titikomapost.com, SURABAYA – Reaksi keras kepala Kesyahbandaran Utama Makassar terkait putusnya sling gangway kapal KM Tilongkabila yang menjatuhkan petugas pandu P.5 saat bertugas dengan mengancam melakukan pengecekan secara detail seluruh kapal yang akan memasuki pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, hal itu direspon positif oleh pihak PT Dharma Lautan utama (DLU). Pasalnya, armada yang ditugasi berlayar secara linier Surabaya – Makassar KMP Dharma Kencana VII adalah kapal terbaik yang dimilikinya.
“Sikap syahbandar itu tidak bisa diabaikan, dan harus ditaati. Bagi kami, setiap armada yang ada senantiasa memenuhi pemeriksaan secara berkala baik tangga pandu maupun seluruh alat keselamatan yang ada di kapal dinyatakan laik,” kata Kepala Cabang Surabaya PT Dharma Lautan Utama Dony Surya, Senin (13/12/2021).
Sehingga, lanjut Dony, bagi DLU tidak akan menjadi sesuatu hal yang berarti bilapun ada pemeriksaan secara detail. Apalagi armada yang dikirim melayani lintas Surabaya-Makassar sudah melalui peremajaan dengan menempatkan kapal-kapal yang lebih mumpuni berkapasitas besar seperti KMP Dharma Kencanaa VII dengan spesifikasi: memiliki Panjang 186 meter dan Lebar 28 meter dengan kapasitas penumpang 1000 orang serta 600 kendaraan campuran.
“Artinya DLU menempatkan kapal-kapal terbaiknya untuk lintasan panjang seperti ke Makassar itu kapal yang istimewa salah satu dari dua kapal terbesar yang kita miliki. Bahkan memiliki fasilitas kamar VIP yang lux,” jelas Dony.
Bagi kapal-kapal yang lebih kecil, menurut Dony dipindahkan guna melayani lintasan yang alurnya lebih kecil sebagai bagian dari repositioning yang dilakukan manajemen. Khususnya yang melayani ke Makassar saat ini hanya satu kapal KMP Dharma Kencana VII yang sebelumnya dilayani dua kapal kapasitas sedang.
“Pelayaran tidak sampai 30 jam tiba dengan kecepatan 18 knot lalu istirahat dilakukan perawatan maupun perbaikan kecil sehingga, insya’alloh kondisi selalu prima,” tandasnya.
Sementara itu, pada umumnya gangway itu merupakam tangga yang digunakan untuk penumpang karena menyesuaikan dengan pelabuhan yang disinggahi bahkan tak jarang digunakan aktivitas pandu saat bertugas.
“Apalagi itu untuk penumpang, harusnya lebih safety “ ucap Dony.
Secara administratif, Dony mengingatkan, perawatan kecil yang dilakukan secara kontinu itu selalu disampaikan kepada pihak manajemen sehingga terpantau kondisi setiap armada kapal.
“Laporan maintenance hari kerja itu harus ada disetiap kapal,” pungkas. (RG)