titikomapost.com, BANGKALAN — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir memberi dorongan kepada seluruh stakeholder agar dapat bersama-sama satu irama berkolaborasi demi mewujudkan percepatan kemajuan Madura. Hal itu diungkapkannya saat menghadir Talkshow dengan tema: Kolaborasi Percepatan Kemajuan “Madura Mandiri untuk Indonesia Maju” yang diselenggarakan Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) di Gedung PKPN Kabupaten Bangkalan, Sabtu (18/6/2022).
Forum kegiatan yang diikuti perwakilan Kadin dari empat Kabupaten di Madura dan perwakilan Kadin Jawa Timur serta para pengusaha muda maupun generasi milenial itu disambut hangat dengan respon penyampaian kondisi perdagangan serta lontaran pertanyaan dari para peserta kepada menteri BUMN.
Pada kesempatan itu Erick mengajak kalangan terkait membuang ego untuk duduk bersama antara pemerintah pusat, daerah dan masyarakat guna mencari persamaan persepsi bagaimana bisa industri di Madura itu dapat dilakukan peningkatan, melakukan perbaikan bersama-sama karena menurutnya tidak mungkin BUMN bekerja sendiri.
“Tadi saya buka laporan keuangannya BUMNnya rugi cuman kalau BUMN nya untung kita bisa lakukan, banyak BUMN yang untung kebetulan garam ini masih rugi dan kebetulan kerugiannya dari 134 sudah lebih baik 67 makanya tadi kita tawarkan Kadin bersama pemerintah daerah dan BUMN bikin tim kecil untuk duduk dan terbuka apa yang kita bisa carikan solusi, program makmur jalan, ketika ada offtakernya buat padi tebu dengan jagung, tapi kalau di industri digital kita bicara game lokal musik lokal kita gak bisa jadi offtaker itu masyarakat offtakernya, nah pertanyaannya garam siapa offtakernya nah itu yang kita harus duduk bersama dan kita sangat terbuka BUMN sangat terbuka bekerjasama dengan pengusaha, pemerintah daerah swasta dari pada asetnya mangkrak,” katanya menjawab pertanyaan salah satu pengusaha garam yang diperjelas lagi oleh wartawan saat momen doorstop, Sabtu (18/6/2022).
Erick juga memberikan gambaran, lanjutnya, contoh banyak aset PT Pos sekarang di Jakarta di Bandung di Medan itu buat siapa, ya buat UMKM liat saja di Pasar baru. Sarina yang tadinya sudah dilupakan sekarang maju di Jakarta.
“Bisa kalau mau kita saling legowo (lapang dada.red) membuka diri mencari solusi bukan saling menyalahkan,” imbuh Erick.
Pada kesempatan itu, turut hadir pula sebagai nara sumber, Wakil Bupati Pamekasan. R.B Fatta Jasin, Wakil Bupati Bangkalan, Mohni, Kepala Bapelitbangda Kabupaten Sampang, Hj. Umi Hani Laila, Kepala Bapeda Sumenep, Yayak Nurwahyudi
Sementara itu, ketua Kadin Pamekasan, Harisandi Savari mengambarkan capaian daerah, seperti pemerintah Kabupaten Pamekasan sudah luar biasa dalam memajukan perekonomiannya melalui Saputangan Biru menciptakan sepuluh ribu pengusaha baru yang dalam perjalanannya semua elemen diberikan pelatihan secara gratis serta juga telah meciptakan sembilan wali rahmat sebagai salah satu toko swalayan tidak kalah dengan mart-mart (swalayan waralaba.red) yang ada di Pamekasan.
“Kita Kadin berbangga karena produk yang dijual 70 persen diambilkan dari UMKM,” kata Harisandi dalam sambutannya.
Demikian juga Kabupaten Bangkalan, dengan wisata kulinernya, lanjut Harisandi, rasanya kurang lengkap kalau kita lakukan perjalanan dari Surabaya ke Timur Madura jika tidak mampir ke Bangkalan untuk mencicipi kulinernya.
Harisandi jugaa menambahkan, sebagai Ketua panitia mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya Talkshow bersama Menteri BUMN ini.
Kita hadir di forum ini tidak lain tidak bukan agar bagaimana pemerintah di setiap kabupaten Madura menyatukan persepsi terjadi kolaborasi yang indah untuk percepatan laju perekonomian yang ada di Madura. Untuk itu, agar semua rakyat bekerjasama menjadi UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional, yangmana pemerintah pusat sendiri telah mendesain secara luar biasa, bagaimana UMKM ini bisa lebih besar.
“Kita tentu bersyukur UMKM telah menjelma dan berjasa besar dalam perekonomian nasional. Terbukti Indonesia dapat bertahan dari guncangan krisis ekonomi selama puluhan tahun. Kalau tidak ada UMKM, kita tahu sendiri bahwa di 2008 dengan krisis financial dan 1998 krisis moniter sudah barang tentu Indonesia menjadi negara yang kolaps,” ungkapnya.
Yang tak kala membagakan juga, negara kita saat ini telah bergabung di dalam negara G20.
Saya sendiri tidak menduga bahwa UMKM yang industri kecil mampu justru menjadi pertahanan nasional dan mengalahkan industri manufaktur skala besar yang mungkin bapak Erick sudah tahu, kantornya megah-megah di jalan Sudirman, Jakarta itu tidak seberapa bila dibandingkan UMKM yang mampu berkontribusi kepada negara hingga 62 persen atau 8.500 Triliun Rupiah,” jelasnya.
Jadi kita tidak usah malu membangkitkan umkm yang ada di Madura. Yang saya harapkan adanya kolaborasi dengan pemerintah pusat kita gelorakan sekarang.
“Kami juga berharap hal serupa yang dilakukan di Bangkalan ini bisa dilakukan di daerah Timur Madura lainnya,” pungkas Harisandi. (RG)