titikomapost.com, BANJARMASIN – Musibah Kebakaran kapal KM Niki Sejahtera hingga tenggelam di perairan Utara Masalembo pada koordinat 05° 11.154′ S. 113° 44.137′ T, Jumat (02/08) dalam pelayaran dari Surabaya menuju Banjarmasin yang ramai diberitakan penyebabnya akibat konsleting salah satu mobil pribadi muatan kapal tersebut dibantah oleh anak buah kapal (ABK) saat dimintai keterangan oleh pihak KSOP Banjarmasin, mereka menyebut bahwa asal api dari salah satu truk. Sedang jenis muatan truk yang terbakar masih dalam penyelidikan pihak KNKT.
“Keterangan yang kami dapat dari ABK KM Niki Sejahtera saat dimintai keterangan menyebutkan kalau sumber api atas kebakaran diatas kapal adalah berasal dari salah satu truk,” Kata Kabid KBPP KSOP Banjarmasin, Germas, Rabu (7/8/2024).
Memang, lanjut Germas, muatan truk kapal RORO yang dari Jawa memang perlu diperhatikan betul, sebab rata-rata muatanya barang campuran yang mungkin diantaranya ada barang berbahaya, beda dengan yang dari daerah lebih banyak komoditi alam. Prilaku yang sering terjadi, pihak ekspedisi lebih suka menggampangkan muatan barang berbahaya mencampur dengan barang lain ditumpuk tampa ada perlakuan khusus.
“Bahkan tak jarang tidak dilaporkan, baik ke pihak kapal maupun KSOP. Sehingga keberadaan barang berbahaya itu tampa pengawasan,” Jelasnya.
Menurut Germas, Justru kalau muatan truk jika ada barang berbahaya tidak dilaporkan kepada petugas maka sangat berbahaya. Karena bila terjadi sesuatu, seperti kebakaran penanganannya akan sulit untuk mengambil langkah yang tepat dalam penanganannya.
“Bila yang terbakar harus di padamkan menggunakan barang khusus akan kurang maksimal bila menggunakan air aja,” Tandasnya.
“Peristiwa ini agar menjadi pelajaran agar kapal lebih aktif menggali jenis muatannya, dan pihak ekspedisi harus lebih terbuka masalah muatan yang akan di kapalkan baik kepada pihak kapal maupun kepada petugas KSOP,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala KSOP Tanjung Perak, Agustinus Maun, ST. MT melalui Kabid P2, Capt. Indang Noerkajati mengatakan, guna menyikapi prilaku pihak ekspedisi yang kurang transparan maka pihak KSOP akan melakukan pemahaman lebih dalam terhadap SDM (sumber daya manusia) dari pihak ekspedisi terkait ilmu barang berbahaya dalam melakukan penataan muatan diatas truk yang berbagai jenis. Sehingga barang-barang yang bisa bereaksi bila didekatkan satu sama lain diatur sedemikian agar aman.
“Takutnya bila asal nata muatan, barang satu ketemu barang yang lain jika terjadi gesekan dapat memicu panas hingga fatal. Maka itu yang harus dipahami oleh pihak ekspedisi agar safety,” ujarnya.
Langkah itu, lanjut Indang sebagai langkah mitigasi penanganan terjadinya potensi bahaya atas kondisi muatan barang truk tersebut. Memang, dirinya mengakui hingga detik ini di pelabuhan Tanjung Perak belum memiliki alat detektor yang diletakkan di gate pelabuhan sehingga cara membekali SDM yang terkait akan menjadi langkah meminimalisir potensi terjadinya kecelakaan.
“Rata-rata pihak ekspedisi hanya ingin memaksimalkan ruang barang muatan truk mereka. Mereka belum paham kalau barang itu berpotensi bahaya bila gesak gesek, dan ditambah lagi disekitarnya ada barang yang mudah terbakar,” jelas Indang.
KSOP juga sedang membuat draf keputusan terkait Standar operasional prosedur (SOP) penataan muatan kapal RORO yang termasuk juga di dalamnya masalah pengecekan penataan di ekspedisi, dan juga penyediaan alat, SDM, EX-Ray bahkan akan ada melibatkann anjing pelacak.
“Nanti semua itu akan ada dalam SK yang kita kumpulkan data-data sebagai langkah mitigasi dan regulasi yang kita buat,” terang Indang.
Menurut Indang, langkah penyusunan draf surat keputusan kepala KSOP Tanjung Perak bahwa langkah itu diambil jauh sebelum kejadian KM Niki Sejahtera setelah pihak KNKT menhampaikan dari kejadian yang lalu-lalu ada temuan 6 kejadian adalah terbakar sehingga perlu dilakukan perbaikan sistem.
“Baru berjalan 60 persen drafnya sudah terjadi musibah KM Niki Sejahtera. Makanya ini kita kebut agar cepat rampung, “ pungkasnya. (RG)