TANAH BUMBU – KSOP Kelas III KBBL lakukan assesment terhadap para Pandu yang ada di wilayah kerja Kotabaru dan Batulicin guna meningkatkan kinerja sebagai bentuk tanggung jawab terhadap keselamatan pelayaran yang diselenggarakan satu tahun dua kali.
“Kami laksanakan secara berkala setiap enam bulan sekali guna meningkatkan performa pandu dalam bekerja,” kata Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuham (KSOP) Kelas III Kotabaru-Batulicin (KBBL), Capt. M. Hermawan S.Sit. MM. M.Mar disela pelaksanaan di Hotel Ebony Batulicin, Tanah Bumbu Kalimantan Selatan, Selasa (23/6/2020).
Pelaksanaan assesment itu sendiri, lanjut Hermawan, dilaksanakan selama dua hari mulai dari kemarin yang diikuti 18 orang Pandu dari tiga perusahaan badan usaha pelabuhan (BUP) dan terminal untuk kepetingan sendiri (TUKS), yaitu PT Pelindo III (Persero), PT Arutmin Indonesia, PT Peteka Karya Samudera.
“Assesment kami bagi dua kelompok agar pelayanan pemanduan tetap berjalan,” jelasnya.
Menurut Hermawan, dilakukannya assesment ini merupakan bentuk tanggung jawab kami sebagai pengawas pemanduan di perairan Kotabaru dan Batulicin untuk mengingatkan sejauhmana pelaksanaan pemanduan dapat berjalan baik lebih mendekatkan bahasa komunikasi antara pengawas dengan para pandu itu sendiri.
“Upaya ini mencegah agar pandu tidak keluar dari standar oprasional prosedur (SOP) yang telah kita sepakati bersama dan tidak hanya mementingkan kepentingan bisnis semata dengan mengenyampingkan tugas utamanya,” tutur mantan dosen Poltekpel Surabaya itu kepada titikomapost.com.
Disamping itu, Hermawan menegaskan, itu juga salah satu bentuk komunikasi serta koordinasi dengan para BUP yang di berikan pemerintah dalam mengelola pemanduan tersebut.
“Baik pandu dan fasilitas penunjang yang lainnya,” imbuh.
Bahkan, mantan Kepala KSOP Kelas III Lembar itu menyebut, melalui assesment ini kita berharap mendapat masukan dari para Pandu terkait perkembangan kondisi alur pelayaran yang terkait bouy yang ada ataupun hal-hal yang dapat mengganggu keselamatan pelayaran. Mereka dituntut memiliki pengetahuan yang luas atas alur pelayaran setempat dan menuntun kapal yang akan berlabuh melalui wilayah yang tidak dipahami atau beresiko terhadap keamanan dan keselamatan pelayaran sehingga tetap memelihara keahlian dan keterampilannya.
“Petugas pandu/tunda itu merupakan pusat interaksi antara laut dan pelabuhan,” pungkasnya. (RG)