titikomapost.com, MOJOKERTO – Masa pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum berakhir berpengaruh kuat terhadap penurunan perekonomian yang sangat dirasakan oleh semua pihak hingga dunia industri maritim.
Pemerintah selayaknya harus lebih serius ikut memperhatikan kondisi perusahaan strategis termasuk galangan kapal yang merupakan penopang logistik Nasional . Untuk itu, PT Adiluhung Sarasegara Indonesia melalui FGD dengan tema “ Peningkatan Kualitas dan Inovasi Industri Galangan Kapal Secara Maksimal Dalam Kondisi Pandemi Covid-19 Guna Mendukung Kehandalan Armada Pelayaran Nasional “ yang diselenggarakan di Trawas, Mojokerto, Rabu (10/2) ini ingin mendapatkan masukan-masukan agar bias berinovasi dalam kondisi pandemic Covid-19.
“Kita berharap industri galangan ini tetap hidup agar tetap bias mendukung penuh di industri pelayaran nasional ,” ujar Direktur PT Adiluhung Saranasegara Indonesia, Anita Puji Utami disela acara Forum Grup Diskusi (FGD) di Hotel Gran wis Trawas Mojoketo, Rabu (10/2/2021).
Menurut Anita, dengan kondisi pandemi ini tentunya kalau kita sendiri terpuruk dengan situasi ini kita tidak akan bangkit sehingga sudah saatnya tetap berusaha semaksimal mungkin memastikan bahwa kondisi kehandalan galangan kapal ini bias tetap berjalan dengan baik.
“Kami bersyukur, hingga saat ini Adiluhung masih tetap bias mengerjakan proyek reparasi maupun pembangunan baru, dan kita tetap optimis di 2021 ini nantinya kita bias tetap bekerja semaksimal mungkin tentu lebih focus ke reparasi kapal guna mendukung logistik nasional,” akunya.
Anita yang juga sebagai Wakil Ketua DPP Iperindo menyebut, kepedulian pemerintah itu diantaranya bisa dituangkan dalam bentuk kebijakan-kebijakan berupa insentif karena terus terang itu merupakan factor yang paling besar. Jadi dengan insentif yang besar tentu akan sangat berdampak pada kelangsungan hidup dunia galangan.
“Saya tambahan, harapannya dengan kondisi seperti ini (pandemi Covid-19), pemerintah harus peduli dengan memberikan kebijakan termasuk berupa insentif bunga bank lunak, itu guna menjaga keberlangsungan industri strategis termasuk seperti galangan kapal ini, guna keberlangsungan pelayaran nasional,” tegasnya.
“Semoga melalui FGD dapat menghasilkan berbagai keputusan bermakna guna keberlangsungan perusahaan menjadi semakin kokoh meski di tengah pandemi Covid-19,” imbuhnya.
Senada, Nyoman Sudiana wakil dari DPP Iperindo menyemangati kepada semua industri galangan untuk meningkatkan produktifitas, melakukan pengurangan biaya-biaya yang tidak perlu agar kita bias survive. Ini akan bias menjadi salah satu strategi kita tempuh. Misalnya, biaya-biaya yang tidak perlu kita bias tahan dulu.
“Disatu sisi bagaimana kita meningkatkan produktifitas, bias kerja lebih cepat, lebih teliti sehingga tidak ada pekerjaan ulang sehingga secara keseluruhan bias menutup akibat adanya penurunan industri customer kita,” jelasnya.
Ditempat yang sama, Ketua Masyarakat Transportasi IndonesiaJawa Timur, Bambang Haryo Soekartono mengatakan, industri galangan itu penopang daripada industri pelayaran yang melancarkan logistik dan publik bahkan super masal antar pulau ke seluruh Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini bisa tersambung karena dunia perlayaran, dan NKRI ini tersambung oleh pelayaran juga karena ada dunia galangan.
“Jadi galangan tidak boleh mati maka dari itu tugas daripada pemerintah, tidak hanya memberikan kebijakan melulu pada Mall, Hotel yang tidak langsung berhubungan dengan pemersatu NKRI,” tuturnya.
Bambang mengingatkan, karena pelayaran fungsinya juga sebagai infrastruktur yang ditopang oleh galangan sehingga adanya insentif itu juga sangat diperlukan oleh galangan tidak hanya diberikan pada mall dan hotel, namun sangat dibutuhkan galangan seperti insentif listrik, insentif potongan bunga perbankan, insentif sewa lahan dari kepelabuhanan yang sekarang dirasakan memberatkan agar dimasa pandemi ini agar tetap bisa bertahan.
“Kalau galangan tidak bias bertahan dimana industri ini padat karya, padat modal, dan padat teknologi ini akan hancur. Ini namanya industri strategis maritim yang mana pemerintah pak Jokowi sangat mendorong dunia maritim maju sehingga kementrian yang terkait harus bisa memberi relaksasi-relaksasi ataupun insentif-insentif untuk dunia maritim ini termasuk juga kesulitan-kesulitan mereka terhadap alur akses ke galangan,” tegas Bambang
Bambang menyebut, kalau maritim ini ingin berkembang lebih baik harusnya apa yang menjadi kesulitan industri yang berkecimpung di dalanya harus diperhatikan. Ingat ya, lanjut Bambang, pororos maritim itu tidak hanya di domestik kita tapi poros maritim juga Internasional. Indonesia itu dilewati oleh 90 persen kapal dunia.
“Asia ke Amerika, Asia ke Eropa semua lewat Indonesia karena lebih dekat. Jadi itu tolong diingat, Jadilah Indonesia sebagai poros maritim beneran bukan posros maritim yang abal-abal. Singapura bisa memanfaatkan itu kenapa Indonesia tidak bisa sedang Indonesia lebih luas, lebih panjang garis pantainya. Kita itu paling tepat menjadi poros maritime dunia,” seru Bambang.
Memang, saat ini sudah ada insentif yang diberikan oleh pemerintah seperti PPN biaya masuk, dan bila dibandingkan dengan di Malaysia industri maritim atau dunia maritim itu bunga banknya 1/3 dari bunga komersial.
“Tolong hal ini kedepannya diperhatikan oleh pemerintah agar maritim harus hidup berkembang di Indonesia karena kita Negara kepulauan atau maritim terbesar di dunia,” tutup Bambang .
Dari suasana pelaksanaan FGD yang menghadirkan lima narasumber yang ikut memberikan pencerahan soal situasi pandemi dan pengaruhnya terhadap keberlangsungan industri strategis, termasuk jalan keluarnya, antara lain Gandung, Nyoman dan juga ada Bambang Haryo itu dapat berlangsung dengan baik dan lancar, berbagai masukan dan keputusan juga sangat maksimal guna mendukung terus berjalannya pelayaran nasional. Semua pihak yang hadir pun optimis bisa terus bekerja maksimal, ini penting guna mendukung terus bergulirnya pelayaran nasional. (RG/red)