titikomapost.com, SURABAYA – Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhubungan laut bersama Departemen of Home Affairs Australian Embassy menyelenggarakan pelatihan Maritime Security Train the Trainer yang diikuti 22 peserta dari jajaran Direktorat KPLP, KSOP, BUP, dan TUKS selama 5 hari (27-31 Mei 2024) yang dibuka langsung oleh Direktur KPLP, Jon Kenedi di Hotel Swiss-Belinn, Surabaya, Senin (27/5/2024).
Hadir pula dalam pembukaan Maritime Security Train the Trainer tersebut, Kasubdit Patroli dan Pengamanan Direktorat KPLP, Yuserizal, Mrs. Gillian Vandurent Departemen of Home Affairs Australian Embassy, KSOP Utama Tanjung Perak yang diwakili Nanang Afandi, Kepala Bidang Lalu Lintas (Kabid Lala) Angkutan Laut, Operasi dan Usaha Kepelabuhanan, Kepala Pangkalan PLP Tanjung Perak, Devi A Mamesah.
Direktur KPLP, Jon Kenedi mengatakan bahwa program semacam ini sudah beberapa kali diselenggarakan sebagai upaya mengasah kemampuan trainer terkait kemampuan penguasaan maritime security agar dapat menjadi trainer yang qualified sehingga bisa sejajar dengan trainer-trainer luar negeri.
“Kali ini dari Australi sebagai pemateri, dan juga akan diambil 1 atau 2 yang terbaik dari peserta diberi kesempatan menjadi trainer ke tempat negara lain tatkala mereka melakukan kegiatan sebagai asisten trainer,” ujarnya sesaat setelah membukan acara Maritime Security Train the Trainer yang diselenggarakan oleh Ditjen Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) bersama Departemen of Home Affairs Australian Embassy yang diselenggarakan di Hotel Swiss-Belinn, Surabaya, Senin (27/5/2024).
Pelatihan Maritime Securuty Train the Trainer digelar untuk membekali setiap peserta dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi mentor efektif yang mampu menjadi profesional sehingga bisa mendidik dan melatih hal serupa terhadap orang lain nantinya.
“Hal semacam ini sangat penting diselenggarakan karena semua pelabuhan yang ada sudah menerapkan ISPS Code, jadi kegiatan ini sangat penting. Jangankan di Indonesia, di seluruh dunia sudah menerapkan seperti ini,” katanya.
Direktur KPLP pun berharap, melalui pelatihan ini nantinya seluruh peserta bisa menjadi trainer terhadap materi yang telah dikuasainya yang di dapat dari kegiatan semacam ini. Mengingat begitu banyaknya pelabuhan yang memerlukan dukungan SDM yang menguasai pengetahuan masalah keamanan di lingkungan laut.
“Mohon para peserta bisa mempersiapkan diri agar bisa mendapat kesemparan menjadi trainer di negara lain, bukan hanya di Indonesia, seperti di Philipine, Malaysia ataupun di tempat negara-negara yang kita anggap lebih ilmunya daripada kita,” pesannya kepada seluruh peserta agar serius mengikuti training.
Sedang, sebagai peserta terduri dari, 6 orang perwakilan dari Direktorat KPLP, 2 orang dari KSOP Utama Tanjung Perak, 1 orang dari KSOP Utama Tanjung Periok, 1 orang dari KSOP Utama Makassar, , 1 orang dari KSOP Kelas I Semarang, 1 orang dari KSOP Kelas II Sampit, 1 oeang fari KSOP Kelas II Gresik, 1 orang dari KSOP III Benoa, 1 orang dari KSOP Kelas III Lembar, 1 orang dari KSOP Kelas IV Probolinggo, 1 orang dari Pelindo sub Regional Jawa, 1 irang daari PT TPS, 1 orang dari PT TTL, 1 orang dari PT ISM Bogasari, 1 orang dari PT Pertamina, 1 orang dari PT AKR.
“Minimal, agar semua peserta bisa melakukan training terhadap anggota yang lain supaya seluruh indonesia itu ilmunya sama,” pungkas Jon Kenedi. (RG)