Responsif Kebakaran Sungai Bali KSOP KBBL Dirikan Posko Peduli Sebuku

174
Spanduk posko bantuan peduli korban kebakaran Sungai Bali, Pukau Sebuku yang digagas KSOP Kelas III Kotabaru-Batulicin mulai dibuka.

AWALI PENGIRIMAN BANTUAN SEMBAKO DAN KEBUTUHAN BAYI

KOTABARU – Gerak responsif atas kebakaran yang terjadi di desa Sungai Bali Pulau Sebuku, Sabtu (23/11) malam, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Kotabaru-Batulicin (KBBL) dirikan posko bantuan Sebuku gugah kepedulian masyarakat Maritim

Kepala kantor KSOP Kelas III Kotabaru-Batulicin (KBBL) Capt. M. Hermawan mengatakan, atas kepedulian terhadap apa yang terjadi di desa Sungai Bali Sebuku sekitar 3 kilo meter dari wilker Sebuku, kami berinisiatif mengajak masyarakat maritim Kotabaru dan Batulicin untuk ikut andil dalam meringankan beban para korban memberikan bantuan yang dibutuhkan mereka saat ini. Itupun kita lakukan setelah mohon arahan dari bapak Dirjen Perhubungan Laut R. Agus H Purnomo.

“Untuk itu, kami membuka posko bantuan peduli Sebuku khususnya bagi masyarakat maritim dilingkungan KSOP KBBL yang dibuka mulai Senin (25/11) dan maksimal hingga tanggal 29 Novenber 2019 yang selanjutnya akan disalurkan,” katanya kepada wartawan, Ahad (24/11/2019).

Disamping itu, lanjut Hermawan, pihaknya juga sudah mengeluarakan surat kepada kepada seluruh unsur maritim sebagai informasi dan ajakan melakukan aksi sisial guna meringankan penderitaan sekitar 1000 orang jiwa korban kebakaran di desa Sungai Bali Pukau Sebuku, Kotabaru, Kalimantan Selatan.

“Pada hari ini pun kita juga sudah mulai melakukan pengadaan sembako yang terdiri dari beras, mie instan, keperluan bayi, susu, air mineral yang sudah kita lansir ke kapal Patroli, dan selanjutnya akan kita bawa ke posko penampungan korban,” terang Hermawan.

Berbagai sembako dan kebutuhan bayi serta susu diadakan KSOP Kotabaru-Batulicin siap dilakukan pengiriman ke desa Sungai Bali, Pulau Sebuku sebagai bantuan kemanusiaan yang sedang dilansir ke kapal Patroli, Ahad (24/11/2019) siang.

Hermawan menambahkan, gerak cepat merespon musibah itu dilakukan berdasarkan pengalaman yang pernah dilajukan tatkala berdinas sebagai KSOP Kelas III Lembar saat terjadi gempang di Lombok. Sehingga pengalaman itu, menurutnya harus cepat lakukan aksi memberi bantuan sesuai kemampuan yang ada sebagai upaya kemanusiaan.

“Awal kami merespon karena sekitar 18 orang warga korban kebakaran lari menyelamatkan diri di fasilitas pelabuhan Wilker Sebuku milik kami, maka kita langsung sampaikan ke pimpinan pusat dan mendapat perintah agar difasilitasi dan dibantu semaksimal mungkin,” imbuhnya.

Dari data yang diperoleh dari beberapa pihak, meski sempat lebih dari 5 jam api melalap perkampungan warga di RT 1, 3 dan 4 Desa Sungai Bali Kecamatan Pulau Sebuku Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan akhirnya kobaran api dapat dipadamkan petugas pemadam kebakaran bersama warga setempat.
Sedikitnya 400 unit rumah yang dihuni sekitar 1.800 orang ludes terbakar, sedang kobaran api yang mulai melalap rumah warga pada Sabtu malam sekitar pukul 21.30 Wita sangat cepat membesar karena bangunan rumah warga mayoritas berbahan material kayu, sehingga si jago merah dengan mudah merembet lebih cepat.

Sementara itu, Kepala Desa Ujung, Kecamatan Pulau Sebuku, Khusairin kepada wartawan mengatakan, bangunan pasar terpaksa dirobohkan dengan alat berat untuk menghentikan api merembet.

“Kobaran api mulai bisa dikuasai pada Minggu dini hari sekitar pukul 03.48 Wita,” jelasnya.

Dari perhitungan sementara, lanjut Khusairin, sedikitnya 400 unit rumah yang terbakar. Belum bisa dipastikan penyebab kebakaran. Namun, kerugian akibat musibah ini ditaksir mencapai puluhan miliyar rupiah.

Untuk sementara para korban rumah terbakar terpaksa mengungsi kerumah-rumah warga di desa tetangga. Sebagian warga juga memilih mengungsi ke tempat saudara dan kerabat di luar Kecamatan Pulau Sebuku untuk tinggal sementara.

Untuk diketahui, Bantuan personel dan peralatan pemadam kebakaran yang didatangkan dari Kabupaten Kotabaru di Kecamatan Pulau Laut setelah menempuh waktu 2 jam perjalanan laut menggunakan speedboad untuk membantu proses pemadaman lebih cepat. (RG)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE