titikomapost.com, SURABAYA – PT Dharma Lautan Utama (DLU) berhasil menjalankan metode penguraian penumpang mudik lebaran melalui kapal laut dengan memberikan rangsangan kemudahan kemurahan tiket kapal hingga potongan sebesar 30 persen. Hal itu dilakukan sebagai langkah ikut peran aktif program pemerintah guna mensukseskan jalannya angkutan lebaran 2023 yang Aman Nyaman dan Berkesan.
Bahkan, program potongan harga tiket itu sudah dilakukan beberapa tahun sebelum pandemi covid, dan hingga saat ini masih digunakan sebagai strategi pasar DLU karena dengan cara itu terbukti bisa membantu mengurai arus pemudik dengan menggunakan kapal laut.
Direktur Utama PT Dharma LUtan Utama (DLU), Erwin H Pudjono mengatakan, disemua lintasan yang ada peran Dharma Lautan, DLU mempelopori untuk bagaimana penumpang itu bisa mudik lebih awal dengan kebijakan dari perusahaan berupa discon harga tiket agar arus penumpang lancar tampa harus menumpuk disuatu waktu tetentu.
“Khusus di arus mudik ini di setiap daerah terpantau berjalan lancar dan aman dikarenakan budaya antri dari masyarakat sudah mulai terbangun sebagai buah dari kordinasi dan peran serta yang bagus dengan semua pihak,” akunya, disela buka bersama dengan awak media di Hotel Santika Surabaya, Selasa ( 18/4/2023).
Erwin menambahkan, sesuai arahan penasehat PT DLU Bambang Haryo yang menginginkan bagaimana kita tidak membuat penumpang itu menumpuk di waktu tertentu sebelum hari H lebaran, oleh karenanya kita membuat strategi penyebaran distribusi muatan melalui strategi harga. Jadi memang 3 minggu sampai dengan 2 minggu sebelum hari H kita discon sampai dengan 30 persen guna merangsang orang untuk melakukan mudik lebih awal dengan harga lebih murah.
“Mendekati hari H kita buat harga sedikit naik dengan harapan calon penumpang menyadari bila naik kapal lebih awal harga tiket lebih murah bila dibanding kan mendekati hari H. Itu terbukti dari mulai awal puasa pemesanan tiket makin ramai, dan 2 minggu berikutnya penumpang mulai merata,” tutur Erwin.
“Pemberlakuan itu selama 1 bulan dengan variasi 3 minggu 30 persen, 2 minggu sekian persen dan seminggu sebelum lebaran sekian persen makin sedikit. alhamdulillah cara itu dapat mengurai penumpang lebih awal sehingga merata,” imbuhnya.
Erwin menyebut, dari 45 armada yang kita siapkan dengan kapasitas angkut sekitar 130 ribu dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Itu wujud kita peran aktif kita sebagai bentuk dukungan kepada program pemerintah dan juga strategi kita dapat berjalan dengan baik.
Di tempat yang sama, Ketua Umum GAPASDAP (Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan), Khoiri Soetomo mengatakan, ada rilis dari badan kebijakan transportasi atau badan litbang perhubungan dimana tahun kemarin dibandingkan tahun ini ada peningkatan. Kalau tahun kemarin seluruh moda transportasi 83 juta dan di tahun ini diperkirakan 130 juta, itu artinya kalau mengerucut pada angkuta penyeberangan sudah barang tentu terjadi kenaikan.
Dari hasil rapat koordinasi bersama dengan Perhubungan Darat, BPTD, dan para operator maka memang khusus angkutan penyeberanga nasional sudah kita siapkan khusnya pada 2 lintasan, yaitu Merak-bakauheni pemerintah dengan menyiapkan pelabuhan pinjaman dari perhubungan laut di Ciwandan menuju ke bakauheni dan menuju ke pelabuhan Panjang.
“Lonjakan juga terjadi di penyeberangan Ketapang-Gilimanuk meski tidak sebesar Merak-Bakauheni. Memang ada semacam kekuatiran yang luar biasa dari pemerintah,” ujarnya.
Menurut kami, lanjut Khoiri, seharusnya pemerintah bisa lebih berkoordinasi karena saya bisa menyatakan tidak terjadi kekurangan kapal karena kapal setiap bulannya beroperasi kurang dari 40 persen. Contoh Merak-bakauheni hanya 12 hari, dan Ketapang -Gilimanuk hanya 14 hatri.
“Jadi sekali lagi tidak perlu adanya tambahan-tambahan kapal dari luar baik itu dari angkatan laut, dari pelni maupun darimana saja karena yang sekarang dibutuhkan adalah kesiapan pelabuhan khususnya dermaga,” ungkap Khoiri.
Secara jangka panjang sebetulnya konsentrasi perhubungan pada pembangunan infrastruktur dermaga baik jumlahnya, alurnya maupun trafiknya.
“Secara umum penyeberangan tidak ada kekurangan kapal yang ada masih ada kelebihan kapal. Jadi tidak perlu adanya penambahan kapal,” tandasnya.
Sementara itu, Pengawas PT Dharma Lautan Utama, Bambang Haryo Soekartono (BHS) saat disinggu adanya pelayanan armada kapal DLU untuk daerah-daerah tertentu atas permintaan pemerintah daerah seperti yang telah direalisasikan dengan pekayaran KM Dharma Rucitra VIII, Bambang menyatakan bahwa memang ada target-target daerah yang potensial yang memang masyarakatnya membutuhkan, tapi sementara ini Dhatrma Lautan konsen pada daerah-daerah yang sudah di layani hingga saat ini karena ada beberapa lintasan yang mungkin sudah mulai membutuhkan tambahan daripada armadanya.
“Saya kira saat ini konsentrasi itu dulu sambil kita akan mempelajari daerah -daerah yang memang betul-betul membutuhkan kapal-kapal dari DLU,” tegas Bambang.
Kosentrasi pelayaran yang sedang digarap saat ini, Bambang menyebut masih di wilayah Indonesia Timur, seperti dari Surabaya-Lembar-Labuan Bajo-Ende-Maumere.
“Jadi ini masih ada yang membutuhkan lagi, misalnya Kupang ataupun daerah lain yang ada di NTT,” ucapnya.
Memang, Bambang melihat, sambutan masyarakat saat ini cukup baik, apalagi yang menuju ke Labuan bajo antusias masyarakatnya terlihat sekali.
‘Kita harpkan agar terjadi pertumbuhan, dan bila ada membutuhkan armada kembali DLU akan melayani dengan baik,” pungkasnya. (RG)