T-19 Tol Laut Papua Melonjak Jadi Bahasan Tim Liaison Bank Indonesia

114
Plt. KSOP Jayapura Willem Thobias Fofid (kanan) saat foto bersama Tim Bank Indonesia di dampingi jajarannya.

titikomapost.com, PAPUA – Tumbuh sehatnya layanan Tol Laut di Papua hingga meningkat menjadi 12 Trayek yang khusus melayani wilayah Papua dan Papua Barat dari total 34 Trayek yang tersebar di seluruh Indonesia mendapat perhatian khusus dari Bank Indonesia, dan menjadi pembahasan dalam sebuah forum diskusi yang dilakukan ketika mengunjungi KSOP Jayapura meng- update mengenai kondisi aktual dan prospek kondisi Usaha Sektor Angkutan Laut 2022 sehubungan dengan partisipasi Kementerian Perhububgan cq. Dirjen Perhubungan Laut dalam pelaksanaan kegiatan Liaison 2021.

Bahkan capaian peningkatan terjadi untuk trayek T-19 pada voyage ke 6 yang menjadi primadona di jalur lintas Papua dengan peningkatan jumlah muatan komoditi unggulan daerah Kabupaten Merauke beras dan dedak yang mencapai 233 kontainer.

Pada kesempatan ini Plt. KSOP Jayapura Willem Thobias Fofid menyampaikan beberapa  informasi data terbaru bagi Tim Bank Indonesia, diantaranya seperti pemaparan tentang usaha jasa terkait kepelabuhanan, Tol Laut Papua.

“Kami juga melaksanakan berbagai kegiatan pendampingan bagi pelaku usaha, pendampingan dan sosialisasi keselamatan pelayaran serta kegiatan operasional pelabuhan di beberapa kabupaten bersama Analisis Papua Strategis (APS) seperti yang terkini hari Kamis dilaksanakan di Kabupaten Yahukimo,” ujar Willem, Kamis (4/8/2022).

Baca Juga  Sosialisasi Pelindo Bersih Perkuat Komitmen Anti-Korupsi

Willem menjelaskan, wilayah kerja KSOP Jayapura sesuai PM 76 Tahun 2018 terbagi menjadi 4 wilker, yaitu Pelabuhan Jayapura, Pelabuhan Holtekamp, Pelabuhan Depapre dan Pelabuhan Demta. Khusus untuk usaha jasa terkait angkutan di perairan dan kepelabuhanan di Jayapura, terdapat 8 jenis usaha jasa terkait (UJT) yang kini berjalan dari 14 usaha jasa kepelabuhan yang ada di Indonesia.

Usaha jasa terkait kepelabuhan yang terdapat di Jayapura saat ini adalah 9 Perusahaan Pelayaran, 1 Perusahaan Keagenan Kapal, 9 Perusahaan Bongkar Muat, 31 Perusahaan Jasa Transportasi, 1 Perusahaan Tally Mandiri, 2 Terminal Khusus/Tersus dan 1 Terminal Untuk Kepentingan Sendiri/TUKS dan 2 Koperasi TKBM yang berada di pelabuhan Jayapura dan pelabuhan Depapre.

“Dan saat ini sementara berproses pengembangan pendirian usaha jasa Depo Peti Kemas dan Pengelolaan Terminal Peti Kemas. Jumlah usaha jasa terkait kepelabuhanan sampai pada Juli tahun 2022 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2021,” ungkapnya.

Menurut Willem, dalam penerapan aturan saat ini terdapat penambahan regulasi dalam syarat pengelolaan usaha jasa terkait angkutan di perairan, sektor kepelabuhanan dan bisnis pelayaran di wilayah kerja KSOP Jayapura yaitu menerapkan Inpres Nomor 9 Tahun 2020 Tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat serta Implementasi UU Otonomi Khusus Papua yaitu mengedepankan kontekstual hadirnya Orang Asli Papua dalam penyelenggaraan Business Shipping.

Baca Juga  Sambut Ratusan Turis Pelindo Perkenalkan Budaya Nusantara

“Selain itu juga diharapkan memiliki implikasi pada efektivitas program pembangunan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, CSO serta masyarakat khususnya Orang Asli Papua (OAP),” katanya.

Sedang, penyelenggaraan Layanan Tol Laut, lanjut Willem,  ada peningkatan menjadi 12 Trayek yang khusus melayani wilayah Papua dan Papua Barat dari total 34 Trayek yang tersebar di seluruh Indonesia pada tahun 2022.

“Bahkan capaian peningkatan terjadi untuk trayek T-19 pada voyage ke 6 yang menjadi primadona di jalur lintas Papua yaitu peningkatan jumlah muatan komoditi unggulan daerah Kabupaten Merauke beras dan dedak yang mencapai 233 kontainer dengan pengoperasian armada KM. Kendhaga Nusantara 6 yang sebelumnya KM. Logistik Nusantara 2 oleh PT. PELNI.

Sementara itu, Ketua Tim RIPN Pelabuhan Jayapura, Semuel Yabes Nenobias menambahkan, layanan Tol Laut di Papua dan Papua Barat itu sendiri menyinggahi 30 Pelabuhan singgah dan 7 (tujuh) pelabuhan pangkal dengan model pengembangan salah satu sebagai Pelabuhan Hub yaitu Pelabuhan Merauke.

“Termasuk juga pengembangan Pelabuhan Depapre di Kabupaten Jayapura sebagai Hub di utara Papua,” terangnya.

Baca Juga  Deviasikan Dua Kapal DLU Evakuasi Ribuan Peserta IFG Marathon Labuan Bajo

Hadir dalam diskusi itu, tim kegiatan Liaison 2022 Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Asisten Direktur Tim Implementasi Kebijakan Daerah Provinsi Papua Darmawan Tohap B Hutabarat, Manajer Fungsi Data Statistik dan Ekonomi Keuangan Provinsi Papua Rivky Rasyid, Asisten Manajer Fungsi Data Statistik dan EKonomi Keuangan Provinsi Papua Angga N. Pradana.

Dan tim dari KSOP Kelas II Jayapura mendampingi Plt Kepala KSOP Kelas II Jayapura, Kasubag TU Theresia Londong, PH. Kasi SHK Daniel Ronsumbre, Tim Ahli Penyusun Rencana Induk Pelabuhan Semuel Yabes Nenobais, Ketua Tim Pemaduan Piethein Manuaron, Tim Teknis Usaha Jasa Terkait Jan Imbiri, Pembina TKBM Markus Uruwatuw dan Marine Inspector Capt. Ghersom Picanusa.

“Informasi dalam wawancara ini diperlukan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan, ujar Darmawan Tohap B Hutabarat Asisten Direktur Tim Implementasi Kebijakan Daerah Provinsi Papua,” pungkas Darmawan Tohap B Hutabarat. (RG/Wil)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE