PROBOLINGGO – KSOP Probolinggo bersama pihak terkait lakukan operasi gabungan terhadap kapal-kapal nelayan dibawah GT 7 di wilayah perairan Probolinggo terkait legalitas Pas Kecil serta alat keselamatan saat melaut.
Kepala kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Probolinggo, Capt. Subuh Fakkurrochman, SE. M.Mar mengatakan, operasi itu melibatkan Dishub kota Probolinggo, Kamladu, Polairud, P2SKP (Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan) Propinsi dan PSDKP (Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan) Kementerian Perikanan.
“Kegiatan operasi itu hanya sebatas pendataan kapal-kapal, yaitu tentang Life jacket dan sertifikat kapal,” ujarnya, Rabu (24/4/2019).
Dalam pelaksanaan operasi, lanjut Subuh, kami menugaskan staf KPLP Tony yang mengikuti kegiatan operasi tersebut bergerak menyisir sampai wilayah perairan Tongas.
“Kegiatan ini kita rutinkan bersama unsur terkait guna memastikan bahwa kapal-kapal nelayan dibawah GT 7 sudah memiliki legalitas dan saat melaut dilengkapi alat keselamatan baik life jacket mmaupun yang lain,” jelas Subuh.
Namun, Subuh mengaku, saat operasi digelar tim hanya nendapati tiga kapal nelayan yang melaut sehingga perlu dilakukan lagi. Mungkin kesempatan lain akan lebih banyak lagi bertemu nelayan.
“Tim hanya menemukan tuga kapal saja yang sedang melaut, hal itu itu mungkin karena masih terlalu pagi. Dan llagi operasi hanya dilakukan selama lebih kurang satu jam,” katanya.
Subuh juga menambahkan, meski pas kecil kapal nelayan itu diberikan secara gratis, lanjut Subuh, masih banyak nelayan yang kurang proaktif untuk melakukan pengurusan, untuk itu, kami menggandeng Dinas Perhubungan Kota/Kabupaten dan Dinas Perikanan maupun Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur untuk ikut mendorong seluruh masyarakat agar melakukan pengurusan legalitas kapalnya terutama kapal nelayan dibawah GT 7 yang berupa pas kecil.
“Target kami, dari data kapal nelayan yang ada di Probolinggo mencapai 1416 unit dan jika ditotal dengan yang ada di seluruh wilker jumlahnya mencapai 2000 kapal nelayan dan untuk kapal wisata mencapai ratusan kapal tapi belum terdeteksi semuanya agar bisa memiliki pas kecil,” pungkasnya. (RG)