titikomapost.com, SURABAYA – Ratusan rumah terendam banjir di Jombang akibat meluapnya sungai Konto dan Gude yang hingga kini masih dirasakan warga yang menempati tenda-tenda pengungsian. Menjawab itu, sebagai bagian dari kepedulian dan simpati Terminal Petikemas Surabaya atau yang lebih dikenal PT TPS yang merupakan salah satu anak usaha dari Pelindo III menerjunkan beberapa relawan guna memberikan bantuan berupa alas tidur, selimut, perlengkapan mandi dan obat-obatan, Jum’at (12/2/2021).
“Berdasarkan pantauan tim saat menyalurkan langsung bantuan, banjir masih dirasakan warga, sehingga tenda-tenda pengungsian masih penuh dikarenakan rumah warga yang masih tergenang banjir,” kata Corporate Communication TPS, Retno Utami yang juga turun langsung ke tempat bencana bersama tim TPS,
Retno menjelaskan, kegiatan ini merupakan bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) kami, dengan harapan semoga bantuan ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita yang terkena musibah banjir.
“Semoga kondisi segera pulih, sehingga warga bisa segera kembali ke rumah masing-masing dan beraktivitas seperti sedia kala”, ujarnya.
Sedang bantuan tersebut diterima langsung oleh Ketua RT 2 RW 11 Desa Kedung Mulyo Dusun Kedung Gabus, Kabupaten Jombang, Solik sambil menyampaikan kisah pilu yang dialami warganya bahwa saat ini ada sekitar 30 Kepala keluarga dari daerahnya yang terimbas banjir, kerugian tentu banyak, mulai dari kerusakan rumah, sawah, sampai dengan hewan-hewan ternak seperti anak sapi, kambing, ayam bahkan lele yang siap panenpun harus mereka relakan, sehingga bantuan-bantuan ini sangat berarti bagi kami.
“Terima kasih TPS, karena sudah peduli dengan kondisi kami di sini, bahkan sudah mengunjungi kami langsung di sini di tengah banjir,” ucap Solik.
Pada kesempatan tersebut, Solik juga membagikan kisah pilunya bersama warga kepada tim TPS bahwa pada Kamis (4/2) pukul 22.00
Menurut Solik, Atas kejadian itu sebenarnya warga sudah siaga dengan mencoba membuat bendungan dengan tumpukan kantong pasir, tetapi kondisi sudah tidak memungkinkan untuk bertahan, sehingga satu jam kemudian tanggul jebol.
“Dalam waktu 2 jam air sudah naik diketinggian hampir 2 meter, sehingga warga terpaksa dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi,” ungkapnya.
Senada, Norman salah satu warga terdampak mengaku, banjir itu berlangsung sangat cepat, sehingga mereka tidak sempat menyelamatkan barang berharganya. Pada saat di tempat pengungsian mereka hanya tidur beralaskan tikar seadanya, sekarang mereka bersyukur dapat matras dan selimut, paling tidak punggung terasa lebih nyaman saat tidur.
“Ga tau mas, gimana nasib rumah saya sekarang, sawah-sawah juga sudah kena banjir, semoga segera surut sehingga kami bisa kembali ke rumah,” pungkasnya. (RG)