SURABAYA – Pasca tenggelamnya kapal cargo MV Mentari Crystal saat sandar di dermaga domestik Terminal Teluk Lamong (TTL) Surabaya, menyisahkan pekerjaan besar bagi semua instansi terkait khususnya insan Perhubungan Laut (Hubla) untuk bisa menjaga alur pelayaran barat Surabaya (APBS) dari terhamburnya kontainer muatan kapal tersebut maupun sekitar lokasi kejadian aman dari pencemaran yang mungkin akan ditimbulkan.
Kepala Kantor Kesyahbandaran Kelas Utama Tanjung Perak, capt. Sudiono menyampaikan, fokus pihaknya saat ini adalah memastikan keamanan pelayaran tetap terjaga dan kelancaran arus logistik, terkait penyebab kejadian pihaknya bersama KNKT akan menerjunkan tim untuk mengumpulkan data dan informasi penyebab kejadian tersebut.
“Fokus kita saat ini adalah bagaimana agar pelayaran di Pelabuhan Tanjung Perak tetap lancar dan tidak terganggu, selain itu kami juga memastikan tidak terjadi pencemaran lingkungan akibat insiden tersebut salah satu langkah yang dilakukan adalah memasang Oil Boom di lokasi kejadian,” terangnya.
Senada, Kepala Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai PLP) kelas II Tanjung Perak , Mulyadi mengatakan, atas kejadian tenggelamnya kapal MV Mentari Crystal kami lakukan pemantauan langsung di lokasi kejadian dengan menyiagakan anggota untuk mengadakan tindakan pencegahan kalau-kalau muncul tumpahan minyak yang akan mencemari perairan Tanjung Perak meski oil Boom telah dipasang sebagai pengaman.
“Kami seharian telah stand by di dermaga melakukan pemantauan, dan untuk sementara hingga kini masih aman belum terjadi tumpahan minyak disekitar lokasi tenggelamnya kapal tersebut,” ujar Mulyadi saat ditemui disela jumpa pers yang diadakan pihak Terminal Teluk Lamong, Senin (16/11/2020).
Bahkan, lanjut Mulyadi pihaknya juga menyiagakan anggotanya untuk mengamankan alur pelayaran APBS (Alur Pelayaran Barat Surabaya) dari penyebaran kontainer muatan kapal MV Mentari Crystal yang sempat keluar dari kolam terminal TTL hanya ke tengah alur.
“Dilapangan juga sudah ada upaya penyelamatan kontainer muatan yang sempat hanyut ke tengah alur dengan diseret menggunakan kapal Tug Boat,” katanya.
Sementara itu, beberapa sumber yang berhasil dihubungi titikomapost.com menyebutkan, mungkin saat ini kondisi masih aman tapi perlu diwaspadahi satu dua hari kedepan karena tenggelamnya kapal belum membuat tangki bahan bakar minyak (BBM) tertekan.
“Biasanya kalau air sudah memadati ruang bawah kapal dan menekan tangki BBM itu akan membuat tumpahan minyak. Itu yang harus diwaspadahi,” jelasnya.
“Langkah pihak Tanjung Perak menggelar pengaman tumpahan minyak berupa Oil Boom itu langkah tepat sebagai upaya melokalisir kalau terjadi tumpahan,” imbuhnya.
Seperti diketahui, kapal MV Mentari Crystal milik pelayaran PT Mentari Multy Moda (3M) tenggelam setelah lakukan pemuatan di dermaga domestik terminal TTL Surabaya dengan 137 kontainer yang akan dibawa ke Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu (15/11/20200) pukul 22.00 WIB yang diawali kemiringan dalam posisi masih sandar hingga karam akibat tak mampu menopang muatan yang berat dibagian atas karena tidak ada keseimbangan antara balas kapal dengan muatanya sehingga sebagian kontainer muatanya terhambur ke alur pelayaran, dan juga masih terkubur bersama bangkai kapal di dasar laut. (RG)