titikomapost.com, PAPUA – Hadirnya armada kapal Tol Laut KM Logistik Nusantara 2 yang merangkai pulau-pulau di Papua dari selatan sampai utara merupakan bentuk hadirnya pemerintah untuk menjawab harapan masyarakat yang ada di wilayah Indonesia bagian timur. Peristiwa itu merupakan hari yang sangat penting dalam perjalanan sejarah Maritim Indonesia dan Shipping Indonesia yang ditandai dengan bersandarnya kapal KM Logistik Nusantara 2 dengan kapasitas 149,00 Teus di pelabuhan Peti Kemas Depapre.
Target pemerintah konektivitas bagi wilayah Papua dan turunnya disparitas harga bagi masyarakat di wilayah-wilayah 3TP (Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Perbatasan) benar-benar digeber oleh perhubungan laut melalui penugasan kapal-kapal Tol Laut yang digawangi PT Pelni dengan menoperasikan kapal berbobot 3.901 DWT KM Logistik Nusantara 2.
“KM Logistik Nusantara 2 merupakan kapal barang yang melayani tol laut wilayah paling timur Indonesia. Pelabuhan yang terletak di Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua itu, memang melayani rute baru tol laut atau rute T-19. Rute itu meliputi Kabupaten Merauke-Kokas-Sorong-Korido-Depapre Kabupaten Jayapura (pulang pergi/PP) yang selama belum pernah ada jalur pelayaran niaga pada lintasan tersebut,” kata Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Keamanan dan Kemaritiman Mayjen TNI Mar (Purn) Buyung Lalana, Rabu (27/1/2021).
Menurut Buyung, pelabuhan Peti Kemas Depapre dapat disinggahi oleh kapal-kapal besar. Kedalaman pantai di sana mencapai lebih dari 50 meter. Pelabuhan itu memiliki dermaga multipurpose 142 m x 25 m dan gudang general cargo 40 m x 20 m. Pelabuhan itu juga dilengkapi dua buah lapangan multipurpose seluas 5.900 m2 dan 4.490 m2. Sedangkan di sekitaran pelabuhan sudah terbangun jalan selebar delapan meter untuk keluar masuk truk trailer. Namun, jalan itu belum tersambung dengan Jalan Depapre-Sentani, yang menjadi tanggung jawab Provinsi Papua.
“Hari ini merupakan hari yang sangat penting dalam sejarah Maritim Indonesia, karena telah hadir sebuah kapal yang melintas dari selatan Papua sampai ke utara Papua dan sebaliknya. Sejak informasi surplus beras dari hasil pertanian Kelompok Masyarakat Tani Merauke yang mencapai 200.000 Ton pada analisa bulan Juli 2020 dan juga komoditas lainnya di Kabupaten Jayapura seperti hasil pertanian Kelapa Sawit dan Perikanan melalui Pemerintah Daerah Dinas Pertanian, Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM (Disperindagkop dan UMKM), Provinsi Papua. Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan terus berkonsentrasi untuk dapat mendistribusikan hasil pertanian yaitu beras ke seluruh wilayah Indonesia agar terjadi keseimbangan dalam ketahanan pangan dan juga permintaan dan penawaran sesuai kebutuhan pasar,” terang Buyung.
Sedang pelabuhan Depapre tersebut dibangun Pemerintah Daerah yang pengelolaannya dilakukan oleh Perusahaan Daerah Kabupaten Jayapura, dan didukung para pekerja diutamakan dari masyarakat setempat. Dalam proses bongkar muat perdana itu, selain menurunkan kontainer berisi bahan pokok, Kapal Lognus 2 juga menaikkan satu kontainer produk air minum dalam kemasan (AMDK) Robhong Holo yang diproduksi PDAM Jayapura.
“Air mineral ini akan dipasarkan ke Kabupaten Merauke dan kota-kota lain yang disinggahi kapal ini, yaitu Biak, Fakfak, dan Sorong nantinya,” imbuhnya.
Buyung juga berharap, kehadiran KM Logistik Nusantara 2 yang singgah di Pelabuhan Depapre dapat terus terkoneksi dengan pemanfaatan jembatan udara atau penerbangan perintis, dan angkutan darat bersubsidi melalui Perum Damri. Sehingga ke depannya, diharapkan langkah tersebut dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat dan percepatan ekonomi nasional.
“Menteri Perhubungan Bapak Ir. Budi Karya Sumadi sebagai Pimpinan Kementerian Lembaga teknis Kementerian Perhubungan, terus bersama Kementerian Lembaga lain bersinergi dan bekerja sama dengan seluruh Stakeholders perhubungan, menyatakan pemikiran dan langkah dalam pelaksanaan distribusi tersebut melalui Program Strategis Nasional yaitu Tol Laut Tol Laut,” ujar Buyung bersama Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Multimoda Dr. Ir. Chris Kuntadi yang turut memberikan Sambutan Menteri Perhubungan pada prosesi uji coba perdana pengoperasian Pelabuhan Depapre didampingi Tim Teknis Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Angkutan Barang di Laut (Tol Laut) Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Ditjen Perhubungan Laut, Capt. Bharto Ari Raharjo, M.Si dan Willem Thobias Fofid, S.SiT, M.Pi dan Komisaris BUMN PT. Pelita Air Capt. Moses Wawan Morin, M,Sc.
Senada dengan itu, Bupati Jayapura Mathius Awoitauw memastikan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Jayapura menyiapkan komoditas dan barang produksi yang akan dipasarkan melalui tol laut.
“Dermaga itu yang kami butuhkan agar semua hasil produksi masyarakat dapat dipasarkan keluar Jayapura. Banyak keuntungan yang akan di dapat dari kehadiran dermaga itu,” kata Awoitauw
Sejak diluncurkan pada 2015, program tol laut terus mengalami peningkatan dan perkembangan, baik dari segi infrastruktur, trayek, armada, jumlah muatan, maupun kapasitas. Diawali pada November 2015 dengan tiga trayek, pada 2017 sudah berkembang menjadi 13 trayek. Dari ke-13 trayek tersebut, tujuh di antaranya dilaksanakan PT Pelayaran Nasional Indonesia (PT Pelni) melalui penugasan dan enam lainnya dioperasikan swasta melalui mekanisme lelang.
“Sampai 2020, program tol laut telah berkembang menjadi 26 trayek dengan 100 pelabuhan singgah,” tandas Buyung. Hal ini mendapat apresiasi dari Tenaga Ahli Madya Kedeputian V, Kantor Staf Kepresidenan Dr. Laus Rumayom yang turut hadir ikut menyaksikan bersama Dewan Otoritas Ondoafi dan Masyarakat Adat Nauyoserai Tanah Merah Jayapura dan Pimpinan Majelis Rakyat Papua dan beberapa Tokoh Masyarakat Tanah Tabi.
“Akhir kata “Kenambai Umbai Reimay” Satu Utuh Ceria Berkarya Meraih Kejayaan dan selalu menjadi motivasi contoh bagi daerah lain untuk terus bersama berkarya membangun daerah dan negeri ini, Bersama Kitorang bisa!!! Maju terus Depapre… Jayalah Maritim Indonesia… Foi Onomi,” pungkasnya. (RG/wil)