SURABAYA – Dua tahun alami keterpurukan produksi untuk kapal baru, PT Dumas Tanjung Perak Shipyards tetap lakukan inovasi agar survivel dan mampu mempertahankan seluruh karyawannya dengan mengambil pekerjaan lama yang telah ditinggalkan hingga HUT ke-47 di tahun 2020. Hal itu diungkapkan Direktur Utamanhya Yance Gunawan yang menyebut hingga saat ini nasib perusahaan galangan Kapal hanya tergantung kebijakan Pemerintah yang pro terhadap industri Maritim Nusantara.
“Negara kita negara maritim, sudah selayaknya membutuhkan kapal sebagai moda transportasi antar pulau sehingga program Tol Laut yang dibarengi pembangunan kapal seperti yang dilakukan pihak Perhubungan Laut hingga ratusan kapal itu harusnya tetap dipertahankan bukan malah berhenti seperti sekarang ini,” ujarnya disela acara puncak perayaan HUT PT Dumas Tanjung Perak Shipyards yang diselenggarakan di pelataran galangan jalan Nilam Barat Surabaya, Sabtu (11/1/2020).
Menurut Yance, kondisi sekarang ini lebih jelek dari jaman dulu hingga 70 persen penurunannya bahkan dua tahun yang lalu pembuatan kapal baru sudah terpuruk yang mengandalkan dari program pembuatan kapal atau pesanan dari pemerintah. Bahkan beberapa galangan sudah melakukan pengurangan karyawan karena keadaan hingga ada yang sudah tutup. Namun dengan kondisi itu, Yance mengaku tetap mempertahankan seluruh karyawannya diluar sub kontraktor pendukung dengan salah satunya kembali ke pekerjaan semula dimana PT Dumas didirikan dengan memulai pekerjaan reparasi kapal agar karyawan tetap dapat menjalankan perannya.
“Saat ini kita ambil pekerjaan repair kapal untuk tetap bisa bertahan selagi pembuatan kapal baru belum ada karena pesanan dari pemerintah masih mandek dari dua tahun lalu sedang kalau pihak swasta lebih memilih pesan dari luar negeri kerena lebih murah,” ucapnya.
“Sudah puluhan tahun kami sudah tidak melakukan repair tapi karena keadaan maka kita harus melakukan pekerjaan yang sudah kita tinggalkan lama hanya untuk bisa survive,” imbuh Yance.
Yance menambahkan, perlu kita ingat bahwa galangan kapal adalah pekerjaan padat karya yang banyak melibatkan orang dalam setiap pengerjaan kapal. Jika kondisi seperti inii tidak juga kunjung berubah maka perusahaan manapun akan juga ada keterbatasan kemampuan bertahan karena dengan tenaga kerja yang ada di Dumas sekitar 400 orang itu menjadi tanggung jawab besar bagi kami karena dibelakang mereka tentu ada keluarga yang dihidupinya.
“Dengan tenaga kerja sebanyak itu tentu kita manajemen juga tidak menghendaki hal yang buruk terjadi sampai kita merasa tidak kuat, ya.. mau dibilang bagaimana,” keluhnya.
Makanya kita mencoba berinovasi dengan membuat perusahaan baru yang bergerak di bidang perikanan sebagai anak perusahaan Dumas yang dikerjasamakan dengan perusahaan perikanan secara bagi hasil sebagai inovasi namun saat ini masih berproses.
“Kita akan membangun kapal ikan milik anak perusahaan tersebut dimana saat ini masih mengurus perijinannya tapi belum kelar, padahal seluruh pihak supporting sudah siap seperti Bank,” kata Yance yang sudah 30 tahun berjibaku mengembangkan PT Dumas.
Yance berharap, di usia yang hampir setengah abad ini PT Dumas sebagai salah satu galangan kapal lokal hanya bersandar pada kebijakan pemerintah untuk tetap mempertahankan program pembangunan kapal yang pernah berjalan.
“Indonesia kalau mau hidup itu harus hidup di laut karena negara kita adalah wilayah maritim yang sangat membutuhkan kapal untuk transportasi antar pulaunya. Tentunya pemerintah yang mendukung dengan mengadakan pembangunan kapal sehingga galangan lokal bisa hidup,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, PT Dumas juga mampu menyemangati pegawainya dengan memberikan penghargaan kepada mereka yang mampu mengabdi dengan baik dengan kurun waktu yang cukup lama berupa Kalpataru untuk pegawai dengan masa kerja 10 tahun, 20 tahun, dan 30 tahun. Bahkan ada satu orang pegawai mampu bertahan hingga masa kerja 40 tahun yaitu Suprapto yang saat menerima penghargaan sedikit bercerita suasana perusahaan galangan tempatnya bernaung dari konvensional hingga sekarang sudah didukung dengan peralatan dalam operasionalnya.
“ Saya sangat terharu dan senang menerima penghargaan ini karena pada tahun 1978 masuk , saat ini melihat Dumas dapat berkembang pesat padahal dulu kita harus mengangkat plat kapal rame-rame sedang sekarang tinggal diangkat forklip dan perusahaan juga telah mampu bekerjasama dengan pihak asing,” ungkap Suprapto.
Diperingatan HUT yang ke – 47 PT Dumas juga menyelenggarakan kegiatan yang memumpuk kekompakan pegawai dengan berbagai lomba-lomba baik volly mini, tarik tambang maupun futsal. (RG)