Sumbang Patung Ikon Surabaya, Pelinda III Penuhi Angan Walikota Risma

148
Peresmian Ikon iwak Suro dan Boyo, atau Patung Suroboyo, kini berdiri tegak di Taman Bulak Pantai Kenjeran Surabaya oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini bersama Dirut PT Pelindo III, Doso Agung dan Direktur SDM Toto Heliyanto, Kamis (30/5/2019).
Peresmian Ikon iwak Suro dan Boyo, atau Patung Suroboyo, kini berdiri tegak di Taman Bulak Pantai Kenjeran Surabaya oleh 

SURABAYA – Ikon iwak Suro dan Boyo, atau Patung Suroboyo, kini berdiri tegak di Taman Bulak Pantai Kenjeran Surabaya. Patung setinggi 25,6 meter dengan diameter 15 meter itu merupakan kado spesial dari PT Pelindo III (Persero) menjelang Ulang Tahun ke-726 Kota Surabaya, yang jatuh penanggalannya pada 31 Mei.

“Pemilihan lokasi dan bentuk Patung Suroboyo yang tinggi itu adalah jawaban dari mimpi Ibu Wali Kota Risma (Tri Rismaharini, red),” ujar Direktur Utama Pelindo III Doso Agung, Rabu (29/5/2019).

Menurut Doso, Wali Kota Risma pernah mengutarakan harapannya tentang Surabaya yang bisa dipandang dari lautan. Ungkapan Risma yang ditirukan Doso tersebut berbicara tentang Surabaya yang tetap terlihat meski sedang berada di tengah laut dengan ikon patung berbentuk ikan Suro dan Boyo.

“Maka Patung Suroboyo ini menjadi penanda. Tidak hanya penanda Kota Surabaya, melainkan juga penanda rasa sayang dan komitmen sinergi Pelindo III pada pengembangan Kota Surabaya,” tutur Doso di sela peresmian Patung Suroboyo.

Patung karya seniman Bali, I Wayan Inten tersebut dibangun selama 3 bulan di Bali. Setelah itu, Patung Suroboyo tersebut dikirim dan diangkut dalam bentuk potongan-potongan melalui peti kemas ke Surabaya untuk proses penyelesaiannya. Tidak hanya patung, kawasan di sekitar patung juga dibangun Taman Bulak seluas 4.000 meter persegi dengan beragam jenis tumbuhan sebagai penyeimbang ekologi kota.

Patung ikon Surabaya di Jenjeran yang baru diresmikan Walikota Tri Risharini.

Pemkot Surabaya dalam pengembangan Kawasan Wisata Kenjeran dikonsep menjadi destinasi wisata yang terintegrasi. Patung Suroboyo yang dibangun Pelindo III tersebut akan menjadi ikon, dan Taman Bulak menjadi ruang publik asri, yang sekaligus terintegrasi dengan Sentra Ikan Bulak serta Kampung Nelayan. Dengan begitu, pengunjung taman dan pantai Kenjeran bisa membeli ikan segar secara langsung, yang kemudian memberikan manfaat ekonomi bagi warga pesisir dan nelayan.

“Pelindo III sangat mendukung konsep destinasi pariwisata yang terintegrasi dengan titik perekonomian warga kota, seperti di Kawasan Wisata Kenjeran. Apalagi, pemberdayaan masyarakat menjadi bagian dari roadmap CSR dan fokus Pelindo III,” kata Doso.

Menurutnya, konsep ini juga menjadi wujud BUMN Hadir untuk Negeri. Artinya, BUMN tidak hanya melakukan usaha dan membangun infrastruktur, melainkan juga memberdayakan masyarakat.

“Yang pasti, sinergi Pelindo III dengan Pemkot Surabaya dalam mengembangkan pariwisata tepi laut (waterfront) bukan kali ini saja,” ingatnya.

Sebelumnya, BUMN yang mengoperasikan Pelabuhan Tanjung Perak tersebut telah mengembangkan Surabaya North Quay (SNQ) di balkon terminal penumpang kapal laut, Gapura Surya Nusantara (GSN). Di destinasi maritim ini, pengunjung bisa menikmati pemandangan Selat Madura, Jembatan Suramadu, Patung Jalesveva Jayamahe, hingga megahnya kapal pesiar internasional saat sandar di dermaga.

“Selain itu, Pelindo III juga mengembangkan area Petekan untuk wisata tepi sungai (riverside), seperti yang dikembangkan Pemkot di sisi Monumen Kapal Selam,” ujarnya.

Sementara, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membenarkan, sudah lama memimpikan Surabaya memiliki patung di kawasan pesisir. Kata Risma, patungnya harus tinggi, agar terlihat dari laut.

“Terima kasih Pelindo III sudah membantu Pemerintah untuk membangun Kota Surabaya,” kata Risma dalam sambutannya.

Menyinggung pengembangan pariwisata, termasuk di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang rutin ditandangi cruise dengan turis-turis mancanegaranya. Hal ini, lanjut Risma, sangat berpotensi mendatangkan wisatawan.

“Jadi, harus selalu ada yang baru di Surabaya. Agar kunjungan pariwisata meningkat, yang ujungnya perekonomian masyarakat turut meningkat. Kenjeran sekarang beda, coba datang saja!” ujarnya berpromosi.

Pada saat bersamaan, Yusuf dari perwakilan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPMK) Kelurahan Kenjeran mengaku senang. Ia berharap ada daya tarik baru di wilayahnya yang bisa mendatangkan wisatawan, dan kemudian bisa membuka peluang usaha bagi warga.

“Senang ada perusahaan seperti Pelindo III yang membantu (pembangunan). Bagaimana juga, anggaran pemerintah terbatas. Adanya bantuan ini, akan bisa membuat perekonomian masyarakat segera terangkat melalui sektor pariwisata,” harapnya. (RG/red)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE