titikomapost.com, SURABAYA – Meski telah memiliki pengakuan dari luar negeri terbaik se- Asia Tenggara dengan segudang prestasi yang ditorehkan oleh anak didiknya, Kampuh Welding Indonesia yang telah mencetak 8 ribuan weleder ternyata masih asing dan bikin melongok jajaran pemerintahan Provinsi Jawa Timur maupun Kadin Jatim. Hal itu diungkapkan Direktur Kadin Institute Jatim, Dr. Nurul Indah Susanti, M. Psi. P.Si saat mendampingi Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jatim, Dr. Himawan Estu Bagijo, SH.MH mengunjungi Kampuh Institute disela menghadiri undangan Halal Bi Halal Persatuan Praktisi Perkapalan Indonesia (PPPI) ) yang sekaligus acara penandatanganan MoU kerjasama Kampuh Welding Indonesia dengan Kadin Institute di Aula Kampuh Academy, Surabaya, Sabtu (29/4/2023).
Menurut Himawan, bagi Disnaker Kampuh adalah stakeholder pendukung pemerintah yang luar biasa karena mereka itu dibangun dari profesionalisme. Selain itu, saya lihat Kampuh ini dibangun dengan satu visi merebut pasar, jadi pasti quality pasti akan di depan karena dia akan bersaing dengan kebuituhan pasar yang harus ready for use, itu sebabnya menurut saya kita perlu belajar juga terkait manajemennya, tata kelolahnya, pralatan yang disediakan sebagai saran pelatihan yang ada di Kampuh Institut.
“Pemerintah khususnya Jawa Timur perlu juga menyiapkan diri untuk setidak-tidaknya meskipun tidak sama bisa mengejar sedikit lah gitu. Karena alat-alat las kita yang di miliki BLK sudah ketinggalan jauh kalau melihat disini (Kampuh.red),” katanya di sela melihat langsung teknik pengelasan yang dilakukan salah satu siswa pelatihan Kampuh Welding Indonesia, Sabtu (29/4/2023).
Himawan dalam kesempatan itu juga secara detail melihat-lihat seluruh fasilitas yang di miliki Kampuh, dan ada pada kesimpulan yang diakuinya bahwa kampuh adalah lembaga pelatihan yang sangat standar sekali dari semua sisi sarananya. Apalagi di sini dari hulu hilir sudah lengkap. Baik dari proses, equipment, pelatihan, pengujian, hasil, lab. Kemudian penempatan sudah juga tersalurkan. Himawan juga mengakui kalau lembaga pelatihan milik pemerintah belum selengkap apa yang ada di Kampuh, untuk itu hal hal teknis akan dibicarakan bersama.
“Bagi kami, buat pemerintah ini bukan pesaing. Menurut saya, ini stakeholder yang juga harus disupport dalam rangka yang menghaslkan orang-orang yang ahli di bidang keterampilan Las,” akunya.
Disinggung terkait kolaborasi dengan Kampuh Intitut, Himawan tak menampik kalau kedepan kolaborasi itu bisa dilakukan tentu dengan melihat skema-skema apa yang bisa dilakukan, itu yang harus kita cari peluangnya. Dia menyebut, pada dasarnya kita melalui BLK dan Kampuh adalah sama-sama sebagai lembaga pelatihan yang juga punya tugas yang sama.
“Oleh karena itu, menurut saya bisa berjalan berdampingan untuk kemudian saling membuka peluang akses bagi banyak orang.Kalau hanya berada di pemerintah, menurut saya aksesnya kan juga sedikit,” terangya.
Bagi kami, lanjut Himawan, yang paling penting adalah bagaimana caranya menshere dan memperkenalkan ini Kampuh mendukung program pemerintah.
“Pertama kali yang akan saya lakukan adalah memperkenalkan ke seluruh Kadis naker kabupaten/kota se jawa Timur. Setelah itu barang kali setelah ada skema-skema yang bisa kita kerjasamakan ya kita kerjasamakan,” tandas Hemawan.
Di tempat yang sama, Nurul Indah Susanti, Direktur Kadin Institute yang juga Wakil Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan dan Peningkatan SDM Kadin Jatim mengaku, kunjungan yang sekaligus penandatanganan kerjasama dengan Kampuh Institute ini adalah suatu hal yang sangat positif sekali sehingga berharap kedepan Kadin bisa berkolaborasi dengan Kampuh. Terutama, sesuai dengan bidang yang saya bidangi untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM) ini sangat membutuhkan sekali fasilitas-fsilitas seperti yang dimiliki oleh Kampuh, karena permintaan tenaga kerja yang lke luar negeri terutama Korea itu hingga saat ini ada sekitar 2 ribu orang.
“Ini harus kita implementasikan dan kerjasama dengan Kampuh, mulai dari pelatihannya, kemudian sertivikasinya sampai penempatannya yang nanti akan kita kolaborasikan dengan tiga aspek,” ujarnya.
Kami berharap, dengan membangun kerjasama bersama Kampuh, kebutuhan permintaan tenaga kerja di luar itu bisa kita penuhi dengan menghaslkan SDM yang kompeten yang barang tentu akan juga meningkatkan taraf kesejahteraan dari pekerja itu sendiri.
“Jadi kalau kita mengirim tenaga kerja ke luar negeri, stempelnya sudah kompeten yang tentu akan diakui oleh negara lain. Itu yang paling penting,” tegas Nurul.
Dengan banyaknya relasi yang dimiliki Kadin, Nurul mengaku pihaknya akan menjadi corong dari kerjasama ini untuk menyampaikan kepada rekan kerja terkait keberadaan dan kemampuan Kampuh dalam membangun ahli las yang handal guna memenuhi kebutuhan SDM bidang industri.
“Pemintaan tenaga kerja dari Korea yang memenuhi standar saya cari tidak ketemu, ternyata apa yang diminta Korea itu ada disini yaitu di Kampuh. Artinya saya nanti akan menjadi corongnya kampuh dengan fasilitas yang sudah tidak diragukan lagi yang di dalamnya juga didukung oleh para praktisi dan pengajar yang kompeten yang juga dilengkapi pula lembaga sertivikasi,” ungkapnya.
“Kolaborasi positif ini akan saya sampaikan ke seluruh Indonesia dan luar negeri,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Kampuh Welding Indonesia, Ir Moch. Moenir menuturkan awal dibangunnya kolaborasi antara Kampuh dengan Kadin Intitute merupakan suatu ketidak sengajaan yang terjadi setelah dirinya bertandang ke kantor Kadin Jawa Timur dengan maksud shering-shering serta mengenalkan lembaga pelatihan yang dikelolahnya. Alhasil, pihak kadin menyambut baik sehingga terbentuklah kata sepakat untuk mengadakan kerjasama yang dituangkan dalam sebuah lembar MoU yang ditandatangani bersama dengan di saksikan Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi jawa Timur pada hari ini.
“Kami ingin mencetak orang-orang yang ahli dengan standar kopetensi Internasional khsusnya bidang welding, untuk itu sudah saatnya lebih memperluas jaringan kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dismping dengan kementerian perindustrian yang sudah berjalan selama ini,” tuturnya.
Seperti teknik pengelasan, Moenir menjelaskan, dalam pelatihan suasana tempatnya sengaja kita buat sedikit sempit, hal itu menyesuaikan dengan tempat asli saat melakukan pengerjaan kapal yang tempatnya kurang lebih seperti itu.
“Desain semacam itu juga kita ciptakan agar siswa bisa menyesuaikan dengan kondisi nyata saat lakukan pengelasan di kapal, ” Ucapnya sambil memberi gambaran pada Kadis Nakertrans dan Direktur Kadin Institute.
Moenir mengaku, banyak memang pihak yang kita butuhkan untuk memberi support terhadap peningkatan sumber daya manusia, terutama yang sedang dibutuhkan oleh negara luar, seperti Korea, Jepang yang sangat membutuhkan welder yang mempunyai standar baik lokal maupun internasional. Untuk itu, pihaknya sangat berharap semakin luas orang mengenal Kampuh yang notabene sebagai lembaga pelatihan welder terbaik se-Asia Tenggara.
“Prestasi yang telah kita torehkan diajang Internasional itu tidak sedikit, disamping fasilitas yang ada di Kampuh cukup memadahi juga karena kita mempunyai mentor dan peralatan yang standar luar negeri pula,” papar Moenir saat mengajak Kadis nakertrans Jatim dan Direktur Kadin Institute melihat seluruh kekuatan Kampuh secara utuh guna meyakinkan mereka berdua. (RG)