titikomapost.com, SURABAYA – Tumbuhnya kapal Roll On – Roll Off (RORO) yang subur di Pelabuhan Tanjung Perak saat ini meminta adanya dukungan ketersediaan tambatan yang memadai baik yang ada di Dermaga Jamrud Utara dan Selatan. Hal itu direspon oleh pihak Pelindo sebagai operator pelabuhan dengan menyiapkan metode yang disesuaikan dengan trafik kapal dilihat saat Low Season dan Peak Seasonnya sebagai dasar melakukan peningkatan layanan.
Sub Regional Head Jawa PT Pelabuhan Indonesia Regional 3, Ali Sodikin mengatakan, pada dasarnya kita sandarkan pada pertumbuhan trafik kedatangan kapal itu sendiri, dimana pada saat Low Season dan Peak Season kunjungan kapal di Tanjung Perak dicari berapa rata-ratanya sebagai pola yang bisa digunakan sehingga bisa memenuhi kebutuhan tambatan kapal RORO.
“Pada saat Low Season itu fasilitas yang harus disiapkan berapa supaya terpakai dan saat Peak Season yang harus disiapkan untuk mengakomudir berapa yang harus disiapkan,” ujar Ali Sodikin.
“Berdasarkan data trafik Low Season dan Peak Season itu kita bisa merumuskan suatu pola pelayanan yang disesuaikan dengan fasilitas tambatan yang kita miliki,” tambahnya.
Menurut Ali Sodikin, peningkatan moda transportasi laut yang sedang tumbuh khususnya di kapal RORO merupakan dinamika yang memang harus kita sambut baik. Pasalnya, saat ini kalau kita lihat adalah era nya kapal RORO, dan lagi tran sekali yang sebelumnya di dominasi kapal petikemas yang era nya sudah lewat dalam arti sudah tertata semuanya.
“Kargo domestik ngak nambah tapi kapal RORO trennya bagus. Artinya demand masyarakat itu sangat baik, untuk itu perlu adanya dukungan dari semua pihak,” ucapnya.
Prinsipnya, lanjut Also sapaan akrab Ali Sodikin dikalangan teman sejawatnya bahwa kami sangat mendukung dan peningkatan pelayanan yang ada di pelabuhan akan dimaksimalkan lagi dengan fasilitas yang sudah kita siapkan. Ada metode yang sifatnya itu lebih kondisional , dan kita akan menyampaikan hal itu kepada regulator supaya ada solusi bersama agar semua bisa berjalan dengan baik.
“Termasuk di Jamrud Selatan. Disana itu kita sudah mengajukan metode pola pelayanan yang akan kami sampaikan agar dapat kebijakan dari regulator,” jelasnya.
Menambahkan, Dhany Rachmad Agustian General Manager Kalimas dan GSN Pelindo Sub Regional 3 Jawa yang menyebut kalau ada rencana alternatif penambahan tambatan kapal RORO 200 meter di Jamrud Selatan dimana eksisting diperuntukkan kargo domestik 0-210.
“Diusulkan tambahan tambatan 200 m sehingga kade 555-755 yang memiliki draft maksimal -6 LWS yang juga terdapat gudang untuk area penumpukan,” tandasnya.
Terpisah, Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Operasi dan Kepelabuhanan KSOP Utama Tanjung Perak, Nanang Afandi mengatakan, untuk pembuat perencanaan kita berikan kepada operator pelabuhan. Intinya kalau regulator itu bila perencanaan bisa dijelaskan, dan dampaknya untuk kelancaran kapal dan penumpang, otomatis kita dukung dan kita bantu sosialisasinya. Jika Pelindo akan melakukan pola-pola penataan untuk ketersediaan tambatan bagi kapal-kapal RORO, pastikan akan dipaparkan dulu seperti apa rencananya kepada kita.
“Tentunya pada saat perencanaan sudah dibikin akan kita bahas bareng, pasti kita lihat kira-kira perlu penyempurnaan atau sudah sih,” katanya kepada titikomapost.com, Selasa (28/11/2023).
Menurut Nanang, tingkat penggunaan dermaga di pelabuhan ditentukan berdasarkan nilai BOR (Berth Occupancy Ratio). Nilai BOR dihitung berdasarkan arus kunjungan kapal yang menggunakan dermaga.
“Kalau fasilitas tambatan atau dermaga itu jika dari perhitungan BOR nya dirasa belum saatnya untuk menambah ya mungkin dengan cara yang lain seperti percepatan bongkar muat,” terangnya.
Masalahnya gini, lanjut Nanang, bisa jadi kroditnya itu minta tambatan di waktu bersamaan sementara di jam yang lain masih kosong. Namun tidak dipungkiri juga yang menjadi kendala adalah faktor alam selama kapal RORO dalam pelayaran.
“Nantinya juga bisa kita lihat dari pemanfaatan yang sudah ada, kalau ternyata BOR nya masih belum sampai lebih dari 70 persen bisa dengan penataan yang lain,” tandas Nanang.
“Ketersediaan yang ada, awal 400 meter di Jamrud Utara sudah ditambah menjadi 520. Sedang di Surabaya Veem 120 meter,” imbuhnya.
Nanang menambahkan, jika BOR dalam kondisi 70 persen itu dapat dikatakan sudah waktunya untuk dilakukan pengembangan. Ya memang dulu pernah ada kajian apakah ditambah atau di tata, kira-kira seperti itu,
“Saat ini kalau kita lihat masih ada dalam pola penataan dulu karena BOR nya belum mencapai 70 persen. Kalau masih juga menemui kendala yang kita upayakan yang lain,” pungkasnya. (RG)