titikomapost.com, JAKARTA -Dugaan faktor karakteristik perairan laut Indonesia yang menguntungkan menjadikan mafia barang haram berani mengapungkan kokain seberat 179 kg dengan pelampung di Selat Sunda. Hal itu diungkapkan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono saat konpers, Senin (9/5/2022).
Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono mengungkapkan modus operandi penyelundupan narkoba via laut yang berhasil digagalkan pihaknya bukan hal baru, namun untuk jenis kokain bahkan beratnya yang fantastis 179 kilogram diperkirakan senilai Rp 1,25 triliun itu digagalkan saat Tim Satgas Patroli AL pada Ahad (8/5) ini untuk kali pertama.
“Salah satu modus operandi cara memasukkan barang haram ke Indonesia yaitu dengan melempar (narkotika) dengan pelampung di perairan, kemungkinan pertama adalah sudah ada orang yang akan mengambil, jadi mungkin sekitar tersebut sudah ada perahu cepat atau orang-orang yang akan awasi pergerakan barang tersebut,” katanya.
Kedua, Ahmadi menduga penyelundup sebelumnya sudah mempelajari karakteristik perairan laut Indonesia. Sehingga mereka bisa dengan mudah menyelundupkan barang haram tersebut.
“Analisa kedua, mereka mempelajari karakteristik arus di suatu selat, kita bisa hitung dan ada datanya, di setiap perairan Indonesia ada pasang-surut. jam sekian dia akan keluar dan masuk dengan kecepatan sekian sehingga berdasarkan jam, posisi barang tersebut bisa diketahui, atau dengan alat bantu sinyal atau ada benda yang dipasang benda tersebut, sehingga posisinya bisa terdeteksi oleh kapal yang mengambil,” paparnya.
Bagi Angkatan Laut, lanjut Ahmadi, penemuan narkotika jenis kokain dengan jumlah besar ini pertama bagi TNI-AL. Karena itu, Ahmadi mengatakan TNI-AL akan bekerja sama dengan BNN dan Polri untuk mendalami kasus ini agar kejadian serupa tidak terjadi.
Ahmadi juga mengapresiasi Tim Satgas yang telah berhasil menemukan barang haram tersebut. Dia menyebut mereka akan diberi penghargaan oleh KSAL Laksamana TNI Yudo Margono.
Sementara itu, Kepala Deputi Pemberantasan BNN RI Irjen Kennedy, yang juga hadir dalam konpers tersebut mengatakan, BNN masih mencari tahu asal kokain tersebut. Dia menduga kokain berasal dari tiga sumber.
“Kami akan mengecek lebih lanjut di lab BNN pusat barang ini dari mana, karena kita tahu sumber barang heroin ini ada tiga sumber kokain atau heroin dari Golden Triangle Myanmar dan sekitarnya, dari Golden Crescent dari Irak dan Pakistan, dan ada Golden Peacock dari Amerika Latin, nanti begitu cek di lab akan tahu barang ini dari mana,” terangnya.
Kennedy menegaskan, BNN akan cari tahu lebih lanjut melacak terkait kokain tersebut apakah akan dijual di Indonesia atau perairan Indonesia hanya menjadi transit saja.
“Kami sedang pelajari ini apa dipasarkan di Indonesia atau negara Indonesia sebagai transit, dan akan dialihkan ke negara lain kami akan tetap pelajari barang ini,” jelas Kennedy.
Untuk selanjutnya, Kennedy mengatakan, setelah kokain diteliti, BNN akan melimpahkan kokain itu ke pengadilan. Jika nanti pengadilan menetapkan agar barang tersebut dimusnahkan maka BNN dan TNI AL akan memusnahkan barang haram tersebut. (RG/Ari/red)
Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono saat menunjukkan barang bukti narkotika jenis kokain dalam konferensi pers di Mako Armada I, Jakarta. (Foto:Istimewa)