SURABAYA – Sebagai bentuk kecintaan kepada Rasululloh, PT Pelindo Marine Service (PMS) tetap menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW meski secara virtual karena masih dalam masa pandemi covid-19 yang tak mengurangi kekhidmatan para pegawai mengikutinya.
Dengan menghadirkan pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Bogor
Sebagai narasumber, Dr. KHM. Luqman Hakim membawakan tausyiah dengan tema “Rasulullah Sebagai Idol Character”.
Plt. Direktur Utama Pelindo Marines, Kartiko Adi, dalam sambutannya mengingatkan para mariners sebutan insan PMS bahwa nilai-nilai keteladanan dari Nabi Muhammad SAW. juga menaungi atau sejalan dengan pengamalan nilai AKHLAK yang menjadi budaya kerja BUMN Indonesia.
“Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif, tentunya mudah kita temukan dalam makna dari berbagai kisah perjalanan hidup Nabi Muhammad dalam memperjuangkan ajaran Islam serta kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang madani dan maslahat. Demi membawa kebaikan bagi semua orang. Seperti makna hadirnya ajaran Islam sebagai rahmat bagi semesta alam,” tuturnya, Selasa (3/11/2020).
Dalaam tausiahnya, Kyai Luqman mengingatkan, bahwa Rasululloh adalah hadiah dari Alloh untuk umat akhir zaman yang sangat dicintai-Nya. Bahkan Alloh menyebut, bahwa Nabi Muhammad SAW itu adalah rahmat Alloh yang diberikan untuk seluruh umat di alam semesta ini. Keteladanan Rasululloh dengan selalu mengingat umatnya tatkala dalam pernyataan kepada Alloh guna keselamatannya di dunia dan di akhirat kelak bahkan selamat dihadapan alloh.
“Makanya Rasululloh menjadi tauladan bagi umatnya. Ini yang dinamakan manusia besar, pemimpin besar yang senantiasa memikirkan orang lain dibanding dirinya sendiri,” katanya.
Dalam keseharian kita saat memohon ampun kepada Alloh dengan beristqihfar, Rasululloh mengajakarkan kita untuk meminta ampunan tidak hanya untuk dirisendiri, melainkan untuk semua orang yang masih hidup maupun yang sudah meninggal seperti yang tertuang “ Astaghfirullâhal ‘azhiim lî waliwalidayya wali ashâbil huqûqil wâjibâti ‘ alayya, walijamî’il muslimîna walmuslimâti Wal mu’minîna walmu’minati al ahya-i minhum wal amwat.
“Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung untuk diriku, kedua orang tuaku, orang-orang yang punya hak atas diriku, semua orang islam laki-laki maupun perempuan, semua orang mukmin laki-laki atau perempuan, yang masih hidup maupun yang sudah mati”.
Itu menunjukkan bukti tauladan kebesaran Nabi Muhammad yang tidak egois dengan memikirkan orang lain juga.
“Sebenarnya, yang bisa dipetik dari itu tentu gara-gara permohonan kita nantinya semua ampunan Alloh akan kembali kepada diri masing-masing orang yang memohonkan ampunan untuk orang lain,” ingat Kyai Luqman.
Meski ada juga istiqhfar yang sifatnya pribadi, tapi tuntunan istiqhfar yang diutarakan diatas merupakan ampunan sosial salah satu yang ditauladankan Rasululloh. Apalagi besok di hari kiamat, Nabi Muhammad itu masih tetap memikirkan umatnya hingga minta kepada Alloh agar umatnya meski sekalipun hanya bersahadat untuk dikeluarkan dari nerakanya Alloh.
“Kita ini mau meneladani segi apa saja ada pada Rasululloh maka itu yang disebut Idol yang sesungguhnya karena dalam karakter Beliau full paripurna. Yang disebut paripurna dalam bahasa anak millenial yaitu pribadi yang aku cari selama ini, gue banget gitu lho,” terang Kyai Luqman. (RG/masrud)