titikomapost.com, SURABAYA – Direktur Perkapalan Dan Kepelautan (Ditkapel) Direktorat Jenderal Perhubungan laut Kementerian Perhubungan bersama KSOP Utama Tanjung Perak dan BKI lakukan monitoring selama 2 hari sebagai tindaklanjut secara acak uji petik yang telah dilakukan oleh KSOP Tanjung Perak terhadap kapal-kapal sebagai langkah kesiapan armada angkuran Natal dan Tahun Baru (Nataru 2923/2024) mendatang.
Kasubdit Keselamatan Kapal Ditkapel, Wahyu Ardiyanto, ST., MT mengatakan, langkah monitoring yang dilakukan bersama timnya yang melibatkan juga KSOP Utama Tanjung Perak dan BKI semua ini dilakukan untuk kesiapan nataru yang bisa dipastikan terjadi peningkatan jumlah penumpang. Untuk itu, semua armada kapal laut kita pastikan dalam kondisi fit, makanya dilakukan monitoring, karena uji petik sudah dilakukan oleh UPT yang ada.
“Monitoring ini melihat apakah hasil temuan uji petik UPT telah difollow up oleh pihak operator kapal. Tapi masih kita kasih batas waktu sampai 30 November 2023 sudah jalan semua,” katanya disela lakukan monitoring kapal penumpang KM Labobar yabg sedang sabdar di dermaga Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak, Kamis (16/11/2023).
Khususnya kapal KM Labobar yang sempat mengalami kebakaran saat dalam pelayaran dari Balikpapan menuju Pantoloan pada Jum’at (3/11) lalu yang menghanguskan beberapa alat keselamat dan sekoci akibat tempat sampah yang terbakar diduga akibat puntung rokok yang masih menyalah. Belajar dari pengalaman itu, Wahyu setelah mememeriksa keseluruh bagian kapal, dan menemukan tong sampah berjajar di sepanjang reling kapal. Untuk itu, dirinya segera memerintahkan Nakhoda Kapal KM Labobar untuk meniadakan tong-tong sampah tersebut terlebih yang berdekatan dengan box alat keselamatan agar tak terulang dua kali kejadian serupa.
“Berdasrkan pengalaman kejadian sebelumnya, kurang tepat penempatan tong sampahnya. Apalagi di tempatkan di dekat box penyimpanan life jacket,” tegasnya.
Memang, lanjut Wahyu, area penempatan tong sampah itu berada di area bebas merokok, sehingga tidak menutup kemungkinan penumpang yang merokong membuang puntungnya di tong sampah yang belum mati.
“Meski di area bebas tapi prilaku masyarakat kita belum tertib benar. Kalau di luar orang merokok ketika abis puntung dimatikan sebelum dibuang ke tempat sampah, makanya kita perintahkan untuk tidak disediakan di sisi reling sebagai pencegahan,” terang Wahyu.
Ada juga beberapa temuan yang di dapat oleh tim salah satunya CO 2 sistem di dek 4 ditemuka tidak ada pengaman yang berada di area umum.
“Tentu itu berpotensi dapat dimainkan penumpang karena berada ditempat terbuka,” Fanie salah satu tim Ditkapel.
Wahyu menegaskan, selama alat keselamatan tidak berfungsi maka harus mengurangi kapasitas jumlah penumpang.
“Kalau sudah dilakukan perbaikan dan berfungsi seperti sediakala maka pembatasan kapasitas itu tidak berlaku lagi,” tandas Wahyu.
Selain itu, dalam monitoring kali ini, Wahyu menambahkan juga masih mendapati beberapa temuan yang menjadi koreksi untuk operator agar kesiapan angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 nanti dapat berjalan dengan baik.
“Intinya semua yang menjadi temuan teman-teman segera dipenuhi, dan nantinya akan kami rekap semuanya untuk dilaporkan kepada Direktur,” ujarnya yang juga mengucapkan terima kasih kepada pihak Pelni atas berlangsungnya kegiatan monitoring ini.
“Semoga kapal KM Labobar selalu lancar oprasionalnya tidak ada musibah, dan dapat mendukung untuk angkutan natal dan tahun baru,” imbuh Wahyu.
Ditempat yang sama, Capt. Hendrik Kurnia Adi, S.Si, M.MTr, M.Ma yang mendampingi Kasubdit Wahyu mengingatkan, bahwa tanggung jawab secara keseluruhan di kapal itu ada pada nakhoda dan menejemen untuk bisa memberikan rasa aman, nyaman pada penumpang.
“Kami dari Tanjung Perak, next nanti kita akan selalu bisa komunikasi,” ucap Hendry sembari memperkenalkan diri kepada nakhoda maupun jajaran perwira kapal KM Labobar yang terlibat dalam kegiatan monitoring.
Apa yang kami lakukan saat ini bersama tim dari pusat dan BKI adalah untuk memastikan arus lalu lintas laut angkutan nataru nanti dapat berjalan dengan baik, selamat tidak ada kejadian apapun dan bisa zero accident seoerti harapan kita semua.
“Sedang tim ditkapel sifatnya monitoring secara acak kapal-kapal yang sudah dilakukan pemeriksaan dalam uji petik,” jelas Hendrik.
Sementara itu, Capt. Sunarjono P Nakhoda KM Labobar menjelaskan, awal rusaknya beberapa alat keselamatan yang saat ini masih ditemukan oleh tim Ditkapel itu tatkala kapal dalam pelayaran dari Balikpapan menuju Pantoloan dalam kronologinya kejadian itu, awalnya ada laporan dari salah satu penumpang yang mendapati tong sampah berasap. Tapi setelah kita periksa sudah terjadi kebakaran.
“Alhamdulillah tudak ada korban jiwa, hanya alat keselamatan saja yang rusak,” akunya.
Kami patuh atas apa yang telah disampaikan tim Ditkapel bahwa kapasitas kapal dilakukan pengurangan sesuai daya tampung total seluruh alat keselamatan yang rusak.
“Total dari kapasitas kapal 3000 penumpang yang nanti akan dipotong sesuai alat keselamatan yang rusak sekitar 300 an penumpang,” jelasnya.
Capt Sunarjono mengaku bahwa pihaknya sudah membuat permintaan kepada perusahaan tetapi perbaikan alat keselamatan yang rusak itu masih menunggu proses asuransi yang masih berlangsung.
“Semoga cepat bisa dilakukan pelengkapan alat-alat keselamatan yang rusak. Semoga dalam pelayanan angkutan nataru bisa kembali seperti sediakala,” pungkasnya. (RG)