AGAR MASYARAKAT PELAYARAN BISA LEBIH TEMBUS DAERAH PLOSOK KORBAN BENCANA
SURABAYA – DPC Indonesian National Shipowner’s Association (INSA) Surabaya meminta Pelindo III maupun Pelindo IV dan Pemerintah melalui Otoritas agar dapat memberi kebijaksanaan untuk membebaskan biaya handling kontainer atau Container Handling Charges (CHC) gratis bagi kapal-kapal pengangkut barang bantuan logistik untuk korban bencana gempa & tsunami Palu dan Donggala Sulawesi Tengah guna memperlancar upaya pelaku usaha pelayaran yang ikut serta membantu melalui pembebasan biaya sewa kontainer dari para donatur.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) INSA Surabaya, Steven Henry Lasawengan mengatakan, dalam rangka ikut mendukung upaya pemerintah mempercepat pemulihan di Sulawesi Tengah khususnya daerah yang terdampak akibat gempa dan tsunami, masyarakat pelayaran yang tergabung dalam INSA sudah banyak berbuat hingga saat ini, baik memberikan bantuan secara langsung dari masing-masing manajemen hingga membebaskan biaya sewa kontainer untuk barang-barang bantuan logistik yang hendak dikirim ke Sulawesi Tengah.
“Untuk itu, kami masyarakat pelayaran berharap ada kebijakan dari pihak Pelindo maupun Pemerintah agar biaya handling kontainer nol persen bagi kapal-kapal yang bongkar di pelabuhan yang dibawah penguasaan pelindo karena ini murni kemanusiaan dan kami tidak memungut sepersen pun daripada biaya pengiriman ke Palu dan Donggala khususnya,” ujarnya saat ditemui di ruang kerja Sekretariat DPC INSA Surabaya, Rabu (17/10/2018).
Menurut Steven, upaya kemanusiaan dari masyarakat yang didukung pihak pelayaran seharusnya Pelindo dan Pemerintah dapat mensupportnya demi kelancaran distribusi pengapalan bantuan logistik yang sangat dibutuhkan masyarakat Sulawesi Tengah khususnya bahan makanan dan minuman yang setiap saat selalu dirasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga hingga detik ini bahkan masih banyak daerah-daerah plosok yang kurang tersentuh bantuan karena faktor keterbatasan maupun birokrasi meski posko-posko ada.
“Rata-rata dari kami mengambil inisiatif untuk menyalurkan langsung ke daerah plosok setelah sebelumnya dilakukan survey setelah mendengar keluhan dari sumber yang dapat dipercaya khususnya bantuan dari masing-masing manajemen perusahaan pelayaran seperti, PT Tanto, PT Temas, PT Maratus, PT SPIL dan yang lainya bahkan tak sedikit pendistribusian bantuan itu terhalang karena akses jalan yang masih sulit dilalui tapi tetap diusakan sampai kepada masyarakat langsung,” jelasnya.
Bahkan, Steven melihat, kiprah pelayaran sangatlah besar peranannya meski kondisi pelabuhan di Palu dan Donggala masih belum sempurna akibat bencana itu, seperti kapal Meratus, lanjut Steven, beberapa hari lalu telah mengangkut bantuan pribadinya 18 kontainer berupa makanan dan minuman yang telah didistribusikan langsung dan 31 kontainer bantuan dari masyarakat Jawa Timur serta 49 bantuan dari masyarakat Jakarta, jadi hampir 100 kontainer yang murni bantuan dengan tarif kontainer free itu harusnya juga dapat dukungan.
“Ini anggota pelayaran yang menyampaikan kepada INSA namun di luar itu banyak pelayaran yang secara pribadi juga sudah berbuat yang lebih atas bantuan kemanusian serupa,” imbuhnaya.
“Selain itu, bahwa geliat perekonomian sudah mulai bangun, hal itu terbukti barang-barang niaga sudah mulai ada pengiriman dan sedikit peningkatan,” imbuh Steven.
Sementara itu, Kasi Fasilitas dan Pengawas Operasional Pelabuhan Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak, Slamet Supriyanto, MM mengaku, kami sudah pernah mengeluarkan kebijakan hal serupa kepada pelayaran PT SPIL setelah bersurat kepada kantor Otoritas Pelabuhan dan dibalas diberikan fasilitas atas pembebasan biaya handling kontainer untuk barang bantuan yang diangkut kapal KM Oriental Galaxi yang berkegiatan di terminal TPS.
“Kapal itu dua hari lalu sudah sampai di pelabuhan Palu dengan muatan bantuan 13 kontainer ukuran 20 feet. Prinsipnya bisa selama dilakukan secara bersurat,” terangnya.
Hal itu akan diberikan kebijakan atas kontainer yang digunakan untuk mengangkut barang bantuan logistik yang dimuat diatas kapal. Artinya selama dilakukan secara benar sesuai dengan maksud dan tujuannya maka akan didukung.
“Terhadap kontainer yang digunakan untuk memuat barang bantuan harus dicantumkan identitasnya dalam permohonan yang disampaikan kepada OP,” tandasnya.
Senada, Kepala Humas PT Pelindo III Cabang Tanjung Perak, Wilis Aji mengatakan, selama ini Pelindo III pernah memberikan kemudahan bagi kapal pengangkut bantuan kemanusiaan ke Lombok sedang untuk ke Palu belum pernah tapi kalau pihak pelayaran membutuhkan pelayanan khusus terkait handling kontainer bisa dilakukan dengan bersurat yang ditujukan kepada Pelindo III.
“Selama itu untuk bantuan kemanusian Pelindo III tentu akan bisa membantu apa yang menjadi harapan pelayaran dan itu khusus yang ada barang bantuannya,” katanya. (RG)