Menhub Serahkan 24 Kapal Pelra Penghubung Kepulauan

42
Menhub Budi Karya Sumadi saat melakukan pemotongan pita sebagai tanda penyeeahan 24 kapal Pelra di pelabuhan Tanjung Perak, Senin (15/4/2019).

SURABAYA – Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungaan Laut melakukan penyerahan kapal rakyat sebanyak 24 unit dari dua ratus yang sudah dan akan kita bangun untuk menunjang program tol laut yang sudah berjalan di daerah-daerah kepulauan.

“Kapal-kapal ini akan melengkapi peranan kapal besar yang selama ini beroperasi agar tol laut dan perintis ini dapat berjalan dengan baik,” tutur Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi disela penyerahan 24 kapal Pelra di Tanjung Perak Surabaya, (15/4/2019).

Sedang, pembangunan kapal itu sendiri melibatkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dengan konstruksi kayu sebagai kayaknya kapal pelra yang sudah ada. Namun, Menhub Budi menambahkan, kedepan pihak ITS juga sudah menawarkan konsep bahan baku dari bambu dengan pertimbangan mengurangi kerusakan hutan.

“Meski menjaga kearifan lokal dengan membuat kapal pinisi namun kita juga akan merekayasa dengan ITS membuat kapal konstruksi bambu dan akan diproduksi lalu disebarkan ke seluruh Indonesia,” paparnya.

Kita memang ingin menstimulasi masyarakat di daerah-daerah agar memperhatikan kearifan lokal ini sambil juga menggalakkan pariwisata karena kapal ini juga bisa dugunakan untuk wisata melengkapi kapal besar yang masuk daerah-daerah tersebut

Baca Juga  Deviasikan Dua Kapal DLU Evakuasi Ribuan Peserta IFG Marathon Labuan Bajo

“Kita memulai, kita mendistribusi mendorong masyarakat, pemerintah daerah bisa melakukan berikutnya,” tegasnya.

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo mengatakan, hingga tahun ini direncanakan total 150 unit kapal yang akan diserahkan. Dari total semuanya itu, baik hari ini yang diserahkan sejumlah 24 unit dan sebelumnya 94 juga yang sedang dikerjakan 32 unit untuk kota, kabupaten dan provinsi.

“Tahun depan kalau masih ada programnya akan kita tambah 50 unit lagi biar busa 200 kapal karena animo daerah terpencil sangat besar karena ini sangat dirasakan menolong sekali,” katanya.

Selama ini, lanjut Agus, kapal-kapal yang sejenis dengan kapal yang kita bangun ini jauh dari standar yang memiliki safety layaknya kapal-kapal motor besi (KM). Tapi, kapal Bahana Nusantara ini seluruh perlengkapan safetynya sudah memenuhi sehingga mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat.

“Kapal tersebut sangat layak bisa digunakan pariwisata maupun barang dengan kapasitas 10 ton dengan alat safety lengkap yang akan menunjang keselamatan pelayaran,” jelas Agus.

Baca Juga  Siaga Kedaruratan KN Chundamani P 116 Stand by di Perairan Labuan Bajo

Menurut Agus, kita juga ingin ketika kapal ini ada membuat kapal pinisi yang sudah dulu ada menjadi menurun. Untuk itu, kita jaga agar bisa tumbuh bersama dan saling menunjang.

“Ekonomi itu kan tumbuh justru masih memerlukan peran pelra agar bisa seiring,” ingatnya.

Bahkan, Agus mengaku kapal yang dibangun perhubungan laut ini sangat layak digunakan sebagai saran wisata yang pada akhirnya akan menumbuhkan ekonomi masyarakat.

“Sangat ngak salah lah digunakan untuk wisatawan karena kelengkapannya juga ada ACnya,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB, Lalu Bayu Windia mengaku, sebagai salah satu daerah yang menerima hibah kapal pelra dari Perhubungan laut sangat terbantu, meski hanya mendapat dua unit, satu untuk provinsi dan satu untuk kota Bima sedikit banyaknya akan menunjang sarana angkutan ke pulau-pulau kecil yang ada.

“Sangat bermanfaat khususnya untuk angkutan barang ke pulau-pulau seperti di Sumbawa yang belum terkoneksi,” akunya.

Bahkan, Lalu menambahkan, tahun ini ada subsidi BBM yang diberikan untuk kapal-kapal cepat yang mengangkut ke pulau-pulau khususnya wisatawan.

Baca Juga  Dukung Seratus Hari Quick Win Kemenhub KSOP Tanjung Pakis Gelar Gerai Pas Kecil Kapal di Pacitan

“Dengan subsidi ini mungkin akan menghemat 30 persen dari harga tiket wisata dari harga normal,” tegasnya.
Memang pemberian subsidi ini masih sedikit tapi untuk satu tahun bisa tiga kali untuk sebulan untuk trayek Badas-Moyo Pulau Medang. Ini program subsidi uji coba di tahun 2019 ini.

“Mudah-mudah minggu depan bisa mulai layar perdana,” imbuhnya (RG)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE