SURABAYA – Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar mengatakan kesuksesan penyelenggaraan Pemilu 2019 akan mengokohkan persepsi dunia, bahwa Indonesia yang mayoritas Muslim dapat menyandingkan Islam dan demokrasi dalam satu tarikan nafas. Pemilu Serentak 2019, sebagai pemilu pertama yang digelar menjadi batu ujian kesiapan bangsa Indonesia berdemokrasi secara maju dan beradab.
“Karena itu, pasca pemungutan suara Pemilu Serentak 2019, Nahdlatul Ulama Jawa Timur menyampaikan himbauan dan pesan agar, umat Islam khususnya di Ajwa Timur tetap menjaga persatuan dan kesatuan,” kata KH Marzuki Mustamar yang disampaikan oleh KH Agus Ali Mashuri, Kamis (18/4/2019).
Kepada para kontestan, tim sukses, pendukung, simpatisan, tokoh politik, tokoh agama dan seluruh warga negara serta aparat keamanan untuk menciptakan suasana damai. Tidak mengumbar provokasi, berita hoaks dan ujaran kebencian dan menerima hasil hasil pemilu dengan legowo.
Menerima hasil pemilu dengan lapang dada. Menjaga harmonisasi, merayakan pesta demokrasi dengan jiwa damai, dengan semangat persaudaraan bukan permusuhan, sambil menunggu proses penghitungan resmi secara nasional pada 22 Mei 2019.
Kepada pihak-pihak yang terkait langsung agar mengawal seluruh proses akhir rangkaian Pemilu Serentak 2019, dengan teliti dan kewaspadaan demi terciptanya kualitas dan terjaminnya hasil.
Kepada seluruh komponen pemegang kuasa sosial maupun politik, melalui tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh politik untuk memperkuat edukasi kepada warga negara. Tidak menebar ujaran dan praktik yang berujung disharmoni dan disharmoni bangsa.
Kepada seluruh aparat keamanan untuk meningkatkan menjaga keamanan bangsa dan negara serta ketertiban masyarakat serta bertindak tegas terhadap setiap potensi sosial politik pasca Pemilu 17 April 2019.
Agar masyarakat meningkatkan persaudaraan di seluruh penjuru tanah air, antar anak bangsa.
“Bukan umat Islam yang ideal jika kita tidak membangun perdamaian. Nabi bersabda Innama bu’itstu li utammima maksimal akhlak, yakni sesungguhnya aku (Nabi) tak diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak. Khusus untuk warga NU dan umat Islam di Jatim agar menjaga dan menyatukan potensi konflik masyarakat dan berkoordinasi dengan KPU, Bawaslu, Polri, TNI untuk membantu mengawal hasil penghitungan suara yang luber, jurdil, aman dan demokratis,” urai KH Agus Ali.