Tercermin Arif, Warga Madura Mampu Pisahkan Sikap Politik Dan Pertemanan

47
Aktivis yang juga inisiator Persatuan Pemuda Madura (PPM), Kholili memberi apresiasi atas sikap bijak dan kedewasaan politik warga Madura dalam Pilpres dan Pileg tahun 2019 kali ini.

PAMEKASAN – Aktivis yang juga inisiator Persatuan Pemuda Madura (PPM), Kholili memberi apresiasi atas sikap bijak dan kedewasaan politik warga Madura dalam Pilpres dan Pileg tahun 2019 kali ini.

Menurutnya, masyarakat Madura bisa menjadi contoh bagaimana memisahkan antara pilihan politik dan pertemanan. Hal itu terlihat dari pilihan Pilpres yang konsisten kepada pasangan 02. Tetapi sekaligus memberi suara juga kepada calon anggota DPD La Nyalla Mahmud Mattalitti yang secara terbuka mendukung pasangan 01.

“Ini adalah fenomena kedewasaan politik dan pertemanan yang bisa disikapi secara bijak oleh warga Madura. Sebab, calon anggota DPD La Nyalla yang oleh sebagian warga Madura masih diprotes atas pernyataannya mengenai prediksi kemenangan Jokowi di Madura, ternyata masih mendapat suara signifikan di Madura untuk pencalonannya di DPD,” ujar Kholili yang juga Sekretaris Forum Komunikasi Tafsir Hadist Indonesia, Ahad (5/5/2019).

Warga Batumar-Mar, Pamekasan yang juga alumni UIN Sunan Ampel ini menilai, apa yang disampaikan La Nyalla terkait “tantangan” potong leher bila Jokowi kalah di Madura, sudah bisa dibaca dengan jernih oleh masyarakat Madura, bahwa ternyata tantangan itu ditujukan kepada kader-kader organisasi pimpinan La Nyalla sendiri, agar bekerja serius dalam Pilpres dan Pileg, bukan kepada warga Madura secara umum.

Baca Juga  Keluarga Besar Tim Pemenangan BHS Siap Menangkan Pilkada Jatim, Surabaya dan Sidoarjo

“Karena itu kader-kader La Nyalla bekerja dan memberi suara signifikan untuk pencalonan DPD beliau,” tukasnya.

Bacaan ini rupanya sudah dipahami oleh sebagian besar warga Madura. Meskipun masih ada yang menyoal dan menganggap sebagai tantangan yang bersifat umum.

“Saya sudah baca di beberapa media, La Nyalla sudah beberapa kali menjelaskan jika kalimat bernada “tantangan” itu ditujukan untuk kader-kadernya. Baik itu yang aktif di Pemuda Pancasila, La Nyalla Academia, maupun Kadin,” imbuhnya.

Kholili yang juga beberapa kali melakukan studi sosiologis tentang Madura yakin masyarakat Madura akan memahami konteks kalimat yang disampaikan La Nyalla tersebut.

“Apalagi beliau sudah menjelaskan secara gamblang di sejumlah media, maksud dan ditujukan kepada siapa pernyataan itu. Bahkan beliau secara dewasa menyatakan mohon maaf apabila pernyataannya disalahartikan,” urainya. (Diea)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE