LOMBOK TIMUR – Kandasnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Mutiara Indonesia di Gili Kondo, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), akibat mati mesin induknya 3 (tiga) bulan lalu masih menyisahkan persoalan, meski 95 (sembilan puluh lima) penumpangnya berhasil selamat dievakuasi. Pasalnya hingga kini muatan kapal belum dapat terevakuasi sehingga menimbulkan kerugian pihak ekspedisi muatan yang berbuntut di demonya kantor pelayaran PT Atosim Lampung Pelayaran (ALP) selaku pemilik kapal penyeberangan Pototano – Kayangan tersebut dan PT ASDP. Hal itu diakui Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Labuhan Lombok, Eka Cakrawala saat dikonfirmasi titikomapost.com
“Kapal masih tetap duduk manis tidak ada pergerakan sedikitpun walaupun sudah dilakukan penarikan (towing),” katanya, Selasa (13/8/2019).
Menurut Eka Cakrawala, memang upaya evakuasi sudah dilakukan namun masih terkendala dengan kondisi kapal yang semakin menepi. Menunggu air pasang tertinggi sepertinya mustahil juga karena posisi kapal sudah mendekati daratan tapi semua bisa terjadi.
“Sulit mas kapal sudah mendekati pantai, dan sudah duduk manis di daratan,” jelas Eka.
Namun dilain pihak, Direktur SDM dan Umum, Wing Antariksa terkesan menutupi kondisi riil atas belum terevakuasinya secara utuh kapal KMP Mutiara indonesia saat diminta Dirjen Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat), Budi Setyadi memberi jawaban atas pertanyaan titikomapost.com kepada Dirjen terkait kandasnya kapal tersebut disela peluncurkan KMP Bahtera Nusantara 02 di galangan PT Dumas Tanjung Perak Shipyards, Kamis (8/8) kemarin.
“Kandasnya sudah lama, sudah…sudah.” akunya saat memberi penegasan setelah diminta untuk menerangkan oleh Dirjen hubdat.
Ketika dimintai keterangan lebih lanjut, Wing Angkasa belum bisa memberi keterangan lebih jelas, dan menunjuk salah satu bawahannya yang kala itu mendampingi menampung pertanyaan yang diajukan wartawan titikomaapost.com.
“Boleh ini ndak, nanti saya siapkan tertulis aja biar lebih detail,” ujarnya sambil berjalan mendamping Dirjen Hubdat meninggalkan lokasi galangan PT Dumas.
Sementara itu, Kepala cabang Kayangan PT. Atosim Lampung Pelayaran (ALP), Suranto saat dihubungan melalui phone celuler 08234135**** tidak ada jawaban.
Untuk diketahui, KMP Mutiara Indonesia berangkat dari Pelabuban Poto Tano di Kabupaten Sumbawa Barat menuju Pelabuhan Kayangan, Kabupaten Lombok Timur, Sabtu pukul 02.00 WITA. Setelah berlayar selama 30 menit, kapal mengalami kerusakan mesin, tepatnya sekitar 7 mil dari Pelabuhan Kayangan, dan terbawa arus hingga kandas. Sedang dalam pelayaran itu, KMP Mutiara Indonesia memboyong muatan berbagai jenis Truk dan Bus serta kendaraan pribadi serta 95 orang penumpang dengan rician muatan sebagai berikut :
- Truk Besar (TB) : 3 Unit
- Truk Sedang (TS) : 8 Unit
- Truk Mini (TM) : 2 Unit
- Bus Besar (BB) : 1 Unit
- Bus Sedang (BS) : 1 Unit
- Kendaraan Kecil (KK) : 3 Unit
- Sepeda Motor : 4 Unit
Setelah berlalu 16 (enam belas) hari kandas, akhirnya pemilik/supir kendaraan melakukan demo kepada pihak PT ALP dan PT ASDP Indonesia Ferry cabang Kayangan untuk menuntut pertanggungjawaban/ganti rugi serta menuntut kepastian kapan kendaraan mereka dapat dievakuasi. (RG/red) Bersambung