Indonesia Pilih Perairan Makassar Jadi Ajang Gelaran Marpolex 2022

107
Tampak kru kapal Patroli KPLP KN Gandiwa P 118 salah satu peserta aksi Marpolex 2002 saat akan menggelar Oil Boom di perairan Makassar yang berlangsung 24-28 Mei 2022.

titikomapost.com, MAKSSAR – Pemerintah Indonesia lewat Kementerian Perhubungan Cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut diwakili Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) bersama dua negara tetangga Filipina dan Jepang menggelar Regional Marine Pollution Exercise (Marpolex) 2022 di perairan Makassar, Sulsel, 24-28 Mei 2022.

Menteri Perhubungan (Menhub) RI, Budi Karya Sumadi dalam sambutanya saat membuka secara resmi kegiatan Regional Maepolex 2022 via online menyampaikan, sebagai bagian dari kegiatan ini, Indonesia memiliki peran untuk melindungi ekosistem laut yang ada.

“Ini komitmen Indonesia yang menunjukkan keseriusannya melaksanakan peran dan tugas-tugas, dalam menjaga ekosistem laut,” katanya, Selasa (24/5/2022).

Lanjut Budi, salah satu pertimbangan Makassar dipilih sebagai tempat dilaksanakannya Regional Marpolex 2022 yaang diikuti tiga negara yaitu, Jepang, Filipina, dan Indonesia (tuan rumah) karena perairan daerah ini berkaitan langsung pelayaran internasional. Diantaranya, kegiatan migas dan lainnya.

Menhub RI berharap kegiatan terlaksana lancar, serta sinergitas yang baik antara Dirjen Perhubungan Laut, Philippines Coast Guard (PCG), Japan Coast Guard (JCG), dan Pemprov Sulsel.

Baca Juga  Dukung Seratus Hari Quick Win Kemenhub KSOP Tanjung Pakis Gelar Gerai Pas Kecil Kapal di Pacitan
Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Capt. Weku Karuntu saat lakukan pemeriksaan kesiapan peralatan gelar oil boom KN Gandewa P 118 ajang Marpolex 2022 Makassar.

Terpisah, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Capt. Weku Karuntu yang berada di lokasi pelaksanaan mengatakan, Latihan Bersama ini merupakan tindak lanjut dan implementasi dari perjanjian Sulawesi Sea Oil Spill Response Network Plan Tahun 1981 yang dibuat dengan tujuan untuk menguji dan mengevaluasi kemampuan Indonesia dan Filipina dalam menanggulangi musibah tumpahan minyak, khususnya di wilayah perairan Indonesia dan Filipina.

Kemudian pada tahun 1995, lanjut Weku, pemerintah Jepang melalui Japan Coast Guard (JCG) mulai bergabung dan sejak itu Marpolex menjadi komitmen pemerintah Indonesia, Filipina, dan Jepang dalam mengimplementasikan ASEAN Oil Spill Response Action Plan dan Sulawesi Sea Oil Spill Network Response Plan.

“Regional Marpolex yang diselenggarakan secara rutin setiap dua tahun sekali ini juga merupakan implementasi dari amanat Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim, serta Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2006 tentang Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut,” terangnya.

Baca Juga  Deviasikan Dua Kapal DLU Evakuasi Ribuan Peserta IFG Marathon Labuan Bajo

Pada prinsipnya, menurut Weku, kegiatan regional Marpolex diselenggarakan dengan tujuan untuk memastikan koordinasi dan kerjasama jika ada pencemaran lintas batas Negara. Serta untuk menguji dan mengevaluasi kemampuan penanggulangan pencemaran minyak dari masing-masing negara, khususnya kesiapsiagaan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran minyak berskala besar di wilayah perairan perbatasan tiga negara yang sudah dilangsungkan 22 kali dari tahun 1986 bertempat di Davao, Filipina.

“Kegiatan ini adalah ajang latihan Bersama antara 3 (tiga) negara dalam merencanakan, memerintah, mengontrol, menyelenggarakan operasi terkoordinasi pemadaman kebakaran penyelamatan serta penanggulangan pencemaran minyak,” tandasnya.

Gubenur Sulawesi Selatan, A. Sudirman Sulaiman bersama Plt Dirjen Hubla, Capt. Mugen Sartoto dan wakil dari Phillippine Coast Guard (PCG) dan Japan Coast Guard (JGC) saat gelar pjumpa pers di Rumjab Gubenur, Selasa (24/5).

Sementara itu, Gubernur Sulsel, A. Sudirman Sulaiman saat menggelar press Conference, di rumah jabatan mengatakan, program ini telah berjalan sejak 1980 an. Hari ini sudah memasuki ke-22 tahun yang digelar di Kota Makassar, Sulsel.

“Terpenting, Sulsel itu dengan bentangan garis pantai 2000 Km dan perbatasan laut yang sangat luas. Jadi peran Indonesia sangat penting dalam kegiatan ini,” terangnya.

Ditambahkannya, terlebih lagi Sulsel terkenal sebagai pelaut ulung yang selalu berlayar. Dengan demikian membutuhkan bahan bakar minyak.

Baca Juga  Siaga Kedaruratan KN Chundamani P 116 Stand by di Perairan Labuan Bajo

“Negara kita juga ini merupakan penghasil minyak bumi yang harus diatur dengan baik agar tidak tumpah sehingga mencemari laut,” pungkasnya. (RG/red)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE