titikomapost.com, SURABAYA – Tabrakan kapal yang terjadi akhir bulan Februari 2024 lalu antara MT. AS Marine dengan KM. Express Mas hingga kini proses penyidikannya masih berjalan. Hal itu dibenarkan oleh KSOP Utama Tanjung Perak melalui Kabid P2, Capt. Roni Fahmi saat dikonfirmasi. Bahkan, kedua belah pihak belum ketemu kata sepakat karena kedua pihak kapal merasa benar.
“Prosesnya itu makan waktu lama juga karena harus menghadirkan semua pihak, beda dengan kasusnya Fredy Sambo itu cepat,” kelakarnya, Selasa (19/3/2024).
Menurut Roni, pihaknya itu harus menggali keterangan tidak cuma dari satu pihak saja, tapi juga memanggil radio officer yang posisinya di Karangjamuang.
“Karena masing-masing baik nakhoda maupun pandu mengatakan demikian. Kita minta keterangan dari mereka, apakah benar begini. Sehingga nanti kita akan mengambill kesimpulan jalan ceritanya itu bagaimana,” jelasnya.
Disinggung terkait obyek yang bersiteru, Roni mengatakan bahwa MT. AS Marine saat ini posisi Lego jangkar sedang KM. Express Mas setelah kejadian melanjutkan kegiatan bongkar muatan di Terminal Teluk Lamong, lepas itu kapal langsung menuju ke salah satu galangan yang ada di Lamongan guna lakukan docking.
Sedang, persoalan tabrakan kapal tersebut hingga detik ini belum menemukan titik temu atas penyelesainnya oleh kedua belah pihak. Bahkan kabarnya hingga menelan korban jajaran PT Pelindo Jasa Maritim (PJM) yang membidangi pemanduan di Tanjung Perak, diakui Capt. Roni Fahmi yang menyebut bahwa pejabat struktural pemanduan di copot satu paket.
“Maaf saya sudah tidak di pemanduan lagi. Terima kasih atas bimbingannya,” kata Roni menirukan salah satu struktural pemanduan yang menyampaikan kepadanya untuk berpamitan.
Dari kejadian itu, Roni menarik kesimpulan bahwa perlu adanya revisi SOP Pemanduan yang digunakan oleh Pelindo, pasalnya untuk titik naik turunnya pandu baik saat mengantar atau menjemput kapal di area Bouy 3 alur pelayaran Barat Surabaya (APBS) banyak tidak dilakukan, dan mereka lebih memilih nego untuk turun dan naik di seputar Karangjamuang..
“Harus ada revisi SOP Pemanduan terkait titik tempat Boarding ground pandu khususnya di kondisi cuaca buruk sangat tidak bersahabat. Makanya baiknya direvisi bisa di karajamuang tapi dengan syarat mengantongi keterangan cuaca buruk dari pejabat yang terkait, agar tidak ada lagi budaya nego-nego pandu turun di Karangjamuang yang seharusnya di Bouy 3,” terang Roni.
“Dari itu, akan tidak ada lagi alasan pandu turun di tengah jalan di Karangjamuang yang bernego dengan nakhoda karena jarak menuju ke Bouy 3 sekitar 5 mil memang dirasa berat bila kondisi cuaca lagi ekstrim, “ imbuhnya.
Sementara itu, salah pejabat Pelindo saat disinggung terkait hal itu, dia membenarkan atas non job yang dialami oleh manajemen pemanduan yang ada di Tanjung Perak yang dinakhodai Agus Dwi Wahyono.
“Iya mas bro, sepertinya begitu, jajaranya di nonjobkan,” ucapnya. (RG) Bersambung