SURABAYA – Diduga akibat tersenggol kapal kontainer berbendera korea MV KMTC Jebel Ali, KLM Bahtera Salbach tenggelam melintang antara Bouy 5 dan Bouy 7 alur pelayaran APBS pada titik koordinat 06*52’07462” S – 112*44’47,02152” E, Selasa 15 Desember 2020 dini hari
Atas kejadian itu tidak ada korban jiwa, dan seluruh kru yang berjumlah 8 orang dapat diselamatkan dievakuasi menggunakan kapal P. 371 milik Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Tanjung Perak yang selanjutnya dibawa ke Surabaya yang selanjutnya dilakukan pemeriksaan oleh Syahbandar.
Kepala Pangkalan PLP Kelas II Tanjung Perak, Mulyadi, SH. MH saat dikonfirmasi membenarkan atas tenggelamnya KLM Bahtera Salbach, yang mana informasi awal diterima dari kepala Syahbandar Tanjung Perak bahwa disekitar Bouy 5 dan Bouy 7 Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) ada kejadian laka laut antara kapal kontainer berbendera Korea MV KMTC Jebel Ali yang diduga menyenggol KLM Bahtera Salbach yang mengakibatkan tenggelam. Untuk itu, setelah ada petunjuk dari pusat kita luncurkan kapal patroli P. 371 yang membawa juga petugas Quick Response Team Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak untuk bergerak menuju tempat kejadian guna melakukan pertolongan dan evakuasi korban.
“Pangkalan support dengan menggerakan P 371 untuk cek tkp searching kerangka kapal KLM dan Lakukan evakuasi krunya,” terang Mulyadi saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (16/12/2020).
Mulyadi menambahkan, setelah dilakukan langkah sesuai tupoksi kami dengan memastikan bahwa kapal diketahui posisinya, dan dilakukan penyelamatan atas para awak kapalnya dari KLM Bahtera Salbach, untuk selanjutnya sudah menjadi kewenangan pihak kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak yang menanganinya. Namun begitu, pihaknya telah menyampaikan juga kepada pihak agen kapal untuk sesegera mungkin memberikan penandaan terhadap bangkai kapal yang tenggelam mengingat dapat mengganggu alur pelayaran dan berpotensi timbulnya bahaya lain.
“Segera agen kami perintahkan agar diambil langkah-langkah pengamanan baik dengan perambuan maupun pemindahan kerangka kapal yang dalam kondisi terapung,” katanya.
Mulyadi menegaskan, pengambilan langkah-langkah pengamanan itu agar kerangka kapal tidak menjadi potensi laka baru bagi kapal yang melintas di alur pelayaran APBS.
“Apalagi dalam saat ini musim tidak menentu, kerangka KLM yang terapung-apung hanyut akan dapat menggagu lalu lintas kapal di alur,” imbuhnya.
Terpisah, capt. M. Hasan Basri, SH, M.Mar saat ditemui titikomapost.com membeberkan kronologis singkat kejadian laka laut antara kapal MV KMTC Jebel Ali dengan KLM Bahtera Salbach, dimana menurut keterangan yang diperoleh dari kru kapal asing tersebut terjadinya setelah kapal mendahului KLM yang diduga anjungan pinisi tersebut tersenggol buritan yang mengakibatkan tenggelam.
“Kejadian kecelakaan itu sekitar jam 03.00 dini hari. Saat itu kapal asing itu memberi abah-abah suling untuk mendahului dari bahu kanan, akan tetapi masih ada jejak air namanya sehingga mengakibatkan kapal KLM terhempas,” jelasnya sambil mengambarkan alur kejadian laka tersebut.
Saat ini, lanjut Hasan, tetap mengacu kepada protokol kesehatan, sebelum kru kapal MV KMTC Jabel Ali diperiksa terlebih dahulu dibawa ke RS PHC untuk dilakukan rapid test kemarin sore setelah turun kapal dan selanjutnya mereka memenuhi panggilan Syahbandar untuk dimintai keterangan atas kejadian laka laut tersebut.
“Hari ini dalam taraf pemeriksaan untuk BAP untuk mendapat keterangan awal. jika dalam pemeriksaan tidak ada masalah tentu kapal segera akan diberangkatkan. Hal itu dengan pertimbangan takutnya ada klaim yang diajukan pemilik KLM, sebelum itu semua terjadi, kita juga akan memanggil pihak juragan dan pemilik pinisi tersebut,” ujar Hasan.
“Pada prinsipnya kapal asing ini tidak ada masalah. Makanya penanguhan pelayarannya ini untuk jaminan persoalan ini bila tidak ada masalah selanjutnya akan berangkatkan,” tandas Hasan.
Menurut Hasan, awal dari 8 kru KLM Bahtera Salbach 6 orang dapat dievakuasi namun yang 2 orang belum diketemukan. Setelah dilakukan penelusuran ternyata 2 orang kru tersebut ada di radio pantai Karang Jamuang lalu kita jemput untuk dibawa ke RS PHC Surabaya.
“ Yang 6 orang kru duluan sudah mendapat penanganan medis di PHC sedang yang 2 orang menyusul. Alhamdulillah dari kejadian itu tidak ada korban jiwa,” pungkasnya.
Sementara data kapal sebagai berikut; Kapal MV KMTC Jebel Ali GT 40898 LOA 248,40 meter bendera Korea keagenan PT Samudera Agencies Indonesia yang dinakhodai Lee Kanghun dengan dibantu 17 orang kru sendiri bertolak dari pelabuhan Terminal Teluk Lamong berlayar ke Tanjung Priok dan selanjutnya menuju Hongkong bermuatan 1798 box kontainer sedang KLM Bahtera Salbach GT 333 yang bermuatan pupuk milik PT Bahtera Setia. (RG)