titikomapost.com, SURABAYA – Pertumbuhan kapal Roll On-Roll Off (RORO) dari tahun ke tahun di Tanjung Perak mengalami kepadatan. Merespon hal itu, KSOP Tanjung Perak berkolaborasi dengan Pelabuhan Indonesia (Pelindo) menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang bertemakan “ Peningkatan Pelayanan Kapal RORO Penumpang yang diselenggakan di hotel Haris Surabaya, Selasa (5/11/2024).
Hadir sebagai nara sumber, Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Hendri Ginting yang hadir secara on line, Kepala KNKT, Soerjanto Tjahjono, Wakil Ketua DPP INSA Bidang RORO dan Penumpang, Rakhmatika Ardianto, Arif wakil dari PelindoPelindo. Juga dihadiri Kepala KSOP Balikpapan, Capt. Heru Susanto, dan Kepala KSOP Lembar, Syamsurizal.
Direktur Pengelola PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Putut Sri Muljanto menjelaskan, Pelindo akan mensupport tumbuhnya kapal RORO dengan mendukung penyediaan fasilitas yang dibutuhkan, namun dirinya menyampaikan beberapa poin agar semua operator RORO satu kata sepakat agar kelancaran jadwal kapal, bongkar muat sehingga keselamatan pelayaran terwujud diantaranya, yaitu pastikan tinggi kapal sehingga portal gate bisa dibuat paten, perbaikan operasional, sistem digitalisasi bisa diterapkan,
“Terkait dermaga khusus RORO konsep MB akan dikaji bila kapal bisa menyesuaikan. Investasi, ya kamu akan lakukan tapi itu yang terakhir setelah melakukan perbaikan oprationya,” sebutnya menjawab keinginan dari operator kapal RORO.
Di tempat yang sama, Kepala KSOP Utama Tanjung Perak, Agustinus Maun, menjelaskan adanya system’ aplikasi guna mendukung proses kegiatan kedatangan, bongkar muat di pelabuhan maupun mengetahui jenis muatan yang ada diatas truk yang hendak naik kapal penting ada sehingga nantinya seperti buffer area keberadaannya akan terkoneksi dengan adanya notif notif yang kami sampaikan memberikan informasi kepada supir truk bahwa kapal akan sandar.
“Kami secara terpadu bersama operator terminal, pelayaran, dan kepolisian untuk memastikan barang muatan itu sudah clear yang ada di buffer area,” Tegasnya.
Bahkan, upaya yang digelar hasil kolaborasi KSOP Tanjung Perak bersama Pelindo lewat FGD itu sejalan dengan apa yang diharapkan oleh Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono yang mengatakan, melalui FGD ini juga diharapkan bisa mengentas predikat yang kurang sedap terkait wajah kapal Roll On-Roll Off (RORO) tanah air yang telah di klaim oleh IMO (International Maritime Organization) bahwa Indonesia merupakan satu dari tiga negara yang menyandang predikat kapal roro terburuk selain Bangladesh
“Kami mengharapkan RORO kita ini bisa keluar dari lingkaran yang di state oleh IMO bahwa Indonesia masuk dalam salah satu negara Wheels RORO Operation,” ujarnya.
Melalui FGD ini, lanjut Soerjanto kita harapkan kita bisa mengurangi masalah kecelakaan kapal RORO sehingga kita nanti bisa keluar dari lingkaran itu.
“Untuk itu kita harus berjuang bersama untuk mengeluarkan Indonesia dari lingkaran itu,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPP INSA Bidang RORO dan Penumpang, Rakhmatika Ardianto mengatakan, apa yang disampaikan oleh Pelindo, bagi kami untuk tinggi muatan kami bisa contohkan di Semarang hingga kini masih berlaku penetapan ketinggian 4.2 meter, tidak ada masalah.
“Saya pikir kalau standar itu bisa dipakai di Surabaya, “ ucapnya.
Bahkan,, kapal kapal yang baru saat ini tingginya ada yang sampai 5 meter. Jika tinggi muatan 4.2, dan sprinkler kapal masih 80 cm saya pikir bisa menyemprot dengan leluasa.
“Sedang bagi kapal kapal yang tingginya dibawah itu, kami juga menyampaikan kepada pelanggan kalau kapal A tinggi sekian, kapal B tinggi sekian sehingga mereka akan menyesuaikan,” terang Rakhmatika.
Terkait sistem window system, Rakhmat menyebut kami setuju guna kelancaran jadwal kedatangan dan bongkar kapal untuk pelabuhan yang tidak terpengaruh pasang surut air laut. Tapi, meski tidak iena pasang surut, seperti di Balikpapan kamu masih berhadapan dengan kebijakan pemerintah daerah yang melarang truk beroperasi diatas pukul 10 malam. Sehingga penumpukan di pelabuhan kerap terjadi.
“Jika kapal sandar siang di pelabuhan akhirnya terjadi penumpukan sementara di pelabuhan. Ini nanti kami akan gunakan pada rute rute siap dengan menggunakan window system,” akunya.
“Untuk kapal kapal yang bisa sandar di dermaga MB nanti coba kami data dan dibicarakan lebih lanjut secara teknisnya,” tambah Rakhmatika,
Tak hanya itu, sebelumnya kolaborasi KSOP dan Pelindo dalam menunjukkan keseriusannya untuk peningkatan pelayanan terhadap kapal RORO juga telah diwujudkan adanya penyediaan buffer area sebagai tempat parkir area penyangga untuk menampung truk truk muatan kapal RORO yang akan melakukan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak, Selasa (15/10) kemarin.
Kehadiran 3 area buffer ini akan meningkatkan layanan operasional pelabuhan Tanjung Perak yang semakin padat khususnya bagi muatan kapal-kapal Roll On-Roll Off (RORO) yang mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun hingga mencapai 17 persen.
Kepala KSOP Kelas Utama Tanjung Perak Agustinus Maun menyampaikan apresiasi pada Pelindo dalam upaya peningkatan layanan di area pelabuhan Tanjung Perak salah satunya dengan penyediaan buffer area ini, sehingga alur keluar masuk truk di area pelabuhan lebih tertata, efisien dan meminimalkan resiko kecelakaan.
“Atas tersediannya buffer area dikawasa pelabuhan Tanjung Perak ini, mengingat ini merupakan kawasan tertib lalu lintas sehingga kedepannya tidak hanya meningatkan layanan namun juga keamanan keselamatan dan keamanan lalu lintas,” ujarnya.
Diharapkan, lewat FGD ini akan melahirkan beberapa kebijakan pemerintah terkait dengan peningkatan pelayanan terhadap kapal RORO. (RG)