SURABAYA – Distrik Navigasi Kelas I Surabaya meresmikan aplikasi cara pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berbasis online dan Web guna mempermudah layanan sekaligus meningkatkan penerimaan ke depan yang di launching langsung oleh Dirjen Perhubungan Laut, R Agus H Purnomo secara virtual yang juga dihadiri Syahbandar Tanjung Perak, Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak, KSOP dan UPP se-Jawa Timur di Hotel Mercure Surabaya, Rabu (11/8/2020).
Dirjen Agus dalam teleconference mengatakan, kita harus bersyukur dengan Disnav Surabaya berhasil melaunching pembayaran PNBP berbasis melalui onnline web dan android. Jadi ini akan membantu serta mengurangi kontak vace to vace. Sehingga, dalam situasi pandemi Covid 19 ini dapat mengurangi dan memutus penyebaran corona.
“Nanti kedepan dijaga menegenai penerapan pembayaran PNBP yang bebasis aplikasi web dan android ini jika tidak bermasalah di Distrik Navigasi Kelas I Surabaya, sehingga dapat di terapkan pada pelabuhan lain”, pesan Agus kepada Kepala Distrik Navigasi Kelas I Surabaya Gunung Hutapea.
Sedang, dalam menunjang berjalannya aplikasi tersebut, Gunung mengaku juga sudah meminta pada Dirjen terkait akses sistem informasi PNBP online (Simponi) Kementerian Keuangan agar bisa terkoneksi sehingga program yang digagas Distrik Navigasi Surabaya ini bisa optimal.
“Langkah ini merupakan pilot project dari Disnav diantara Distrik Navigasi yang ada seluruh Indonesia. Inisiasinya kita, dan nanti seluruh navigasi sama memberlakukannya,” jelas Gunung.
Setelah diresmikan, lanjut Gunung, selama tiga bulan kedepan akan dilakukan evaluasi layanan VTS. Dimana sudah tidak ada lagi tatap muka untuk lakukan pembayaran tapi dilakukan secara online sehingga mempermudah pihak Syahbandar melihat perusahaan pelayaran sudah bayar PNBP dari sistem untuk dasar pemberian persetujuan berlayar.
“Tiga bulan ini stop tidak ada pembayaran manual tapi harus lewat online. Cukup lewat android semuanya bisa dilakukan,” tandasnya.
Disamping itu, Gunung menambahkan, layanan PNBP online ini juga lebih akurat baik nilai hitungan tarifnya maupun krus dolar untuk kapal asing karena sudah sistematis. Sehingga potensi pendapatan PNBP yang dihasilkan Disnav Surabaya sekitar 33 – 35 miliar per tahun dapat berjalan dengan baik.
“Tetapi pendapatan itu tergantung dari kunjungan kapal yang masuk di pelabuhan,” ingatnya.
Sementara, salah satu pihak yang hadir dalam acara launching itu, Kepala Kantor UPP Kelas III Sapeken, Taufikurrahman mengatakan, dengan adanya sistem pembayaran PNBP online layanan avatS yang dilaunching navigasi pada hari ini sangat membantu pihak syahbandar guna mengetahui setiap pelayaran itu sudah memenuhi kewajibannya terhadap PNBP, tapi disisi lain, bagi kami sedikit ada kendala karena jaringan celuler yang ada tak jarang sinyalnya lemah.
“Jaringan di Masalembo hanya telkomsel 2G, sering putus masuk aplikasi,” akunya.
Taufikurrahman mengingatkan, bagaimana dengan persoalan yang dihadapi daerah kepulauan yang sinyal sulit sehingga akses internet sering terkendala, apakah masih ada solusi..?
“Dengan kondisi yang sedemikian itu bisa saja cara manual tapi kalau benar-benar trouble tapi kalau masih bisa mencari sinyal ya harus onlune,” pungkas Gunung. (RG)