ALFI Minta Pelindo dan JICT Tak Lepas Tangan

116
Antrian panjang trailer akibat rusaknya terminal operating system (TOS) di Jakarta International Container Terminal (JICT) sejak Kamis (17/11) kemarin.

titikomapost.com, JAKARTA – Rasakan kerugian akibat rusaknya terminal operating system (TOS) sejak Kamis (17/11) kemarin, pengusaha logistik minta pihak Jakarta International Container Terminal (JICT) bertanggung jawab akibat kerugian yang ditanggungnya. Bahkan, ALFI DKI minta Pelindo dan JICT tidak lepas tangan.Errornya layanan TOS JICT yang tidak bisa membuT e-tiket sampai Jum’at (18/11) pagi sangat disayangkan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta yang menyebut hal itu berdampak fatal pada kegiatan logistik dan perekonomian nasional hingga memicu kemarahan pengusaha logistik karena harus menanggung kerugian. Pasalnya, solusi yang ditawarkan Pelindo group itu dengan cara layanan manual tak membuahkan hasil.

“Katanya bisa manual? Tapi faktanya banyak perusahaan anggota kami saat melakukan layanan pembuatan kartu ekspor maupun impor tidak bisa dilakukan, bahkan yang sudah memegang kartu pun juga tidak bisa melakukan pemasukan maupun pengeluaran barang. Ini sudah amburadul semua sistem layanannya,” kata Ketua DWP ALFI DKI Jakarta, Adil Karim, dalam keterangan seperti dikutip dari cnbc, Jumat (18/11/2022).

Baca Juga  Arus Balik Ribuan Warga Berdatangan di Pelabuhan Gresik

ALFI DKI Jakarta mendesak pembebasan seluruh biaya yang muncul atas terganggunya sistem TOS JICT tersebut. Terutama, kata dia, terhadap barang ekspor yang telah siap masuk pelabuhan terpaksa tidak bisa closing dan berpotensi tertinggal kapal sehingga biaya ekspor membengkak.

Ramainya pengusaha logistik meluruk JICT.

Begitupun dengan impor, di mana barang yang sudah mengantongi surat perintah pengeluaran barang atau SP2 tidak bisa keluar gate out terminal karena sistem di pintu keluar juga error. Akibatnya, peti kemas harus terkena tambahan biaya storage di container yard (CY) terminal. Sementara biaya detention/demurrage/inap/penitipan container tetap dikenakan.

“Sebab seluruh biaya-biaya itu kini menjadi bengkak. Belum lagi kerugian immaterial dimana para petugas kami di lapangan antri menunggu layanan sejak kemarin hingga hari ini. Kami minta Manajemen Pelindo dan JICT jangan lepas tangan atas kondisi ini,” keluh Adil.

Dari dampak kerugian itu ALFI mendesak Otoritas Pelabuhan di Tanjung Priok bisa mengalihkan layanan kapal dari JICT ke terminal lainnya.

Sementara itu, sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PT Jakarta International Container Terminal (JICT) Raditya Arrya menjelaskan, gangguan pada sistem terminal operasi terdeteksi pada Kamis (17/11) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Akibat adanya gangguan pada sistem operasional tersebut, seluruh kegiatan di terminal JICT yang sudah dilakukan secara digital mengalami kendala.

Baca Juga  Maknai Bulan Ramadham Pelindo Sub Regional Jawa Makin Gencar Berbagi

“Saat ini tim internal kami bekerja melakukan perbaikan agar sistem terminal operasi petikemas dapat berfungsi kembali secara normal dengan normal, secara bersamaan proses investigasi sedang dilaksanakan untuk memperoleh penyebab terjadinya gangguan pada sistem operasi di JICT,” jelas Raditya dalam keterangan resmi, Kamis (17/11).

Untuk mengantisipasi dampak dari gangguan pada sistem operasional tersebut, JICT telah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan para stakeholders di pelabuhan Tanjung Priok dan asosiasi-asosiasi yang menjadi mitra kerja dari JICT.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh stakeholders, para pelanggan dan mitra kerja JICT atas dukungannya dan bisa memahami situasi yang terjadi saat ini. Kami juga minta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” katanya. (RG/Ari/red)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE