SURABAYA – Sadar bahwa peran Rumah Sakit PHC begitu penting di wilayah pelabuhan Tanjung Perak dalam penanganan pandemi Covid-19 (Corona), PT Dharma Lautan Utama (DLU) memberi bantuan kebutuhan berupa alat-alat kelengkapan yang dibutuhkan paramedis.
“PHC mempunyai fungsi yang memback up semua insan maritim sehingga kami PT Dharma Lautan Utama (DLU) sangat mengapresiasi, simpati untuk memberikan bantuan, dan dengan harapan agar perusahaan pelayaran semakin banyak yang melakukan hal serupa,” ujar Direktur Utama PT DLU, Erwin H Poedjono sesaat setelah memberikan bantuan ke RS PHC, Senin (29/4/2020).
Menurut Erwin, dengan kita mensupport rumah sakit ini yang telah banyak membantu di lini maritim, dimana kelancaran logistik nasional juga dipengaruhi kondisi para pekerja dilapangan maupun masyarakat pada umumnya yang senantiasa sehat. Untuk itu, dengan adanya pandemi Covid-19 yang menjadi perhatian semua pihak, kita juga turut memerangi dengan memberi bantuan peralatan kesehatan yang sangat dibutuhkan paramedis saat ini.
“Bantuan berupa baju medis APD (reused) 150 pcs, Masker 1.000 pcs, Handgloves, faceshield ini kami lakukan sebagai bentuk kepedulian DLU Group dalam keseriusan ikut partisipasi memberantas corona,” jelasnya.
Disisi lain, lanjut Erwin, kami secara internar juga melaku pencegahan terhadap penyebaran virus Corona di lingkungan kerja dengan melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin disemua ruangan kerja, maupun dari WHO baik di kantor pusat hingga seluruh cabang hingga pada armada kapal.
“Yang utama pemberian suplemen pada setiap karyawan maupun minuman ramuan tradisional untuk kenyehatkan mereka setiap hari. Juga menekankan pola hidup sehat selalu cuci tangan agar pekejaan lancar,” tuturnya.
Untuk DLU group sendiri, ini kegiatan pertama yang dilakukan di wilayah Tanjung Perak, tapi tidak menutup kemungkinan juga akan kita lakukan di wilayah lain namun skalanya mungkin lebih kecil.
“Kami tetap memperhatikan masyarakat sekitar kita baik bantuan berupa barabg, edukasi, dan lain sebagainya. Apa yang bisa saat ini kita lakukan dengan gotong royong lah,” akunya.
Disinggung dengan adanya pembatasan yang dikeluarkan terhadap penumpang kapal, khusus lintas panjang sebelum adanya PSBB di daerah sudah ada pembatasan sehingga secara umum tentu akan berdampak. Apalagi, dengan adanya pembedaan pembatansan yang hanya dilakukan terhadap kapal sedang terhadap pesawat terbang tidak, itu akan sangat berpengaruh.
“Pasalnya pesawat tidak ada pembatasan, bahkan cenderung harga tiket murah, padahal ini potensi itu juga bisa lebih besar. Harus perlu adanya penyeragaman, jangan seperti di Bali penumpang kapal di sortir sesuai KTP sedang pesawat tidak,” ungkap Erwin.
Sedang pembatasan sendiri, Erwin menambahkan, juga dibeberapa lintasan dipakukan penutupan sehingga itu akan sangat merugikan. Seharusnya ada penyamaan terhadap lintas pelayaran kapal sehingga tidak terjadi perbedaan antara yang dibatasi dengan yang ditutup.
“Ini yang sedang kita upaya dengan seluruh stakehokder agar ada keseragaman, kesepakatan. Saya pikir yang terbaik adalah adanya pembatasan sebagai upaya redam penyebaran covid-19,” imbuhnya.
Erwin mengaku, secara keseluruhan mulai adanya Corona dari bulan Maret tahun ini hingga sekarang, penurunan penumpang itu tembus 80 persen sedang logistik 30 sampai 40 persen karena supplynya dari Jakarta terhambat.
“Meski begitu, kita juga didalam proses pengangkutan di kapal juga dilakukan sesuai protokol yang ditetapkan pemerintah, baik jarak maupun pembatasan serta mewajibkan penumpang bermasker dan cuci tangan,” pungkasnya. (RG)