Eksistensi Pandu Indonesia Tidak Diragukan Dunia Internasional

86
Penyerahan bendera kebesaran Inampa saat Presiden Inampa Pasoroan Herman Harianja mengukuhkan Ketua dan melantik pengurus wilayah III di Surabaya, Jum'at (8/2/2019) malam.

SURABAYA – Semakin tingginya lalu lintas pergerakan kapal disetiap pelabuhan yang ada di Indonesia bahkan kapal-kapal asing berukuran jumbo telah mewarnai pergerakannya, sumber daya manusia (SDM) pandu maritim menjadi salah satu kebutuhan penting yang harus dipenuhi Indonesia sejalan dengan cita-cita menuju poros maritim dunia serta penerapan tol laut.

“Bisa dikatakan jumlah pandu yang ada saat ini sudah bisa memberikan pelayanan namun bila disebut edial juga belum karena jumlah pelabuhan yang ada sekitar 250 baru bisa dilayani pandu sekitar 1200 orang,” ujar Presiden Indonesian Maritime Pilot’s Association (Inampa) Pasoroan Herman Harianja saat pengukuhan ketua dan pelantikan dewan pengurus Inampa wilayah III di Surabaya, Jum’at (8/2/2019) malam.

Menurut Herman, edialnya Pandu itu dengan melihat tantangan saat ini harusnya bisa tersedia 1500 sampai 1600 orang mengingat geliat yang dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta dalam melakukan pembangunan pelabuhan terus dilakukan, seperti pelabuhan Patimban dan lainya sehingga penambahan SDM pandu itu sangat perlu dilakukan.

“Padahal kebutuhan pandu setiap tahunnya perlu adanya penambahan sekitar 200 orang sedang saat ini kita baru-baru saja bisa menambah 50 orang Pandu yang telah di wisuda di Jakarta,” jelasnya.

Memang, lanjut Herman, kebutuhan jasa pandu di tiap pelabuhan berbeda-beda disesuaikan dengan arus keluar masuk kapal itu sendiri. Kebutuhannya bergantung pada keadaan kapal, semakin tinggi tingkat kunjungan kapal dan semakin besar ukurannya, maka kebutuhan semakin tinggi untuk itu.

“Inampa memperkirakan di seluruh Indonesia kurang lebih ada 300.000 – 400.000 call kapal setiap tahun yang wajib pandu, atau yang berukuran di atas 500 gross ton,” gambarnya.

Presiden Inampa yang lebih familier disapa Herman itu mengaku, penambahan tersebut terkendala karena profesi sebagai pandu kapal dinilai kurang menarik, karena harus terikat dari segi waktu, tingkat kesulitannya. Selain itu, tantangan profesi tersebut juga dinilai cukup besar yang tidak semua orang mampu karena harus memiliki passion yang besar serta memiliki pengalaman berlayar yang cukup. Untuk menjadi pandu tidak semuda profesi lain karena harus membutuhkan 5 aspek, fisikel itu sangat dibutuhkan, aspek yang berhubungan dengan knowlite, sofskiil yang pandai berkomunikasi dengan seluruh unsur terkait, networking pandu tidak hanya memikirkan dirinya dia harus memikirkan yang lain dan aspek kolaborasi karena tidak ada kapal masuk di pelabuhan itu kerja sendiri karena dibutuhkan kolaborasi dengan sekian banyak aspek.

Baca Juga  Siaga Kedaruratan KN Chundamani P 116 Stand by di Perairan Labuan Bajo

“Memang penambahan pandu itu ada pada pemerintah, untuk itu Inampa perlu juga mendorongnya,” imbuhnya.

Saat penyematan anggota kehormatan Inampa oleh Padoroan Herman Harianja.

Namun disi lain, Herman mengapresiasi karena eksistensi tenaga pandu maritim dari Indonesia telah mendapat pengakuan dari dunia Internasional, hal itu ditunjukkan dengan pengakuan International Maritime Pilot’s Association (IMPA) yang menjadikan Inampa sebagai bagian dari anggotanya pada April 2017 lalu.

“Sejalan dengan itu, dalam pertemuan di Dakar permintaan akan tenaga perwira pandu dari Indonesia juga mulai mengalir dari beberapa negara seperti dari Afrika, Papuanugini, juga kita sedang bernegosiasi dengan Dubai, Tomor Leste dan juga satu lagi di Amerika Latin,” katanya.

Dengan kita menjadi anggota maritim pilot dunia, Herman menilai ini menunjukkan kualitas, kapasitas, eksistensi pandu Indonesia itu setara dengan yang lain. Mereka tidak mungkin menerima kita menjadi anggota kalau tidak mempunyai potensi, kualifikasi dan apa yang dimiliki teman-teman tidak sama dengan mereka.

“Jadi kita opsesi kita adalah tidak hanya menjadi kebangga bangsa akan tetapi kita juga menjadi kebanggaan global,” akunya.

Terkait adanya permintaan tenaga pandu untuk bekerja di luar negeri, Herman menambahkan, dalam hal ini kita sedang melakukan proses persiapan negosiasi dalam hal pengiriman pandu ke luar negeri menyangkut masalah penghasilan, kesejahteraan, transportasi, tempat tinggal dan seterusnya. Karena orang-orang yang kita kirim itu adalah yang terbaik  yang membawa nama negara jadi perlakuan kepada mereka juga harus yang terbaik.

Baca Juga  Pelni Pastikan Armadanya Lewati Uji Petik Fit Layani Nataru

“Tentu bagi yang memenuhi kualifikasi yang disyaratkan melalui tes yang kita adakan sesuai dengan rekruitmen yang diminta dari negara luar. Paling tidak kapasitas dalam comunication skill itu menjadi yang sangat pokok,” tegasnya.

Profesi pandu itu adalah profesi yang langka dan sangat dibutuhkan karena menyangkut keselamatan, tidak semua orang tertarik dengan pekerjaan ini makanya para pandu itu betul-betul orang yang sudah menganugrahkan jiwanya dan tidak memikir ABC lagi, itu terkadang yang tidak dipahami oleh semua teman.

Bahkan, Herman mengatakan Inampa turut berperan besar dalam diplomasi maritim di dunia dan regional melalui kongres Ke-23 IMPA yang digelar di Seoul Korea pada 2016 serta kongres ke-24 IMPA pada April 2018 di Senegal. Bahkan, Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah pada kongres ke-27 IMPA di Bali pada 2024.

Sedang, disinggung sejauhmana perhatian terhadap proteksi para Pandu, Sekretaris Jenderal Inampa mengatakan, sebetulnya kami memiliki visi ‘saftey no compromise’ dalam artian kita tidak pernah bargaining dengan yang namnya keselamatan. Apapun ketentuan yang dikeluarkan Internasional maupun regulasi dalam negeri, seperti apa standar operasinya tentunya akan diikuti secara keseluruhan dan juga menyesuaikan dengan geografis dimana mereka ditempatkan.

“Jadi kalau masalah keselamatan kita nomor satukan, “ tegasnya.

Sedang, proteksi diri dari setiap pandu tercover dengan insurence yang diberikan oleh perusahaan masing-masing yang tidak sebatas asuransi biasa tapi lebih kekhususan. Secara organisasi pun Inampa juga telah memberi perlindungan asuransi bagi anggotanya bahkan pemerintah sendiri juga telah memberikan cover asuransi karena type kinerja kita beresiko tinggi.

“Dalam arti, salah sangkah dengan Standard Operating Procedure (SOP) imbasnya itu langsung  diterima. Maknya tidak henti-hentinya Assosiasi mengingatkan bahkan Internasional pun selalu membahas menekannkan perhatian terhadap stndar operasi tersebut,” ungkap

Baca Juga  Sambut Ratusan Turis Pelindo Perkenalkan Budaya Nusantara

Sementara itu, Direktur Operasi dan Komersial PT Pelindo III (Persero), Putut Sri Muljanto mengatakan, peta pandu kita sangat maju karena kita sudah update teknologi. Kita paling terdepan diatara pelindo 1,2,3 dan 4 dengan menggunakan iped, teknologi Vasa (pelayanan kapal), Alikasi dan kita juga akan melakukan kerjasama dengan pihak Distrik Navigasi untuk memaksimalkan penggunaan VTS yang akan memanfaatkan VTS yang ada di Navigasi akan menjadi alat untuk membantu pelayanan pandu.

“Bahkan teknologi itu belum digunakan pelindo lain, artinya kita satu-satunya yang sudah canggih di Indonesia,” terangnya.

Putut tak menampik, jumlah pandu memang menjadi permasalah tetapi kita sudah memenuhi dari jumlah minimum. Bila dibilang kurang tidak karena ada pengembangan di daerah Satui, Celukan Bawang untuk itu sangat memerlukan penambahan pandu.

“Mungkin solusinya nanti akan mengunakan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) dari para pandu yang sudah purna sekitar 6-8 orang pandu,” ucapnya.

Bahkan Putut mengaku, dari pelayanan pandu di Tanjung Perak sekarang dapat mempersingkat ship to ship  kapal sehingga produktivitas Terminal meningkat, hal itu merupakan buah dari sistem klaster yang sudah dilakukan Pelindo III dibeberapa terminal, seperti Teluk Lamong dan Terminal Petikemas Surabaya, Gresik bahkan ship to ship itu bahkan tidak lebih dari satu jam per kapalnya.

“Kedepan kita akan lakukan klastering setiap terminal Jamrud, Berlian kita juga akan lakukan semua,” pungkasnya.

Dalam acara itu, juga dilakukan penyenatan anggota kehormatan Inampa yang diberikan kepada Kepala Kesyahbandaran Tanjung Perak, Dei Budi Sutrisno, Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak, Hernadi Tri Cahyanto, Kepala Distrik Navigasi Kelas I Surabaya, M. Dahri, Kepala KSOP Kelas II Gredik, Toto Mukarto. (RG)

Titikomapost.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE