GRESIK – Setelah berakhirnya kerja sama dengan PT Pelindo III di Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Dubai Port (DP) World nampaknya tidak rela meninggalkan Indonesia. Pasalnya, perusahan asal Uni Emirat Arab itu berusaha merangkul BUP Swasta yang ada di wilayah Gresik, PT Siam Maspion Terminal.
Direktur PT Siam Maspion Terminal (SNT), Marianus Oei tak menampik tatkala dikonfirmasi, bahkan terkesan bersemangat dengan akan hadirnya pihak DP World yang menggandeng Maspion group dalam mengembangkan bisnis kepelabuhanan bertaraf Internasional nantinya.
“Saat ini tahapnya belum final tapi masih dalam penjajakan, namun pihak Maspion sudah berjalan menyiapkan segalanya dan sifatnya masih terbuka,” jelas Marianus, Rabu (1/5/2019).
Marianus menambahkan, Maspion sendiri masih dalam proses menjadi Badan Usaha Pelabuhan (BUP) yang sudah di tingkat Kementerian. Menurutnya, saat ini pihaknya engan memaparkan secara panjang lebar terkait akan hadirnya DP World karena tidak mau mendahulu proses yang sedang berjalan.
“Yang jelas kami belum bisa memberikan komentar. Coba nanti minggu-minggu kedua lah,” ujarnya.
Namun dari kabar yang didapat titikomapost.com, pihak Maspion sudah mempersiapkan segalanya terkait dengan perijinan yang diperlukan, baik Ijin Pemanfaatan Ruang (IPR), Rencana Induk Pelabuhan (RIP) dan sekarang lagi digarap desain terminalnya.
“Minggu depan akan rapat dengan kementerian terkait konsesi untuk jadi terminal umum,” kata sumber.
Bahkan disebut-sebut, pengembangan yang akan dilakukan Maspion hingga mencapai 600 Hektar ke sisi darat dan sekitar 1000 meter perluasan dermaga yang akan dilakukan.
“Bahkan sudah cukup intens sih orang Dumabai datang kesini (terminal TUKS maspion.red),” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Pelindo III (Persero) Faruq Hidayat mengatakan kepada wartawan, bahwa pelepasan kerjasama Dubai Port (DP) World telah berakhir diakhir bulan April 2019.
“Sesuai kontrak, kemitraan Pelindo III dengan DP World untuk mengelola TPS berakhir pada 28 April 2019. Keduanya sepakat tidak memperpanjang kerja sama,” terangnya.
Seperti yang dikutip dari bisnis.com, DP World masuk menjadi pemegang saham TPS setelah mengakuisisi saham Holding Company P&O Port, induk P&O Dover, pada 1 Maret 2006. Adapun P&O Dover memiliki 49% saham TPS sejak 1999 setelah Pelindo III melakukan privatisasi saham di TPS. Pascaakuisisi, seluruh aset dan penyertaan milik P&O Dover berpindah ke DP World, termasuk saham di TPS, sehingga komposisi saham TPS adalah 51% milik Pelindo III dan 49% milik DP World.
“Untuk mengembalikan 49% saham TPS ke pangkuan Pelindo III, BUMN operator pelabuhan itu merogoh kocek Rp490 miliar. Dengan kepemilikan 100%, maka Pelindo III memiliki kesempatan mengelola TPS secara mandiri dan mengoptimalkan pengelolaan aset negara,” pungkasnya. (RG)