SURABAYA – Tak mau beresiko dengan pelayanan publik di pelabuhan Tanjung Perak, Otoritas Pelabuhan mengabil sikap berkoordinasi dengan pihak Pelindo III terkait pelayanan Benoa Kade Surabaya sebagai station bunker Pertamina yang sepat disegel sehingga kapal-kapal bunker tidang bisa loading meski sudah mengantongi Delivery order (DO).
Kepala Bidang Lalu lintas dan Angkutan Laut, Operasi dan Usaha Kepelabuhanan Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak, Hery Suryono mengatakan, dalam menyikapi permasalahan tersebut Otoritas Pelabuhan telah mengadakan pembicaraan dengan pihak Pelindo III untuk menjaga kelancaran operasional di pelabuhan Tanjung Perak.
“Tadi sore pak kepala OP mengadakan pembicaraan dengan pihak Pelindo III melalui CEO Jawa Timur dan disetujui sehingga sekarang pelayanan berjalan normal kembali,” ujarnya kepada titikomapost, Ahad (9/9/2018) malam.
Awalnya kebijakan itu diberlakukan untuk kapal-kapal tertentu yang meliputi kapal Pelni, ASDP, PLN dan kapal Perang, namun setelah dilakukan pembicaraan lagi oleh kepala otoritas pelabuhan, Herwanto dengan CEO Regional Jatim PT Pelindo III, Onny Djayus akhirnya di dapat kata sepakat untuk diberlakukan terhadap semua kapal tanpa kecuali.
“Setelah pak OP melobi pak CEO Pelindo terkait pelayanan ke semua kapal sama pak Onny Djayus dituruti,” jelas Hery.
Menurut Hery, masalah antara Pelindo III dengan Pertamina sendiri masih dalam pembahasan ditingkat pimpinan pusat sehingga jangan sampai berimbas kepada pelayanan publik.
“Pembicaraan tetap berjalan tapi pelayanan juga harus jalan jangan terganggu apalagi berhenti seharusnya. Apapun keputusannya urusan nanti,” tandasnya.
Sementara itu, wakil dari salah satu operator kapal PT BLS, Kusnowo menyambut senang dengan kebijakan yang diambil oleh pihak Pelindo III dengan membuka kembali benoa kade Surabaya sehingga bunker kapal bisa berjalan lancar.
“Alhamdulillah bisa kembali normal karena salah satu kapal kita KM Niki Sae kemarin terpaksa kita lego jangkarkan karena tidak dapat minyak,” akunya.
Senada, Kepala Cabang PT Pelni Surabaya, Presda Simangasing mengucap sukur atas kebijakan yang diberikan pihak Pelino III atas dibukanua benoa kade surabaya mengingat jadwal kapalnya samgat padat yang masuk di Tanjung Perak.
“Tadi Siang KM Egon telah sandar dan malam ini rencananya berangkat. Seandainya keadaan tidak berubah maka kami pilih tidak mengambil tindakan lain meski ditawarkan dengan menggunakan pengisian by tangki karena pertimbangan keamanan,” tegas Presda.
Pasalnya, Presda menilai, pengisian melalui mobil tangki disamping dilarang juga sangat beresiko bagi kapal itu sendiri.
“Kapasitas KM Egon besar tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan mobil tangki OA transportirnya tidak ada yang punya dan kalau ukuran kecil harus berapa tangki di deret untuk mengisi BBMnya, ya kapal bakalan terlambat dan ujung-ujungnya penumpang komplain,” imbuhnya.
Hery juga mengingatkan, jika harus pengisian BBM dengan menggunakan tangki, secara aturan tidak boleh karena Direktur KPLP sudah pernah mengeluarkan aturan terkait hal tersebut.
“Ya ngak bolelah pengisian dengan tangki darat, kan sudah ada aturan dari Dir KPLP,” pungkasnya. (RG) Bagian kedua