SURABAYA – Momentum hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-75 menjadi kado terindah bagi masyarakat kepulauan yang berada di wilayah Kalimantan Selatan dengan dilakukan uji coba sandar kapal di dua pelabuhan yaitu Marabatuan dan Matasiri. Pasalnya, sejak dulu layanan kapal perintis hanya dapat berlabuh di tengah laut dan imbal dengan perahu kecil tatkala menurunkan penumpang sehingga kelancaran pun sangat terganggu manakala musim ombak, dan ditambah lagi setiap orang harus merogo keceknya untuk ongkos imbal.
Uji coba sandar kapal KM Sabuk Nusantara (Sanus) 93 di fasilitas dermaga pelabuhan Marabatuan dan Matasiri oleh KSOP Kelas III Kotabaru-Batulicin menjadi sebuah kado terindah bagi masyarakat dua kepulauan tersebut saat ini setelah lama tak kunjung ada dermaga. Pada momentum HUT RI ke-75 ini kedua dermaga tersebut dapat difunfsikan sesuai peruntukannya yang berhasil dengan mulus disandari KM Sanus 93 pada hari Selasa tanggal 19 Agustus 2020 sekitar pukul 08.30 WITA di Marabatuan dan pukul 17.30 WITA di Matasiri sebagai bukti kehadiran pemerintah di sektor maritim.
“Setelah pembangunan dermaga sudah rampung, dan atas seijin Dirjen maka kami lakukan pemanfaatan uji coba sandar fasilitas dermaga di dua pelabuhan Marabatuan dan Matasiri agar masyarakat dapat menggunakannya sehingga kapal dapat sandar dan tidak lagi imbal saat menurunkan penumpang,” ujar Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Kotabaru-Batulicin (KB-BL), Capt M. Hermawan, S.Sit, M.M, MMar kepada titikomapost.com, Kamis (20/8/2020).
Hermawan menyebut, uji coba penyandaran kapal perintis ini harus segera dilakukan mengingat fasilitas dermaga dikedua pelabuhan sudah selesai pembangunannya agar dapat dimanfaatkan masyarakat dua kepulauan tersebut. Sehingga kegiatan penurunan penumpang tidak lagi dilakukan dengan cara imbal ke perahu-perahu saat labuh.
“Selama ini kapal-kapal tidak bisa sandar, alhamdulillah upaya kami untuk menuntaskan pembangunan dermaga dapat selesai dengan baik, dan bertepatan dengan HUT RI ke-75 ini kita jadikan kado buat masyarakat Kalimantan Selatan,” ungkap Hermawan.
Menurut Hermawan, upaya itu dilakukan guna menindak lanjuti arahan Direktur Jenderal Perhubungan Laut bahwasanya dalam hal ini menekankan agar seluruh rangkaian pembangunan fasilitas pelabuhan (khususnya pembangunan fasilitas pelabuhan yang termasuk dibawah pengawasan Kantor KSOP Kelas III Kotabaru-Batulicin yaitu Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Marabatuan, Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Matasiri dan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Sebuku) sehingga dapat segera difungsikan untuk kepentingan umum, agar dampak positif dari pembangunan fasilitas-fasilitas pelabuhan tersebut dapat segera dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Untuk itu guna merealisasikan tujuan dan harapan tersebut diatas, maka dalam hal ini pelaksanaan kegiatan uji coba sebelumnya dilakukan terlebih dahulu mengadakan rapat dengan pihak PT Pelni sebagai operator kapal KM Sanus 93 sebagai langkah persiapan, dan dihadiri pula seluruh personil yang terlibat dalam Pelaksanaan kegiatan uji coba sandar pada fasilitas Dermaga di Pelabuhan Marabatuan dan Matasiri,” jelas mantan Kepala KSOP Lembar itu.
Sementara itu, Aminun (47) salah satu penumpang kapal Perintis KM Sanus 93 mengaku senang dengan bisa sandarnya kapal yang ditumpanginya mengingat selama ini selalu menggunakan perahu imbal saat turun dari kapal.
“Kami bersyukur dengan selesainya dermaga pelabuhan yang bisa disandari kapal sehingga kami saat turun kapal tidak lagi imbal karena sudah susah kalau ombak, kami juga harus bayar imbal lagi,” keluhnya sambil menenteng sebuah dos bawaan saat menapak di dermaga pelabuhan Matasiri.
Aminun mengaku, dengan difungsikannya dermaga matasiri sangatlah membantu dalam bisnisnya terutama mobilitas bahan-bahan dagangnya.
“Ini sangat diharap-harapkan warga matasiri selama ini secara umumnya,” imbuhnya.
Sedang, Nakhoda KM Sanus 93, Capt.AMIRUDIN.M.Mar mengatakan, seorang nakhoda itu kan dituntut skill sehingga apapun kondisi medannya harus dapat menyesuaikan dengan kondisi yang ada, namun secara umum kedua dermaga tersebut baik Marabatuan maupun Matasiri sudah layak.
“Kendala secara umum tidak ada sih, tapi itu hanya cuaca yang mempengaruhi tapi bukan kendala lagi karena masyarakat sudah memaklumi. Yang jelas masyarakat senang dengan bisa sandar karena menghemat biaya dan waktu,” katanya. (RG/And)
Untuk diketahui, fasilitas Dermaga Marabatuan dan Matasiri :
– Pelabuhan Marabatuan memiliki fasilitas sebagai berikut :
• Lokasi :Pulau Marabatuan, Kalimantan Selatan
Jenis Pelabuhan :Pelabuhan Rakyat
• Letak Geografis Pelabuhan
Posisi : 04Ø052’ 00” – 04052’ 00” BT116010’ 54” – 116017’ 30” LS
Luas Wilayah : 37.530,52 KM2
• Dermaga
Panjang : 70 meter
Lebar : 8 meter
Kedalaman : 7 s/d 8 LWS
Konstruksi : Beton Bertulang
• Trestle
Panjang : 100 meter
Lebar : 115 meter
• Lahan pelabuhan hasil Reklamasi
Panjang : 100 meter
Lebar : 115 meter
Pelabuhan Matasiri memiliki fasilitas sebagai berikut :
• Lokasi :Pulau Matasiri, Kalimantan Selatan
Jenis Pelabuhan :Pelabuhan Rakyat
- Letak Geografis Pelabuhan
Posisi : 04Ø047’ 27” S115048’ 42” BT
Luas Wilayah : 37.530,52 KM2
• Dermaga
Panjang : 70 meter
Lebar : 8 meter
Kedalaman : 7 s/d 10 LWS
Konstruksi : Beton Bertulang
• Trestle
Panjang : 43 meter
Lebar : 6 meter
• Causeway
Panjang : 97 meter
Lebar : 6 meter
• Lahan pelabuhan hasil Reklamasi
Panjang : 130 meter
Lebar : 45 meter