BANTEN – Sinar Mas mengisi awal Ramadan dengan silaturahim berikut penyerahan bantuan bagi rekonstruksi sarana peribadatan dan pendidikan yang rusak pasca bencana alam gempa dan tsunami yang melanda kawasan Banten bulan Oktober tahun lalu.
“Bagi Sinar Mas yang beberapa pilar usahanya menjadikan Banten sebagai sentra produksi dan bisnis utama, bencana alam yang tempo hari melanda Pandeglang adalah duka bersama. Semoga apa yang kami donasikan dapat mempecepat rekonstruksi yang tengah berlangsung. Kegiatan hari ini juga bermakna menjalankan amanat keluarga Widjaja, dimana uang duka yang terkumpul pasca wafatnya pendiri Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja pada 26 Januari silam, akan disalurkan untuk kegiatan sosial dan kemanusiaan,” kata Ketua Umum Yayasan Muslim Sinar Mas, Saleh Husin setelah menyerahkan secara simbolik bantuan kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Banten, HM Syamsudin yang hadir bersama jajaran pengurus Lembaga Penanggulangan Bencana PWM Banten, Sabtu (11/5/2019).
Kegiatan yang dilakukan yayasan menggandeng Sinar Mas Land ini menurut Saleh adalah bentuk kepedulian pihaknya terhadap masyarakat yang terdampak bencana alam.
“Mengingat tumbuh dan berkembangnya Sinar Mas tak terlepas dari peran kehadiran dan peran serta masyarakat.” akunya.
Yayasan Muslim Sinar Mas sendiri bergerak menggalang potensi yang dimiliki ratusan sarana peribadatan Islam baik masjid maupun mushala di lingkup Sinar Mas guna menjadi wahana penyebarluasan nilai keislaman yang terbuka, damai, toleran dan peduli sesama.
“Termasuk di ranah sosial dan kemanusiaan, mengingat bantuan hari ini juga dialokasikan guna perbaikan sarana peribadatan dan pendidikan di Kecamatan Labuan, Menes dan Panimbang,” ungkap Saleh yang hadir bersama Ketua Harian Yayasan Muslim Sinar Mas, Dhony Rahajoe.
Sebelumnya Sinar Mas bersama pilar usahanya juga turut mendukung proses restorasi pasca bencana di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah serta Lombok, Nusa Tenggara Barat. Selain itu, melalui Eka Tjipta Foundation bersama Yayasan Buddha Tzu Chi, langkah serupa dilakukan pula pada fase tahap tanggap darurat, maupun rekonstruksi saat gempa terjadi di Sumatera Barat dan Jambi tahun 2010, Tasikmalaya, Jawa Barat tahun 2009, DI Yogyakarta-Magelang tahun 2006, dan Aceh–Nias pasca tsunami melanda tahun 2004. Dari sisi pemahaman mitigasi bencana alam, ETF pada tahun 2006 menerbitkan buku berjudul Disaster Management di Negeri Rawan Bencana, beriskan rujukan penanganan bencana yang berkelanjutan. (Rud/Us)