titikomapost.com, TERNATE – Pelayanan penyeberangan PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ternate, Maluku Utara (Malut) mengaku mengalami kerugian hingga mencapai Rp. 25 miliar atas ambruknya dermaga Pelabuhan Penyeberangan Ferry Bastiong akibat tertabrak kapal yang hendak sandar, Rabu (10/5/2023) sekitar pukul 16.00 WIT.
“Akibat dari kejadian tabrakan kapal di dermaga 1 itu pihaknya ditaksir alami kerugian mencapai Rp 25 miliar,” kata General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ternate, Justan Gaffaru kepada wartawan, Jumat (12/5/2023).
Menurut Justan, kerugian itu ditaksir atas kerusakan pada Movable Bridge (MB) Dermaga1 Pelabuhan Bastiong Tenate yang sangat parah hingga 90 persen.
“Tiang pancang MB dan dolphin protector patah pada sisi kanan dan hancur. Begitu juga catwalk dolphin protector rusak hingga terjatuh ke laut,” jelasnya.
Atas kejadian itu, lanjut Justan, ASDP akan meminta pertanggungjawaban pihak operator kapal. Karena kejadian itu dikatakannya murni atas kelalaian kapal.
“Tentunya ini merupakan sebuah musibah, tapi pihak yang menabrak harus bertanggung jawab. Posisi kami sebagai pihak pemilik pelabuhan, pengelola pelabuhan yang menjadi korban,” tandasnya.
Meski begitu, Justan menambahkan, guna menjamin kelancaran oprasional penyeberangan, pihak ASDP mengaku telah melakukan pola-pola agar tetap bisa melakukan pelayanan kepada masyarakat.
“Kami tetap berusaha mengoptimalkan pelayanan dengan menggunakan dermaga dua yang berada di bagian selatan untuk dapat melayani pelayaran tujuan antarpulau di wilayah Malut maupun Ternate tujuan Bitung, Sulawesi Utara,” akunya.
Sedang, pelayanan yang digunakan saat ini dengan menambah jadwal keberangkatan dari waktu yang semula. Hal ini agar seluruh pelayaran kapal tujuan antarpulau dapat berjalan secara optimal.
“Atas nama PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ternate, kami meminta maaf kepada seluruh pengguna jasa, atas pelayanan yang ada saat ini,” ucapnya.
Sementara itu, atas kerusakan yang terjadi pada dermaga 1 Bastiong, Justan memperkirakan untuk pembangunannya bisa memakan waktu kembali normal sekitar 4 bulan kedepan.
“Dalam pengerjaannya, pembangunan dermaga tersebut bisa makan waktu hingga empat bulan,” pungkasnya. (RG/red)