APTRINDO Surabaya Tenang Hadapi Kelangkaan Solar

76
Ketua DPC APTRINDO Surabaya, Putra Lingga (Batik) bersama pihak manajemen PT JIMCO saat gelar gathering dengan penggusaha truking perkenalkan produk Filter Oil di Hitel Singgasana Surabaya, Jum'at (15/11/2019).

SURABAYA – Menyikapi kelangkaan solar yang terjadi di Jawa Timur (Jatim), Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) mengaku tidak akan mengancam stop beroperasi dan lebih bersikap bijak diam dan berdialog. Hal itu diungkapkan Putra Lingga Ketua DPC APTRINDO Surabaya disela acara Gathering di Hotel Singgasana Surabaya, Jum’at (15/11/2019).

“Saya apresiasi pada Pertamina yang telah memasok solar di jatim meski kuota sudah hingga 10 persen per bulan November ini,” katanya.

Menurut Lingga, pihaknya berbeda dengan asosiasi lain yang memilih dengan cara menekan pemerintah atas kondisi BBM yang terjadi. Bagi kami komunikasi kita kedepankan. Justru dirinya curiga, adanya kelangkaan itu disebabkan permainan yang dilakukan mafia solar yang diduga barang subsidi diborong lalu dijual dengan harga industri.

“Setahu saya, Pertamina itu bukan membatasi tapi mengendalikan. Biar itu jadi ranah Polisi. Bahkan di Sumatra ada solar harga preman yang kebih murah dari SPBU,” terang Lingga.

Memang, lanjut Lingga, truking akan merasakan kelangkaan solar belakangan ini hingga 31 Desember nanti, sehingga dirinya menghimbau keoada anggotanya untuk bersikap sabar karena dari informasi yang didapat pertamina sedang berupaya untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) solar tersebut.

Baca Juga  Pelni Pastikan Armadanya Lewati Uji Petik Fit Layani Nataru

“Di 8 titik Pertamina telah menggelontor solar 25 persen, yaitu di SPBU Jl M. Nasir, Jl. Jakarta, Jl. Gresikan, Jl. Ikan Dorang, Jl. Podo Trisno, Jl Osowilangun, dan Jl. Margomulyo,” urainya.

Pihaknya bersyukur atas ketersediaan di titik padat sebagai jalur logistik yang telah dilakukan Pemerintah, seperti Tanjung Perak dan Terminal Teluk Lamong.

“Itu yang kami inginkan. Karena itu jalur logistik. Pelabuhan seperti Teluk Lamong dan Pelabuhan Tanjung Perak sebagai jalur logistik ekspor dan import pergerakan perekonomian,” tandas Lingga.

Lingga menambahkan, APTRINDO sekali lagi tidak akan membuat keributan dengan mengancam berhenti operasional. Tapi lebih mengedepankan dialog mencari solusi bersama Pertamina.

“Kami tidak ikut-ikutan stop operasional. Kalau ada yang stop operasional kami siap bekerja, kami yang diuntungkan, itu rejeki nomplok bagi kami,” kelakarnya.

Sementara itu, atas kelangkaan solar yang terjadi, Organda Surabaya mengaku sangat merugikan para oengusaha truk yang ada di Surabaya bahkan Jatim sehingga Pemerintah harus bertanggung jawab. Untuk itu, pihaknya mengancap akan stop beroperasi. (RG)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE