Pangkalan PLP Tanjung Perak Temukan dan Lumpuhkan Penumpang Kapal Bersenpi

161
Tim KPLP dari Pangkalan PLP Tanjung Perak saat melakukan pemeriksaan disetiap sudut kapal KM GRT yang sedang diperiksa.

titikomapost.com, GRESIK – wajah tegang menyelimuti beberapa orang ABK KM GRT yang sedang santai di buritan kapal tatkala tim KPLP merangsak naik dari RIB Boat untuk melakukan pemeriksaan diatas kapal Itu karena ditengarai ada penumpang gelap yang sengaja ikut dalam pelayaran tersebut.

Saat tim KPLP lumpuhkan penumpang kapal gelap bersenpi.

Meski kehadiran Tim KPLP Tanjung Perak sempat mendapat penolakan dari anak buah kapal (ABK) yang sedang santai menikmati miras, namun suasana tegang itu dapat sedikit kendor dikuasai tim dan mendukung jalannya KPLP melakukan pemeriksaan ke semua sudut yang ada diatas kapal.

“Seorang laki-laki kita temukan telah menyelinap ikut dalam pelayaran tampa diketahui ABK. Bahanya lagi, laki-laki itu menyimpan senpi jenis FN dibalik kaos yang dikenakan,” kami temukan penumpang gelapnya kata salah satu tim KPLPP. Laki-laki ini siapa, tanya petugas ke ABK yang dijawab tidak kenal. Hal itu dibenarkan Devi A. Mamesah Kepala Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Kelas II Tanjung Perak bahwa timnya telah menemukan seorang laki-laki yang ikut diatas kapal menjadi penumpang gelap,” ujar Devi disela praktik lapangan Boarding Officer yang dilakukan 24 peserta pelatihaan peningkatan keterampilan BO di perairan pelabuhan Gresik, Kamis (21/9/2023).

Baca Juga  Deviasikan Dua Kapal DLU Evakuasi Ribuan Peserta IFG Marathon Labuan Bajo

Devi menjelaskan, penangkapan penumpang gelap bersenjata api itu merupakan scenario dalam driil boarding officer  (BO) yang dilakukan setelah sebelumnya selama tiga hari peserta pelatihan menerima materi teori atau tekni yang diperlukan bagi seorang BO.

“Kali ini, 24 orang peserta mengikuti praktik lapangan yang dibagi 4 tim yang masing-masing tim terdiri dari 6 orang yang diawali dentan praktik kering atau tentang prosedurnya, dan kemudian berlatih menggunakan scenario,” jelas Devi.

Saat tim KPLP naik dari RIB Boat keatas kapal KM GRT untuk lakukan pemeriksaan.

Jadi yang kita lihat tadi itu adalah scenario ada penumpang gelap. Apa yang harus dilakukan ketika itu terjadi diatas kapal atau teknik apa yang mereka gunakan untuk mengatasi situasi.

“Ini bagi CPNS hal yang masih baru sehingga kelihatan masih binggung karena teori dengan praktik tentu berbeda suasananya. Makanya kita akan mengulang-ulang sampai mereka betul-betul menguasainya,”

“Tentu daja ini bukan pelatihan yang sekali kemudian selesai tetapi nanti kita berkomitmen untuk me-refresh me-refresh,” imbuh Devi.

Menurut Devi, sebenarnya mereka itu kan ada di kapal, mereka sudah juga pernah melakukan pemeriksaan, hanya yang harus lebih diketahui para boarding officer itu, ooo…prosedurnya seperti ini, teknik bakunya seperti ini.

Baca Juga  Sambut Ratusan Turis Pelindo Perkenalkan Budaya Nusantara

“Saya rasa begitu mereka kembali ke kapal, semakin sering nemeriksa srmakin lancar. Cuma hanya butuh jam terbang untuk melakukan pemeriksaan yang sesuai dengan standart,” akunya.

Dari kegiatan praktik ini, setiap peserta pelatihan ditargetkan mampu mengimplementasikan prosedur baik sebelum pemeriksaan kemudian naik ke kapal melakukan pemeriksaan kemudian turun dari kapal menyelesaikan pemeriksaan dengan selamat. Namun ketika Devi disinggung terkait para pemula sebagai kru kapal yang bertugas di kapal negara, dalam satu tim kita bagi yang sudah punya pengalaman sebagai ABK lama dan yang belum bagi CPNS.

“Nanti mentoring itu saya harapkan bisa berjalan diatas kapal. Jadu dalam satu tim itu ada yang senior ada yang junior,” papar Devi yang sekaligus sebagai salah satu instruktur bersertifikat US. Coast Guard.

Sedang, pelatihan peningkatan keterampilan Boarding Officer itu sendiri telah diawali pemahaman teori di kelas yang digelar selama tiga hari dan dibuka langsung okeh Kepala Pangakalan PLP, Devi A Mamesah di hotel Santika Gresik, Senin (18/9).

Baca Juga  Pelni Pastikan Armadanya Lewati Uji Petik Fit Layani Nataru
Instruktur pelatihan BO lakukan evaluasi per tim yang aksi.

Ditempat yang sama, Riyadi salah satu Instruktur dari Pangkalan PLP Kelas I Tanjung Priok mengatakan, kami mengharap semua peserta pelatihan bisa memainkan scenario yang kami buat, artinya mereka harua bisa aplikasikan teori yang di dapat beberapa hari di kelas dari teknik-teknik yang telah diajarkan.

“Mereka harus bisa mengidentifikasi type subjeknya seperti apa, cara menangani subjek yang pasif, menolak, melawan dengan menggunakan teknik level berapa,” terangnya.

Dari praktik pada saat ini, Riyadi mengaku bahwa ada peserta yang langsung bisa memahaminya, dan ada beberapa yang masih sedikit kebingungan dengan situasi yang kita buat seperti riil begitu.

“Jadi yang kami harapkan dusini, bagaimana respon tanggap dari peserta atas kondisi yang sudah dibuat dalam scenario itu,” tandasnya.

Riyadi juga menambahkan, detiap satu kali scenario praktik itu akan dilakukan evaluasi.

“Kita akan sampaikan plusnya dimana, minesnya dimana nanti kita berikan tambahan arahan,” pungkasnya. (RG)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE