa memahami kekhawatiran kapal-kapal asing yang melintas karena itu akan berpengaruh keoada kepercayaan Internasional.

“Saya juga anaknya nelayan jadi paham betul apa yang dirasa nelayan ” imbuhnya.

Begitu juga dari pihak BMKG, mencoba memaparkan bernelayan yang baik dan cerdas untuk berburu ikan di tempat yang benar dan aman serta menjaga keselamatan saat melaut dari cuaca yang ada.

Baca Juga  Kementerian BUMN: Dividen BUMN 2024 Capai 85,5 T, Tahun Depan Yakin Tembus 90 T

“Bapak-bapak nelayan agar sebelum melaut tahu update cuaca biar selamat dengan mencari tahu dari kami (BMKG) melalui aplikasi yang ada,” kata narasunber dari BMKG.

Dan juga, lanjut wakil BMKG, agar tahu spot-spot tempat untuk mencari ikan sesuai musim dan cuacanya sehingga tidak harus mendekat di perairan yang dilarang, seperti alur pelayaran.

“Tidak harus di aluru untuk menangkap ikan tapi daerah-daerah yang ada sekitarnya juga potensi,” ingatnya.

Sementara itu, para nelayan yang hadir dengan diwakili tiga penanya saat sesi tanya jawab mengatakan bahwa justru tangkapan yang bisa diharapkan itu berada di alur pelayaran sehingga mereka mengambil resiko melakukan oenebaran jaring tangkapan di alur.

“Kami pasang jaring setelahnya kita tinggal barang 6 jam lalu kita angkat kembali dengan posisi yang dalam. Jadi bila sempat jari kena kapal yang lewat, kami ikhlas meski rusak tidak kinta ganti,” ujar Toyani dari salah satu penanya.

Meski belum tuntas dalam sosialisasi itu, diakhir acara sebelum menyerahkan sertifikat SKK 30 mil, syahbandar menyampaikan akan melangsungkan acara serupa agar persoalan nelayan yang terkait dengan keselamatan pelayaran dapat utamakan.

“Mudah-mudahan apa yang kita laksanakan pada pagi ini membawa hasil membawa berkah bagi kita semua,” pungkas Sudiono. (RG)

 

 

 

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE