titikomapost.com, SURABAYA – Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.000 pulau, Indonesia memiliki potensi besar mengembangkan bisnis di sektor maritim yang sejalan dengan niat mulia pemerintah menjadikan Republik ini poros matitim dunia. Hal itu telah dijawab oleh bangsa Indonesia dengan berjamurnya industri Galangan Kapal yang mampu membangun kebutuhan armada transportasi laut itu dengan baik hingga saat ini ada sekitar 33.000 kapal niaga telah beroperasi. Namun sayangnya, pertumbuhan itu tidak dibarengi dengan ketersediaan tenaga welder atau juru las spesialis bangunan kapal yang kompeten dan bersertifikat. Bahkan, kondisi itu pernah dirasakan galangan lokal tatkala ratusan pesanan kapal pemerintah harus rampung sesuai jadwal kontrak kerja.
Keprihatinan itu ditangkap oleh Ir. Moch. Moenir, Presiden Direktur Kampuh Welding Inonesia dengan mendirikan sebuah Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS), Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) dan Sending Organization (SO) dalam bidang teknologi Las yang mengacu pada Standart Kopetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk bisa mencetak tenaga-tenaga ahli las secara umum maupun khusus bidang rancang bangun kapal.
“Kami prihatin dengan adanya kekurangan tenaga welder yang mumpuni dalam pembangunan kapal saat menyelesaikan 200 kapal pesanan pemerintah yang terbagi di semua galangan itu menyebabkan saling berebut tukang las tarik-tarikan satu sama lain galangan. Untuk itu, saya berfikir memecahkan masalah itu dengan mendidik masyarakat menjadi tenaga las berstandart Nasional maupun Internasional,” ungkap Moenir saat dijumpai ditengah aktifitasnya sebagai Presiden Direktur Kampuh Academia, Jum’at (23/9/2022) siang.
Disamping itu, lanjut Moenir, dirinya juga pada kesempatan yang sama pernah diminta oleh pihak galangan kapal yang ada di Jepang untuk dapat mengirimkan tenaga las dalam program tenaga magang seperti yang pernah dilakukannya saat aktif di PT PAL Indonesia (Persero). Sebelumnya, kami datangkan pihak Jepang untuk memberikan pelatihan manejerial tapi hasilnya kurang maksimal sehingga diputuskan mengirim tenaga welder ke Jepang.
“Memang, saat saya masih kerja di PAL, pernah mengirimkan para welder ke Jepang untuk mendapatkan pelatihan cara mengelas sesuai standar luar negeri dengan harapan setelah setahun kembali keperusahaan (PAL,red) sudah mumpuni mengerjakan bangunan kapal berkualitas las internasional,” katanya.
Bercermin dari pengalaman itu, Moenir yang juga Wakil Ketua DPP IPERINDO Bidang Pengembangan SDM itu bertekad membuat sebuah lembaga pelatihan guna mencetak kebutuhan ahli las yang bersertifikat dalam maupun luar negeri agar dapat memenuhi kebutuhan pembangunan kapal hingga kebutuhan dunia industri dengan nama Kampuh Welding Indonesia yang berkembang menjadi Kampuh Academy.
Latar belakang yang menginisiasi berdirinya Kampuh welding Indonesia pada 26 Mei tahun 2015, diakui Munir bahwa LPKS Kampuh berdiri atas keprihatinan adanya kekurangan ketersediaan tenaga welder yang mempunyai standart mutu pengelasan khususnya di dunia perusahaan galangan kapal. Untuk itu, kami mendirikan lembaga pelatihan yang dalam perjalannya dari awal hingga sekarang disupport oleh pemerintah melalui Badan pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDMI) Kementerian Perindustrian.
“Hampir 90 persen pelatihan yang diselenggarakan kampuh disupport Kementerian Perindustrian melalui fasilitas Pusdiklat Industri BPSDMI dengan program diklat 3 in 1 dari tahun 2015 hingga 2022 telah mencapai 3.442 orang ditambah 20 orang lulusan program Guru vokasi, dan sisahnya difasilitasi oleh BDI Surabaya, Disnaker Kota Surabaya, BBPLK Serang-Banten serta dari Fasilitas Kemendikbudristiek,” terang Moenir.
Menurut Moenir, kebutuhan welder atau juru las khususnya di dunia perkapalan sangat memberikan peluang besar, pasalnya pengerjaan pembangunan kapal makin meningkat, baik itu pesanan di dalam negeri maupun luar negeri yang telah mempercayai kemampuan galangan kapal anak bangsa. Untuk itu, kami berharap keterlibatan semua pihak agar keberlangsungan penyelenggaraan diklat juru las yang berstandart bersertifikat baik dalam hingga dunia dapat dilaksanakan secara kontinu sehingga dapat menjawab kelangkaan tukang las yang profesional.
“Apalagi kebutuhan welder di galangan Jepang sangat tinggi, hal ini sangat menjanjikan guna meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat khsusnya ahli las bila dapat bekerja di jepang baik sebagai tenaga magang maupun tenaga kerja kontrak. Yang jelas, kesempatan welder terbuka seluas-luasnya karena jepang lebih cocok dengan tenaga kerja Indonesia bila dibanding dengan negara lain,” ungkap Moenir.
Memang, Laki-laki asal Surabaya kelahiran 1949 ini mengakui bahwa setiap orang yang akan mendapatkan sertifikat keahlian di dunia pengelasan tidak murah yang berkisaran puluhan juta setiap orangnya. Dengan besaran biaya itu, dirinya berharap semua pihak baik kementerian, pemerintah daerah maupun perusahaan BUMN serta swasta memberikan sumbahsihnya bagi masyarakat lewat diklat-diklat keahlian khususnya yang diselenggarakan oleh Kampuh Academy.
“Kami juga membantu masyarakat untuk mengikuti diklat di Kampuh melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) namun jumlahnya juga terbatas sekitar 125 orang yang diselenggarakan dari tahun 2015 hingga 2018 mengingat bahan baku diklat yang mahal,” tandas Moenir.
“Kami juga bersedia mendampingi bermitra bila ada badan diklat yang ingin melaksanakan pelatihan seperti yang dilakukan Kampuh karena kemampuan kita mencetak tenaga ahli berstandart Internasional per tahunnya baru 2,500 an orang agar bisa mencetak lulusan yang bekompeten dibidangnya,” imbuh Moenir.
Moenir berharap, dengan kebutuhan welder khususnya di luar negeri ratusan ribu itu, kita bisa menjawab dengan mengirim tenaga Indonesia yang mumpuni guna dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang berkesempatan bisa dikirim ke luar. Secara Demografi, hal ini berkaitan erat dengan jumlah tenaga muda yang tinggi di Indonesia dan menjadi kesempatan emas berkiprah di Internasional selagi ada kepercayaan dari dunia.
“Hampir semua galangan 10 besar yang ada di Jepang sudah kerjasama dengan Kampuh. Bagaimana kita bisa mengirim mereka (welder.red), perusahaan Korea pun sudah meminta kita. Jadikan Kampuh menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia guna menjawab persoalan industry maritime dan industry-industri lain,” harapnya.
Untuk diketahui, Kampuh Welding Indonesia (KWI) berdiri sejak tahun 2015 eksis di Surabaya dengan total kelulusan 5.888 orang, dan dalam perkembangannya berhasil membuka cabang di Jakarta dengan nama kampuh Welding Cikarang dibuka pada tahun 2017 hingga sekarang telah meluluskan sebanyak 2.830 orang.
Dalam melaksanakan diklat, Kampuh Academy bekerjasama dengan badan Kerjasama Internasional Jepang yang dikenal dengan nama JICA (Japan Internasional Cooperation Agency) yang bergerak membantu pembangunan negara-negara berkembang dengan menghadirkan mitra perusahaan galangan , seperti MES Group, Tsuneishi Shipyard, Kitanihon Shipyard, Oshima Shipyard, Daisho Seiki, dan Mirae Shipyard.
Kampuh Welding Indonesia telah memdapatkan sertifikat verifikasi sebagai tempat uji kopetensi TUK LSP-Las, TUK LSP PPT Migas, TUK LSP-LMI, TUK LSP-Perkapalan. Kampuh juga menjadi tempat uji Kopetensi untuk sertifikat Internasional antaranya:
- IWS (Indonesia Welding Society), ANB (Autorized Body), IIW (Internasional Institut of Welding, Prancis);
- IACS (Internasional Association of Classification Society) untuk galangan kapal di dunia, diantaranya NKK (Nippon Kaiji Kyokai Jepang), L/R (Lloyd Register Inggris), BV (Bureau Veritas Perancis) dll.
Lulusan diklat Kampuh Academy bersertifikat baik dari BNSP, BKI, ClasNK. Lloyd’s Register, IIW, BV, Welder Perfomance Qualivication Project Migas, Oil and Gas Qualivication, Kampuh (Sertifikat Lembaga)
Fasilitas yang dimiliki Kampuh:
Workshop A: Diklat Pengelasan (85 welding booth).
Workshop B: Laboratorium Uji Bahan.
Workshop C: Diklat Pengelasan (51 welding booth) dan unit Produksi.
Workshop D: Aula Kampuh Academy, Kantor LSP-Perkapalan, Kantor Perhimpunan Praktisi Perkapalan Indonesia.
Telah melakukan kerjasama penempatan kerja industry dengan lebih dari 100 perusahaan Nasional dan Internasional Galangan kapal, Alat-alat Berat dan Industri Konstruksi serta telah melakukan pengiriman tenaga Magang dan SSW ke Jepang sejak 2017 hingg saat ini sebanyak 121 orang.
Kampuh Welding Indonesia juga sudah mengukir berbagai prestasi yang diperoleh dari “ARC Internasional welding Competition China”, seperti:
1.Tahun 2018 (Team Gold Price, Second Prize Kategori Proses SMAW, Second Prize Kategori Proses GMAW)
2.Tahun 2019 (First Prize Kategori Finish Product SMAW-FCAW-GMAW-GTAW, Second Prize Kategori Proses SMAW, Third Prize Kategori Proses GMAW
3.Tahun 2021 (First Prize Kategori Proses SMAW, Excellent Prize Kategori Proses GMAW, Third Prize Kategori Proses GTAW, Second Prize Kategori Finish Product, Bronze Price)
Sedang Diklat yang baru-baru saja diselenggarakan adalah, bantuan dari pemerintah Jepang kepada Indonesia Training Shipbuilding management System kepada 20 Galangan kapal anggota IPERINDO (Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai ) tentang “Prosedur Pembuatan Kapal dan Manajemen Produksi” sebagai langkah modernisasi industry perkapal di Indonesia dari tahun 2022 hingga 2024 mendatang atas kerjasama Kementerian Perindustrian bersama JICA dan IPERINDO.
“Gelaran diklat dibagi dua tempat, 10 galangan kapal yang masing-masing 2 orang peserta dilaksanakan di Aula Kampuh Welding Indonesia Surabaya, dan 10 galangan kapal peserta dilaksanakan dilaksanakan di Gedung PIDI BPSDMI Kemenperin, Jakarta,” pungkas Moenir. (RG)