15 Kabupaten Di Jawa Timur Terendam Banjir

26
Banjir yang terjadi di jalan Tol Madiun sempat membuat pengguna jalan tidak bergerak.

Tingginya intensitas curah hujan yang terjadi sepekan belakangan ini hampir diseluruh wilayah Indonesia merupakan dampak adanya aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) di Samudera Hindia.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut, MJO adalah fenomena gelombang atmosfer yang bergerak merambat dari barat (Samudera Hindia) ke timur dengan membawa massa udara basah. Masuknya aliran massa udara basah dari Samudera Hindia ini meningkatkan potensi curah hujan di daerah-daerah yang dilalui.

Banjir sepanjang jalan di depan kantor Bupati Ponorogo.

“Fenomena ini dapat bertahan hingga satu minggu. Selain itu, adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia Barat Sumatera yang membentuk daerah pertemuan angin cukup konsisten di wilayah Sumatera, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Jawa menyebabkan curah hujan meningkat,” terang Sutopo, Kamis (7/3/2019).

 

Sutopo mengaku, BMKG telah menyampaikan hal ini dan prakiraan hujan berpotensi tinggi untuk daerah-daerah di Indonesia telah disebarkan oleh BMKG kepada seluruh masyarakat. Disebutkan, curah hujan berintensitas tinggi dan berdurasi lama turun di beberapa daerah sesuai prakiraan BMKG sehingga menimbulkan banjir, longsor dan puting beliung.

“Di Jawa Timur, hujan deras telah menyebabkan banjir melanda 15 kabupaten karena sungai-sungai dan drainase yang ada tidak mampu mengalirkan aliran permukaan sehingga banjir merendam di banyak tempat,” katanya.

Menurut Sutopo, data sementara di BNPB, banjir menyebabkan lebih dari 12.495 KK terdampak. Sebagian masyarakat mengungsi ke tempat yang lebih aman. Dan dari laporan Pusdalops BPBD Provinsi Jawa Timur, 15 kabupaten yang mengalami banjir adalah Kabupaten Madiun, Nganjuk, Ngawi, Magetan, Sidoarjo, Kediri, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo, Gresik, Pacitan, Trenggalek, Ponorogo, Lamongan dan Blitar.

Baca Juga  Pelni Pastikan Armadanya Lewati Uji Petik Fit Layani Nataru

“Daerah yang paling parah terendam banjir adalah Kabupaten Madiun,” imbuhnya.

Beberapa daerah yang terdampak akibat tingginya intensitas curah hujan dalam sepekan ini mengakibatkan banjir seperti;

1. Kabupaten Madiun
Banjir akibat meluapnya sungai Jeroan yang merupakan anak sungai Madiun. Sebanyak 39 desa, 8 kecamatan di Kabupaten Madiun terendam banjir sehingga menyebabkan 4.317 KK atau 17.268 jiwa terdampak banjir.
Rumah rusak berat 2 unit, sawah tergenang 253 Ha, tanggul rusak 3 titik, jembatan rusak 2 unit, gorong-gorong rusak 1 unit, dan ribuan ternak terdampak. Bupati Madiun telah menetapkan masa tanggap darurat banjir selama 14 hari yaitu tanggal 6 -19 Maret 2019.

2. Kabupaten Nganjuk
Banjir disebabkan luapan air Sungai Kuncir di Desa Sonopatik Berbek sehingga banjir merendam jalan raya dan pemukiman warga di 8 dusun, 3 kelurahan, 12 desa, 6 kecamatan dengan ketinggian 10 – 100 cm. Sebanyak 456 KK terdampak banjir. Pendataan dan penanganan darurat masih dilakukan.

3. Kabupaten Ngawi
Banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Madiun. Banjir merendam rumah warga sebanyak 4.490 KK di 18 desa, 6 kecamatan di Kabupaten Ngawi dengan ketinggian 50 – 100 cm.

4. Kabupaten Magetan
Banjir akibat meluapnya air sungai ke jalan desa dari RT 13 sampai dengan RT 17 Desa Ngelang Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan. Ketinggian air mencapai 125 cm serta menggenangi rumah warga sejumlah 284 rumah.

5. Kabupaten Sidoarjo
Banjir disebabkan luapan Sungai Avoer Krembung II sehingga berdampak pada rumah tergenang sebanyak 498 KK di 3 desa dengan ketinggian 20 – 40 cm.

Baca Juga  Dukung Seratus Hari Quick Win Kemenhub KSOP Tanjung Pakis Gelar Gerai Pas Kecil Kapal di Pacitan

6. Kabupaten Kediri
Banjir akibat air luapan di Desa Gempolan Kec. Gurah, Kab. Kediri, menyebabkan SDN Gembolan 1 terendam air setinggi 30-50 cm.

7. Kabupaten Bojonegoro
Banjir akibat meluapnya air Sungai Pacal yang berdampak pada 23 desa, 8 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro dengan ketinggian air 30 – 40 cm. Sebanyak 1.382 rumah dan 121 hektar sawah terendam banjir.

8. Kabupaten Tuban
Banjir merendam wilayah di Kecamatan Parengan akibat meluapnya Sungai (Kali Kening) sehingga 10 desa di Kecamatan Parengan terendam dan berdampak pada persawahan tergenang 140 Ha, rumah tergenang 620 KK, jalan poros tergenang dengan ketinggian 20 – 90 cm, kantor pemerintahan tergenang 3 unit, sekolah tergenang 4 unit dan tempat ibadah tergenang 7 unit.

9. Kabupaten Probolinggo
Puting beliung dan banjir terjadi di Desa Tambak Rejo Kecamatan Tongas. Akibat kejadian tersebut berdampak pada 1 orang meninggal dunia dan 1 orang luka ringan akibat puting beliung. Dampak banjir masih dalam pendataan.

10. Kabupaten Gresik
Banjir akibat luapan Kali Miru berdampak pada 3 Kecamatan, Kedamaean, Driyorejo, Dukun dengan ketinggian 20 – 100 cm dan rumah tergenang 90 rumah.

11. Kabupaten Pacitan
Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan meluapnya air Sungai Grindulu di Kecamatan Arjosari yang berdampak pada banjir merendam 10 desa di 2 kecamatan dengan ketinggian air 30 – 80 cm.

12. Kabupaten Trenggalek
Banjir akibat luapan Sungai Ngasinan di Kecamatan Trenggalek, akibatnya banjir terjadi di 14 desa, 5 kecamatan dengan ketinggian air 15 – 200 cm.

Baca Juga  Siaga Kedaruratan KN Chundamani P 116 Stand by di Perairan Labuan Bajo

13. Kabupaten Ponorogo
Banjir terjadi di wilayah Kecamatan Balong. Ruas jalan dan permukiman di terendam banjir.

14. Kabupaten Lamongan
Banjir akibat luapan Bengawan Solo sehingga merendam 9 desa di 3 kecamatan yaitu di Kecamatan Laren, Maduran dan Babat. Tanggul Sungai Bengawan Solo jebol sepanjang 70 meter. Banjir juga menyebabkan terputusnya akses masuk menuju Dusun Sawo Desa Jangkungsumo sehingga masyarakat harus melewati jalur memutar untuk ke daerah lain. Lebih dari 60 rumah terendam banjir.

15. Kabupaten Blitar
Hujan deras yang turun pada 6/3/2019 pukul 11.00 WIB dan pukul 16.00 WIB menyebabkan terjadi banjir, longsor dan pohon tumbang di wilayah. Wilayah yang terdampak Banjir di Dsn. Gondanglegi, Desa Sutojayan dengan warga terdampak sebanyak 240 KK.

BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, PMI, Tagana, relawan dan masyarakat masih melakukan penanganan darurat. Evakuasi, pemberian bantuan permakanan, pendirian tenda dan lainnya masih dilakukan. Pendataan dampak banjir masih dilakukan BPBD.

Terkait kondisi itu, Sutopo menghimbau agar masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung.

“Potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih berpeluang terjadi di beberapa wilayah di Jawa, Bali, NTB, NTT Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Papua Barat,” pungkasnya. (RG/Sup/red)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE