Pasar Gresik PPI Ditutup 200 Pedagang Klimpungan  

177
Suasana pagar jaoan Gresik PPI Krembangan Surabaya uang ditutup akibat ada 30 warganya yang positif Covid-19 mulai 15 April 2020.

SURABAYA – Terjadi peningkatan yang sangat cepat kasus positif Covid-19 (Corona) di wilayah Gresik PPI Kelurahan Kemayoran Surabaya yang mencapai hingga 30 orang membuat pemerintah melakukan tindakan upaya pemutusan penyebaran dengan menutup pasar PPI dan pasar tumpah yang berlaku sejak 15 April 2020.

Agus Tjahyono Camat Krembangan mengaku telah mengambil langkah dengan mengeluarkan surat edaran agar warga yang tinggal di Jalan Gresik PPI Kelurahan Kemayoran untuk melakukan physical distancing, dan menutup aktifitas pasar PPI mulai 15 April 2020.

“Ditempat kami ada temuan 30 orang positif sehingga dilakukan penutupan pasar untuk memutus penyebaran covid-19,” katanya kepada titikomapost.com, Rabu (15/4/2020).

Menurut Agus, kebijakan menutup Pasar PPI terpaksa juga dilakukan karena untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 untuk waktu 14 hari kedepan.

“Selama penutupan pasar akan dilakukan penyemprotan disinfektan dan stirilisasi intinya kita mau menstirilkan lokasi pemukiman warga supaya jumlah penderita tidak bertambah banyak,” jelas Agus.

Pasalnya, lanjut Agus, pada Selasa (14/4/2020) sore pihaknya menerima informasi dari Dinkes Surabaya kalau ada 26 kasus positif Covid-19 di kawasan itu. Lalu, pada Selasa malam dia mendapatkan update kalau sudah bertambah menjadi 30 terkasus.

Baca Juga  Deviasikan Dua Kapal DLU Evakuasi Ribuan Peserta IFG Marathon Labuan Bajo

“Informasi dari Dinkes terkonfirmasi 30 orang positif, makanya kami bergerak cepat,” tandasnya.

Awalnya akan kitalakukan penutupan untuk 14 hari kedepan, tapi kita juga melihat perkembangan situasi. Kalau misalkan dua minggu kedepan kondisinya lebih landai mungkin bisa kita buka, dan jika situasi masih tetap terpaksa kita adakan evaluasi lagi.

“Selama penutupan pasar, pedagang kita arahkan untuk mengalihkan dengan berjualan sistem pesan antar,” ujar Agus.

Mantan Camat Sawahan ini juga menambahkan, penutupan itu memang tidak kita harapkan, tapi demi untuk warga supaya penyebaran itu tidak lebih luas lagi karena pasar in sebagai pusat aktivitas warga saat ini.

“Di pasar ini ada sekitar 200 pedagang,” tandas Agus.

Ida salah satu pedagang di pasar Gresik PPI Kemayoran Surabaya.

Sementara itu, Ida salah satu pedagang mengaku, dengan penutupan ini sangat terpukul, pasalnya dirinya hanya mengandalkan berdagang Tempe yang tidak seberapa setiap harinya untuk menghidupi keluarganya.

“Bagaimana kami bisa makan kalau tidak berjualan, padahal selama ini bisa sehari mendapatkan hasil kotor 200 ribu, tapi semenjak ada corona hanya bisa jual 20 sampai 30 ribu saja,” akunya.

Baca Juga  Kementerian BUMN: Dividen BUMN 2024 Capai 85,5 T, Tahun Depan Yakin Tembus 90 T

Bahkan, lanjut Ida, tak jarang barang dagangannya masih tersisah sehingga dengan ikhlas tempe-tempenya itu diberikan kepada salah satu panti di kawasan Kalianak Surabaya. Jika harus tutup bisa klimpungan kita.

“Daripada mubajir karena bisa rusak maka tempe itu cepat-cepat saya kasih panti biar manfaat. Semoga corona cepat pergilah,” pungkasnya. (RG)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE