MASYARAKAT MINIM PEMAHAMAN BERITA CUACA KERJASAMA DILAKUKAN
SURABAYA – Minimnya pengetahuan masyarakat pelayaran rakyat daerah Telaga Biru untuk membaca dan memahami berita cuaca yang di keluarkan pihak BMKG memantik pihak kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Telaga Biru berupaya untuk memberi pemahaman. Sehingga dipandang perlu menggandeng kantor Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya melakukan kerjasama sekaligus sosialisasi kepada seluruh masyarakat pelaku pekayaran rakyat di Telaga Biru Bangkalan, Madura.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Telaga Biru, Bambang Sugiarto, S.IP, MM mengatakan, salah satu tugas dari syahbandar menerbitkan persetujuan surat berlayar (SPB). Di dalam mengeluarkan SPB pertimbangannya disamping nautis teknis juga masalah cuaca. Sedang berita cuaca yang di keluarga dari Jakarta itu bersifat nasional artinya umum tidak spesifik sehingga tak jarang masyarakat kurang dapat memahami. Untuk itu, kita mengadakan kerjasama dengan Stasiun Meteriologi Tanjung Perak bertujuan nantinya bisa mendapatkan informasi rill cuaca jalur pelayaran Telaga Biru.
“Nantinya informasi cuaca itu akan ditampilkan di ruang pelayanan publik kantor UPP guna memudahkan penggunajasa mengupdate cuaca yang di rilis oleh BMKG,” ujarnya disela acara penandatanganan kerjasama di salah satu hotel di Surabaya, Rabu (10/7/2019).
Disamping itu, lanjut Bambang, setelah kerjasama kita juga lakukan sosialisasi bagaimana caranya membuat dan cara membaca berita dari BMKG. Pasalnya, tidak banyak orang mengerti membaca berita itu. Bahayanya, bila dijadikan patokan bisa keliru sebab berita BMKG itu sifatnya umum dan ada juga berita yang di rilis khusus pelabuhan tertentu tetapi bukan untuk jalur pelayaran yang keluar dari Telaga Biru.
“Contohnya berita Cuaca Laut Jawa itu sifatnya kan luas tidak khusus yang menyangkut perairan Telaga Biru. Pelayaran rakyat ini ternyata belum paham berita BMKG sehingga ketika kita beri warning atau larangan terjadi debat tebel atas pelarangan berlayar yang kita keluarkan,” jelas Bambang.
Makanya, Bambang mengaku, dengan adanya kerjasama ini nantinya kita akan mendapatkan informasi yang lebih akurat khususnya untuk berita cuaca jalur pelayaran Telaga Biru, dan yang kedua, masyarakat mulai memahami sehingga ketika dikeluarkan pelarangan berlayar dari UPP tidak ada lagi perotes dari masyarakat pelayaran memaksakan kehendak. Kalau memang cuacanya bahaya bisa menunda pelayaran demi keselamatan pelayaran.
“Kami akan menyediakan perangkat di pusat layanan yang nantinya akan di isi informasi berita terupdate dari BMKG yang tampil 24 jam non stop,” katanya.
Bambang menambahkan, bisa juga infornasi itu diakses by email masing-masing pihak pelayaran yang membutuhkan mereka bisa meminta ke kita lalu di kirim kepada kapal melalui nakhoda yang membutuhkan. Bahkan, dari informasi cuaca yang dikeluarkan BMKG apabila ada peringatan daerah berpotensi cuaca ektrim bisa kita siasati tatkala kapal ingin berlayar dari Telaga Biru menuju pelabuhan tujuan dengan mencarikan jalur pelayaran alternatif untuk menghindari titik rawan.
“Karena tanpa disiasati seperti mengutip bahasa orang BMKG, kapal itu sulit untuk dapat berlayar karena setiap saat ada selalu peringatan cuaca ekstrim. Makanya berbekal kerjasama ini kita bisa mencarikan jalan keluar kapal untuk tetap bisa berlayar,” imbuhnya.
Bambang juga mengingatkan, tugas BMKG itu mengumpulkan data dan mencermati lalu memberikan informasi. Jadi setelah kerjasama ini nanti akan bisa memberi informasi cuaca pelayaran dari Telaga Biru menuju beberapa wilayah tujuan cuacanya seperti apa pada setiap hari.
“Kita upayakan setiap kali kapal hendak lakukan pelayaran dilakukan meetting dengan pihak nakhoda kita jelaskan pembacaan berita BMKG terkini,” tandasnya.
Dari upaya yang dilakukan ini, Bambang berharap, dengan upaya ini setiap kali dilakukan penerbitan persetujuan berlayar jadi lancar karena masyarakat sudah paham berita cuaca yang ditanpilkan BMKG sehingga tidak ada lagi perdebatan karena prores dari masyarakat yang seringkali memaksakan untuk berlayar meski cuaca dalam keadaan ektrim.
“Baik masyarakat dan anggota saya saling memahami hak dan kewajibannya karena kemarin-kemarin terjadi silang pendapat dalam membaca berita BMKG yang sifatnya umum. Yang seharusnya info cuaca itu untuk daerah lain dibaca dianggap untuk jalur pelayaran Telaga Biru,” tegas Bambang.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II Tanjung Perak, Taufiq Hermawan, ST.MT mengatakan, kami bekerjasama dengan pihak KUPP Telaga Biru untuk memberikan data kemaritiman informasi cuaca di pelabuhan Telaga Biru.
“Pelayaran dari Telaga Biru menuju beberapa tujuan pelayaran perlu data dukung BMKG terkait prakiraan tinggi gelombang itu intinya,” tuturnya.
Taufiq menjelaskan, selama ini informasi dari BMKG memang secara gelobal tapi hasil kerjasama ini lebih spesifik untuk jalur-jalur pelayarannya melalui KUPP yang akan mendistribusikan ke kapal-kapal yang berangkat dari Telaga Biru.
“Fungsi BMKG memberikan warning untuk lebih waspada, terkait boleh atau tidak kapal berlayar itu ada kebijakan sendiri dari Syahbandar,” katanya.
Sedang, terkait solusi warning yang ditampilkan oleh BMKG itu, Faufiq menambahkan, maksudnya itu ada yang berlaku untuk kapal-kapal khusus supaya menjaga kewaspadaannya untuk berlayar tetapi untuk kapal-kapal yang tonasenya dapat menghadapi gelombang tersebut yang tetap saja bisa berlayar.
“Kami memberikan info cermat tentang cuaca demi keselamatan pelayaran,” pungkasnya. (RG)