GRESIK – Prediksi puncak lonjakan arus balik penumpang kapal laut pada lebaran Idul Fitri 1440 H tahun 2019 ini terjadi pada H+2 dan H+3 di pelabuhan Gresik ternyata dapat terurai pada hari Sabtu, (8/6). Pasalnya, tiga kapal yang beroperasi mampu memboyong 1000 lebih penumpang dari Bawean menuju Gresik.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Gresik, R. Totok Mukarto, SH. CN M.Si. CCBL mengatakan, arus balik pemudik lebaran Mukarto menjelaskan, puncak dari penumpang kapal laut khususnya dari Bawean pada hari, Sabtu (8/6) kemarin dengan mencatat sebanyak kurang lebih 1.000 orang pemudik arus balik yang memadati pelabuhan Gresik di angkutan laut Lebaran H+2. Sedang pada hari ini menurutnya, sudah mengalami penurunan
“Lonjakan ada tapi bisa teratasi dengan tiga kapal yang beroperasi, yaitu, Natuna Express, Expres Bahari 8 E bahkan kapal baru KM Blue Sea Jet 1 itu mampu lakukan pelayaran PP dalam sehari dengan kecepatan rata-rata 20-25 knot,” jelasnya.
Menurut Mukarto, lonjakan juga kita perkirakan hari ini tapi ternyata tidak signifikan karena pada hari kemarin, penumpang lancar balik dari Bawean turun di Gresik dengan layanan armada kapal yang ada.
“Dengan hadirnya kapal baru, KM Bule Sea Jet 1 sendiri yang mampu menampung 350 penumpang juga menambah kelancaran arus balik penudik,” katanya.
Bahkan, lanjut Mukarto, masyarakat menjadikan kapal yang baru ini idola, hal itu mungkin kapal itu disamping baru juga mempunyai fasilitas yang bagus dengan dilengkapi 2 poliklinik di ruang VIP dan Ekonomi serta perakatan medis yang memadahi.
“Bahkan ada ruangan khusus penumpang sakit dan jenasah yang selama ini tidak dimiliki kapal-kapal lainnya,” terangnya.
Sebenarnya, Mukarto menmabahkan, selama dirinya menjabat di KSOP Gresik sempat prihatin, karena setiap kali ada penumpang sakit dalam perjalanan pelayaran harus diletakkan di tempat yang kurang nyaman. Ditambah lagi kalau ada orang meninggal jenasah tidak bisa diangkut sehingga dipandangnya layak kapal Blue Sea Jet 1 hadir untuk menjawab persoalan tersebut.
“Bahkan, jenasah harus diangkat dengan menggunakan kapal kayu yang sewanya mencapai 10 sampai 15 juta. Bagi yang tidak mampu tentu mayat akan dikubur di Gresik tidak bisa dibawa ke Bawean,”
Mukarto melihat, dengan hadirnya kapal Blue Sea Jet 1 itu, tentu akan banyak membantu masyarakat Bawean yang beraktifitas maupun yang tinggal di Gresik. Meski sempat ada sikap keberatan dari operator kapal lainnya, namun kehadiran kapal tersebut akhirnya diijinkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Gresik dengan tenggang 3 tahun kedepan akan dilakukan evaluasi.
“Secara keseluruhan arus mudik dan balik pada tahun ini tergolong lancar tidak ada kendala apapun,” ungkapnya.
Menambahkan, Kasi Lala dan Usaha Kepelabuhanan KSOP Kelas II Gresik, Hotman Siagian, S.SIT. MM menambahkan, lonjakan pada hari ini tidak terlalu signifikan masih dibawah hari Sabtu (8/6) kemarin yang datang dari Bawean.
“Penumpang datang dari Bawean sebanyak 928 orang,” tuturnya.
Sedang, penumpang yang balik dari Gresik menuju Bawean secara total pada hari ini masih ada pergerakan.
“Jumlah penumpang menuju Bawean ada 300 orang,” pungkasnya.
Secara keseluruhan, dari H+1 hingga H+3 rekapitulasi penumpang yang turun dari Bawean sebanyak 1.830 penumpang dan yang berangkat dari Gresik sebanyak 1.026 penumpang.
Sedang secara keseluruhan kegiatan mudik lebaran tahun 2019 yang di mulai tanggal 21 April hingga H-1 lebaran rekapitulasi tercatat berangkat dari Gresik ke Bawean sebanyak 6.205 penumpang datang dari Bawean sejumlah 1.429. (RG)