titikomapost.com, SURABAYA – Meski letaknya di wilayah pinggiran Kota Surabaya bagian Barat, namun Pondok Manggala yang berada di desa Balas Klumprik Kecamatan Wiyung, Surabaya bisa dibilang tengah kota seiring tumbuhnya ribuan pemukiman terhampar beririsan dengan Kecamatan Karang Pilang, Kecamatan Jambangan, Kecamatan Lakar Santri, dan Kecamatan Dukuh Pakis.
Namun anehnya, meski berada di tengah kota, Pondok Manggala banyak ditumbuhi pohon Mangrove layaknya daerah tepian pantai yang airnya pun asin. Hal ini yang membuat barisan muda pemangku struktur perangkat rukun warga (RW) maupun rukun tetangga (RT) di Pondok Manggala getol mengexplore secuil hutan bakau yang berada di daerahnya hingga menyabet predikat masuk 75 besar Kampung Surabaya Hebat pada bulan Desember 2023 lalu.
“Kami sebagai generasi kedua di Pondok Manggala ini yang berada di posisi kepengurusan RT, RW ingin menunjukkan bahwa kami juga bisa berbuat membawa kampung kami menjadi lebih baik seperti pendahulu kita yang pernah menghantarkan komplek perumahan kami diajang lomba lingkungan tingkat Pemkot Surabaya pada peringkat 150 besar,” ujar Oky Harimurti Ketua Program Kampung Iklim 2023-2024 yang sekaligus sebagai Wakil Ketua RW 15 Balas Klumprik, Wiyung, Surabaya saat ditemui, Selasa (10/7/2024) sore.
Untuk itu kita mencoba menyamakan pemikiran bersama semua pengurus melirik potensi apa yang bisa diangkat yang belum dilakukan pendahulu untuk disuguhkan guna mengikuti lomba lingkungan saat ini. Dari situ, kita bersama terbesit akan mengexplore hutan mangrove yang ada di Manggala yang kita yakini mempunyai kekhususan bila dibanding dengan hutan mangrove di daerah lain yang ada di Surabaya.
“Kami melihat, mungkin mangrove yang ada di sini salah satunya jenis pedada atau Sonneratia caseolaris adalah satu-satunya di Infonesia atau bahkan di dunia bisa tumbuh jauh dari Laut dan pantai. Itu yang kita tonjolkan di kampung Surabaya Hebat, dan alhamdulillah di tahun 2023 kemarin kita masuk di 75 besar Kampung Surabaya Hebat sebagai kampung pangan lestari dan lingkungan, “ ungkap Oky.
Darisitu, lanjut Oky, atas keberhasilan predikat 75 besar Kampung Surabaya Hebat, kita ditawari untuk program kementerian lingkungan hidup dan kehutan untuk ikut program Kampung Iklim. Makanya ini kita gali lagi sebagai bentuk mitigasi kita terhadap perubahan iklim, karena seperti kita ketahui, biasanya bila ada magrove ini oksigen daerah itu sepuluh kali lebih tinggi dari daerah lain yang tidak ada mangrovenya
“Makanya, disini kalau siang sejuk, dan malam juga lebih dingin, “ akunya.
Kami juga mencoba mengolah buah magrove yang berjatuhan menjadi sirup, dan alhamdulillah sudah bisa.
“Kami juga coba lakukan selain buah magrove itu di konsumsi juga dilakukan pembibitan untuk ditanam, dan alhamdulillah meski baru seminggu sudah tumbuh tunas yang nantinya akan kami pindahkan di tempat penanaman,” tutur Oky.
Menambahkan, Ika Pramuningtyas Bidang Mitigasi menyampaikan, bahkan potensi are kawasan yang berada disisi barat senada dengan hutan mangrove saat ini yang terletak sisi Timur Pondok Manggala juga mempunyai kandungan air asin yang selama ini hanya berbentuk rawa-rawa.
“Setelah kita mendapatkan predikat 75 besar Kampung Surabaya Hebat itu, pemkot membantu memperdalam dan memperluas rawa air asin yang ada sekitar 100 meter yang terletak sisi barat,” katanya.
Pendalaman, dan perluasan itu bentuk mitigasi kita mencegah banjir. Untuk itu dilakukan pembuatan penampungan air atasi banjir dengan melakukan pengerukan, pendalaman, dan memperbanyak bosem di sekitar komplek yang dihubungakn dengan Kali Makmur.
“Alhamdulillah sudah di perdalam dan dibersihkam bosem kami sepanjang 100 an meter dengan lebaran 6 meter dibelah dua dengan diberi gundukan pada tengah rawa seperti pulau seperti harapan kami yang akan menyulap area itu sebagai tempat wisata yang terintegrasi dengan hutan magrove yang ada,” ucap Ika.
“Area ini nyatanya juga bisa ditanami mangrove seperti uji coba yang telah pernah dilakukan oleh salah satu pengurus rt dengan menanam biji yang didapat dari hutan magrove sisi timur, “ imbuhnya.
Ika juga menegaskan, besok pada hari Rabu (10/7), Inshaallah Manggala mengikuti verifikasi online lomba proklim ( program kampung iklim) program dari kementerian lingkungan hidup dan kehutanan yang juga dihadifi dari pihak DLH kota Surabaya.
“Nantinya, kami juga akan menyambung area mangrove disambung ke gang sebelah yang ada bank sampah, ada joging trak, pkl, dan lain sebagainya sebagai pengembangan kawasan wisata,” pungkasnya. (RG)